Update ke 2 ya guys..
Si Babang Gama yang Liar balik lagi😂😂..
################
"oke.. Sekarang serius deh aku tanya, kenapa kamu tiba-tiba nangis?" tanya Gama dengan raut wajah serius sambil kembali menopang dagunya seperti posisi sebelum memeluk Desi.
"Desi gak mau jadi calon istri kak Gama" ucap Desi lugas sambil masih menatap kearah depan yang berhasil membuat Gama menegang.
Gama mengerutkan alisnya seperti sedang berfikir sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke dagu pria itu.
"hhh.. Oke kalau begitu" ucap Gama setelah menghela napas panjang.
Desi menengok cepat kearah Gama karena jawaban pria itu.
Ada perasaan perih ketika Gama dengan gampangnya menyerah untuk membujuknya menjadi calon istri seorang Gama Handoko.
Namun Desi mencoba untuk tidak memperlihatkan kesedihannya dengan mengangkat dagu angkuh kearah Gama.
"kalau begitu, bisa buka pintu mobilnya kak? Desi mau pulang"
"aku akan antar kamu dan kebetulan aku mau bertemu sama orang tuamu"
"ber..te..mu? Bu-buat apa??" tanya Desi bingung.
"untuk meminta izin pada mereka agar aku bisa menikahi kamu hari ini juga" balas Gama enteng lalu Gama bersiap memakaikan sabuk pengaman pada tubuh Desi namun pergerakannya di tahan oleh Desi dengan menekan dada Gama dengan kedua tangan halus wanita itu.
"maksud kak Gama apa?? Bukankah tadi kak Gama bilang oke? " tuntut Desi gusar.
"kamu gak mau cuma jadi calon istriku kan? Kalau begitu OKE kita menikah hari ini, itu akan buat kamu jadi istriku, bukan lagi calon istri" ucap Gama tepat didepan wajah Desi yang menatapnya dengan terkejut.
Desi mendorong dada Gama kencang agar posisi mereka jadi menjauh, namun karena tenaganya kalah kuat dengan Gama, tubuh Gama tidak bergeser sedikitpun.
Malah mata Gama yang menatapnya tajam seolah menyihir Desi agar tidak mendorongnya lagi.
Karena kesal dengan sikap Gama yang mendominasi, Desi memukul-mukul dada Gama kencang dengan kedua tangannya yang sudah terkepal.
"kenapa?? Hah??!!!kenapa mau jadiin Desi istri kakak? Kalau hanya untuk Gara, kakak gak perlu lakuin itu!! Karena Gara bukan anak Kakak!"
"kalau begitu, biarkan aku dan Gara tes DNA agar aku yakin dia bukan anakku. Walaupun aku yakin 100% kalau Gara itu pasti anakku!!" tuntut Gama dengan wajah mengeras yang membuat Desi menghentikan pukulannya dan menatap kosong dada Gama.
Tangan Desi merosot ke sisi tubuhnya masing-masing.
" Gara anakku kan, Des? Semua orang pasti bisa lihat kemiripan kami. Wajah Kami layaknya kembar beda usia, bahkan Guru Gara pun tidak ragu menyerahkan Gara padaku. Karena apa? Karena Guru Gara pun bisa melihat itu semua, Sayang!" Bisik Gama tajam tepat di telinga Desi dengan posisi memojokkan Desi sampai punggung wanita itu menempel pada pintu mobil.
" Gara buk.."
"sampai kapan kamu akan menyembunyikan kenyataan ini?"
"tapi dia buk.."
"percuma jika kamu terus bersikeras berbohong, Des. Kebohongan tidak akan selamanya bisa tertutupi"
"bukan.. Gara bukan.." ucap Desi tergugu sambil menggelengkan kepalanya frustasi.
"mata, hidung, serta bibir Gara sangat mirip denganku!! Semuanya yang ada di diri Gara sangat, sangat, sangat MIRIP denganku!!" bisik Gama semakin tajam dan semakin memojokkan Desi sampai Desi tak sanggup lagi menjawab ucapan Gama.
Desi memejamkan matanya dengan air mata yang kembali turun tanpa bisa di cegahnya lalu kembali membuka mata dan menatap Gama tajam yang dibalas Gama dengan tatapan serupa.
" kalau kamu terus bersikeras Gara bukan anakku, kita atur jadwal agar aku dan Gara bisa tes DN.."
