"Ya sudah, kalian bahas saja ya. Papa sama mama mau pulang. Kamu jangan nolak pemberian dari Jose, oke!"
Kata pamit dari sang paman, setelahnya, pandangannya mulai mengarah padaku. Sebuah tatapan bersalah setelah kejadian yang pernah menimpa kami semua. Tepat ketika putra sulungnya ditikam oleh lima orang berandalan.
Lalu, pamanku menjatuhkan telapak tangannya di atas pundakku sekali. "Ocha, semoga sukses selalu!"
"Oke, ayo, Ma. Kita balik duluan. Biarin Riko nanti pulang sama mereka aja." Ayah Riko mengelilingi penglihatannya mengarah bibi untuk diajak pulang.
Sekarang, hanya kami bertiga di antara orang-orang kian menipis. Mereka kembali setelah acara berlalu. Tidak ada perjamuan lainnya, melainkan pertemuan yang singkat. Riko yang masih kalut dengan pertemuannya dengan Jose.
Karena aku salah satu orang yang bisa menghibur dirinya, maka aku pun meraih ponsel pintar untuk merekam dan mengambil foto.
"Hei, lu berdua bengong aja! Mending kita on, dan berfoto."