" IYA!!! IYA!!! GARA ANAK KAMU!! DARAH DAGING KAMU!! DIA HASIL DARI HUBUNGAN TERLARANG KITA!! PUAS KAMU HAH???!!! PUAS KAN KAK SUDAH TAHU KEBENARANNYA???" teriak Desi frustasi memotong ucapan Gama tepat di wajah pria itu yang membuat Gama tertegun dan merasa senang luar biasa karena dugaannya benar jika Gara adalah darah dagingnya.
"sekarang.. Biarkan.. Biarkan aku keluar dari sini..hiks.. Please kak.. Please.. Kamu.. Kamu gak perlu nikahi aku..hanya untuk.. Bertanggung jawab.. Hiks.. Kamu ingat kan? Dulu.. Aku.. Aku bilang tidak akan meng.. Hiks.. Mengganggu hidup kamu lagi.. Gara.. Hiks.. Sepenuhnya tanggung.. Jawabku.. Kak.. Hiks.. " Desi berbicara dengan tersendat-sendat karena tangisannya.
Setelah mengucapkan itu, Desi menunduk dan menangis pilu sambil memukul dadanya sendiri.
Mata Gama berkaca-kaca mendengar ucapan Desi dan melihat kondisi kacau wanita di depannya ini.
Dandanan Desi sudah sangat berantakan, dengan maskara yang mulai luntur karena menangis berkali-kali.
"Des.."
"BUKA KUNCINYA SEKARANG!!!"
ketika Gama ingin memeluk Desi, Desi berteriak nyaring dan mendorong Gama yang tidak siap dengan serangan Desi.
Kini posisi mereka berbalik, punggung Gama yang menempel pada pintu mobil samping kemudi dengan Desi yang mengurung tubuh Gama.
Tangan Desi yang hendak menggapai tombol kunci terhenti karena Gama berhasil menahan pergelangan tangannya.
"LEPA... HHHMMMPPP...."
Dengan Gerakan cepat, Gama menarik tengkuk Desi dengan tangannya yang bebas lalu melumat bibir tebal wanita itu tanpa mempedulikan tubuh Desi yang menggeliat minta dilepas.
Gama terus mencium dan melumat bibir Desi dengan kasar memaksa lidahnya masuk ke dalam mulut wanita yang sedang meronta itu menuntut dan mengoyak seluruh bagian mulut Desi sementara Desi masih tetap menggeliatkan tubuhnya minta di lepaskan.
Tanpa Desi sadari, kini kedua pergelangan tangan wanita itu telah berada di genggaman tangan Gama dan sebelah tangan Gama memeluk erat pinggang Desi agar semakin merapat ke tubuhnya.
Ciuman yang tadinya kasar berubah jadi lembut dan memabukkan.
Gama merayu bibir tebal Desi dengan bibir tipisnya perlahan dan sesekali menggigit kecil bibir bawah Desi sampai membuat Desi yang tadinya meronta, terdiam karena terhanyut oleh ciuman manis yang diberikan Gama walaupun tanpa ada niat untuk membalas karena terlalu terkejut atas perubahan ritme yang di ciptakan seorang Gama Handoko.
Apalagi Desi tidak pernah lagi berciuman sejak lima tahun yang lalu sampai sekarang.
Dan satu-satunya Pria yang pernah menciumnya adalah Pria yang saat ini kembali mengoyak bibir tebalnya dengan lembut.
Ciuman yang memabukkan, ciuman seorang Gama Handoko.
Gama melepas ciumannya setelah beberapa menit dan menelisik wajah Desi yang masih sangat dekat dengan wajahnya.
"bibir ini masih sama rasanya..." bisik Gama parau di depan bibir Desi dengan napas terengah sama seperti napas Desi dan kembali melumat lembut bibir wanita itu.
Desi tersadar dari keterkejutannya dan kembali mencoba meronta sampai akhirnya ciuman mereka terlepas.
"KURANG AJ.."
"Kalau kamu terus bergerak seperti ini, bukan hanya ciuman yang akan kamu dapatkan. Kamu tahu? Bagian 'inti' tubuhku sudah mulai 'menegang'. Jadi tolong bekerja sama lah untuk tidak meliuk-liukkan badan seksimu itu Des.." Gama menyela teriakan Desi dan sukses membuat Desi terdiam seperti patung karena mendengar ucapan vulgar pria tampan itu.
Melihat tubuh Desi yang kaku, membuat Gama terkekeh dan tanpa aba-aba meniupkan napasnya di wajah Desi.
" Bernafas , Hon.. Aku suruh kamu diam bukan berarti kamu berhenti bernafas" ucapan Gama seketika membuat Desi mendengus kesal sambil memalingkan wajahnya kesamping.
Gama perlahan menarik Desi masuk kedalam pangkuannya setelah sebelumnya memutar tubuh Desi agar membelakanginya.
"apaan lagi ini!" berontak Desi dipangkuan Gama.
"ough.. Des.. Tolong jangan bergerak! 'milikku' sudah semakin menegang! Dan ini sangat menyiksaku! "
"makanya turunin Desi!!! Desi bisa duduk sendiri! Gak perlu pakai dipangku segala!!"
"No!! Nanti kamu akan coba buat berulah lagi! Kerjasama, Des! kecuali kalau kamu mau aku hilang kendali karena pergerakan bokong seksi mu" ucap Gama sambil menekan kedua tangannya yang berada di pinggang Desi.
"hah!!! Ternyata tingkat kemesuman kak Gama bertambah ya setelah sekian lama!" sindir Desi tajam sambil menatap Gama yang berada dibelakangnya.
"well, sudah lima tahun aku hilangkan jiwa mesumku. Salahkan diri kamu yang memancingnya kembali" bisik Gama sambil tersenyum licik.
"hhh.. Aku capek kak. Tolong deh sekarang mau kakak apa Biar aku bisa pulang? Kita daritadi bahas sesuatu yang gak penting. Dan tenagaku sudah terkuras habis karena menghadapi kak Gama" ucap Desi lirih dan membiarkan dirinya dalam pangkuan Gama tanpa memberontak kembali.
Jujur Desi amat sangat lelah menghadapi Gama yang seperti ini. Gama yang memaksanya, seolah-olah benar-benar menginginkan Desi.
Padahal Desi yakin, Gama ingin menikahinya hanya karena Gara. Karena tanggung jawabnya sebagai seorang ayah yang tak pernah di duga Gama.
Pasti Gama sangat terpukul karena kehadiran Gara. tapi mengapa bukannya marah, malah terlihat Gama senang mengetahui dia memiliki seorang putra.
Bolehkah Desi berharap jika Gama benar-benar menginginkan anaknya?
"Gak penting? Ini sangat penting, Sayang.." jawab Gama yang dibalas Desi dengan dengusan malas.
"Dan Kamu tanya mauku kan? Mauku kita menikah! " lanjut Gama santai tanpa beban.
Desi memejamkan matanya lelah sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya dengan posisi tubuh sedikit membungkuk.
"pembicaraan kita kembali berputar ke arah sini lagi? Kak.. Kakak gak perlu merasa bertanggung jawab atas Gara. Desi sudah katakan tadi. Kakak bebas menjalani hidup kak Gama. Ini semua kesalahan Desi kak, bukan kak Gama. Desi harap kak Gama buang rasa bersalah ka.. "
" bersalah? Aku Nikah sama kamu memang untuk tanggung jawab sama Gara dan.. "
" nah!!! Kakak mau tanggung jawab sama Gara? Oke.. Kakak boleh tanggung jawab. Kakak boleh ketemu sama Gara, kakak boleh ajak dia main, kakak boleh buat dia senang! Desi tidak akan menghalangi. Tapi kakak gak perlu nikah sama Desi" ucap Desi frustasi sambil menolehkan kepalanya kebelakang.
"kenapa aku gak boleh nikah sama kamu?? kamu sudah punya kekasih? Iya?? Yang tadi di kampus ajak kamu jalan itu?? " tuntut Gama dengan nada cemburu dan rahang mengeras.
Desi menghela napas panjang.
"kak.. Bisa gak turunin Desi? Desi capek kalau harus liat kebelakang terus!"
Bukannya melepaskan Desi, Gama malah semakin mengeratkan pelukannya di perut Desi yang membuat jantung Desi kebat kebit sendiri Karena perilaku Gama yang kekanakan.
"kamu jangan mengalihkan pembicaraan!!! Jawab aja pertanyaanku yang tadi!"
"dia bukan siapa-siapa Desi. Sudah puas dengan jawabannya kak Gama yang terhormat?" tanya Desi namun kali ini tidak menoleh kearah belakang karena lehernya benar-benar pegal jika harus terus menerus menjawab ucapan Gama dengan menolehkan kepalanya.
Jujur saja Posisi mereka saat ini membuat Desi tidak nyaman karena takut Gama mendengar detak jantungnya yang tak beraturan karena terlalu dekat dengan Pria itu.
"trus kenapa kamu gak mau nikah sama aku?" tanya Gama kembali kali ini dengan nada merajuk seperti anak kecil yang tidak dituruti keinginannya yang semakin membuat Desi merindukan anaknya-Gara- karena nada merajuk ayah dan anak itu sama persis.
"kak Gama usianya berapa sih? Pernikahan bukan cuma buat permainan kak! Di dalamnya harus berlandaskan cinta agar pernikahan bisa langgeng sampai akhir hayat" ucap Desi geram sambil membalikkan setengah badannya kearah Gama sehingga saat ini posisi duduk Desi menyamping.
"lalu?" tanya Gama polos yang membuat Desi tak percaya pada apa yang di dengarnya.
"cih.. Lalu??" retoris Desi sambil tertawa kesal.
"Ya.. Ya.. Lalu kita gak bisa menikah dong!" lanjut Desi kembali dengan tegas.
"kenapa? Karena kamu gak cinta sama aku? Bukankah kamu dulu menyerahkan 'mahkota' mu Karena kamu cinta sama aku, Des? Apa aku yang terlalu percaya diri? Trus buat apa kamu dulu sampai bertindak nekat, Des? Apa cuma rasa penasaran? Kamu fikir aku bahan percobaan ya untuk menuntaskan rasa penasaranmu?! "tanya Gama bertubi-tubi setengah emosi.
Wajah Desi sepenuhnya memerah karena amarah mendengar pertanyaan Gama yang seolah maha tahu tentang dirinya.
"AKU CINTA KAKAK DARI DULU SAMPAI SEKARANG!!! KAK GAMA SATU-SATUNYA PRIA YANG AKU CINTA!!! TAPI KAK GAMA YANG GAK CINTA SAMA AKU!!! MEMANG KAK GAMA FIKIR AKU SERENDAH ITU, SAMPAI BUAT AKU NEKAT NGELAKUINNYA SAMA KAKAK HANYA KARENA RASA PENASARAN? IYA? HAHAHA!!! OH IYA AKU MEMANG SERENDAH ITU!! BUKTINYA AKU NEKAT NGEGODA KAK GAMA, BOHONGI KAK GAMA SAMPAI.. SAMPAI.. hiks.. Sampai aku kehilangan.. "Desi berteriak frustasi dan lemah di akhir kalimatnya tanpa sanggup melanjutkan ucapannya karena rasa perih yang tiba-tiba datang.
Wajah ayahnya yang kecewa ketika mengetahui anak kesayangannya berbadan dua terbayang kembali di ingatan Desi membuat jantungnya serasa diremas karena harus diingatkan atas perbuatan bodohnya.
Bukan karena adanya Gara dihidup Desi yang membuat Desi menyesal, tapi perilaku bodohnya semasa remaja sehingga menghadirkan Gara di dunia ini dengan cara yang salah sehingga membuat hati sang Ayah hancur berkeping-keping.
" sssttt.... Sayang.. Honey.. Dengar.. Aku cinta kamu, Desi.. Sangat.. "bisik Gama sambil mengubur Desi kembali ke dalam pelukannya dan mengusap punggung Desi lembut.
" hiks.. Jangan bohongi perasaan kak Gama sendiri.. Hiks.. Cukup kak.. Cukup semua ini. Case close! Hiks.. Biarkan aku pergi" ucap Desi sambil mencoba kembali membebaskan dirinya.
"case close kalau kita sudah menikah, Desi!" ucap Gama tegas sambil mengurai pelukan mereka "Sekarang, dengarkan dongengku dan pasang telingamu baik-baik gadis parfum Lily ku.. SASMITA DESI NINGRUM .." bisik Gama sambil menatap mata Desi yang membelalak mendengar nama lengkapnya di panggil Gama.
Selama ini Gama tidak pernah tahu nama panjangnya.
'mungkinkah?' lirih Desi dalam hati.
Gama tersenyum misterius ke arah Desi dan mulai bercerita masa lalunya.
***************
Masa lalu apa kiranya Bebeb Gama?? 😱😱😱
Yang penasaran tunjuk tangan dong😂..
Tapi UP nya di tunggu besok ya ayang2 embeb gw😘😘😘😘...
Kalian pasti tahu kalau aku tuh kebiasaannya buruk banget.
Suka gantungin cerita 😋😋😋...
Maafkan diriku ya.. Karena kebiasaan buruk susah buat dirubah😅..
Salam sayang selalu😍😍😘😘..