アプリをダウンロード
65% Selingkuh Romantic Gay / Chapter 13: RG 13

章 13: RG 13

Angin semilir cukup dingin menerpa rambut spike-nya Nizar yang tengah kokoh berdiri. Seakan alam ikut berbicara dengan perasaannya Nizar saat ini.

"Deg!deg!deg!" Seketika Ia terdiam membisu menatap Ardi tengah duduk sedang menjilat Daging steak di bibir tipisnya.

Darahnya membeku. Karena orang yang di sukainya tengah duduk di salah satu Meja yang tidak jauh dari Nizar bersama dengan kekasih dan juga teman-temannya yang sedang duduk.

Nizar segera mengangkat bokongnya untuk mendirikan badannya.

"Mau kemana Dedek?" Ucap Dimas.

"Kebelet Pipis. Bentar ya bang, aku mau ke belakang dulu?" Ucap Nizar.

"Vi, temenin gw yuk?" Ucap Nizar.

"Boleh, gw juga sekalian mau pipis." Ucap Novi.

"Gw ikutan donk?" Ucap Apri.

"Ssst, perempuan gak boleh merokok sambil berjalan di tempat umum?" Ucap Nizar yang melihat Apri sedang duduk dengan posisi menangkringkan satu kaki kirinya ke kaki kanannya dan juga sambil mengapit sebatang rokok A-Mild Menthol di jari tangannya.

"Lu temenin bang Dimas dulu ya beib?" Ucap Novi sambil menggenggam pundaknya Apri sedikit lebih keras agar Apri tetap menemani Dimas.

"Ok deh kalo gitu. Jangan lama-lama lu pada?" Ucap Apri.

"Iya.." Ucap Novi sambil berjalan.

Nizar bersama dengan Novi berjalan santai menuju ke toilet saling beriringan. Nizar terlihat sangat kalem dan juga cool, sementara Novi berjalan menyilang terlihat sangat anggun bersama dengan Dress ketatnya.

"Kayak gitu tuh bang? Saya selalu di tinggalin. Gak di kerjaan gak dimana-mana mereka berdua suka ninggalin saya." Ucap Apri sambil merokok dan juga sambil menatap ke arah mereka berdua yang sedang berjalan santai.

Dimas tersenyum melihat kelakuan kekasihnya yang terlihat lucu di matanya. Dimas menengokkan tatapannya ke arah Apri.

"Di tempat lain maksudnya dimana Mba?" Ucap Dimas nada suara kalem dan santainya.

Apri menengokkan tatapannya ke arah Dimas.

"Gila! Abangnya Nizar macho abis, jakunnya menggelitik ke atas ke bawah. Dadanya bidang mengencang, berbulu pula dadanya, meskipun bulunya tidak terlalu lebat. Pantesan saja si Nizar betah. Sangat nyaman pula pembawaannya. Baru sadar gw." Ucap Apri sambil merokok dan terbengong dengan kedua kakinya yang sedang bertindih menghimpit kemaluannya menatap kaos polo yang Dimas pakai terbuka dua kancingnya.

"Mba?" Ucap Dimas.

"Oh iya bang Maaf." Ucap Apri terlihat gugup.

"Ada yang salah dengan pakaian saya ya mba?" Ucap Dimas sambil melihat-lihat ke pakaiannya.

"Gak koq bang. Hehe.." Ucap Apri cengengesan.

Dimas segera mengancing satu kancing kaos polo-nya yang terbuka, karena mungkin Dimas pun menyadarinya.

"Bisa perang dunia ini kalau kekasihku tahu, kalau temannya suka bulu di dadaku." Ucap Dimas di dalam hatinya sedikit lia* sambil mengancingkan kaos Polo-nya.

*****

Ke suasana Nizar dan Novi yang sedang berada di depan plang nama Toilet Restoran tersebut. Sambil berdiri mereka berdua sambil mengobrol.

"Udah beib pipisnya?" Ucap Novi.

"Gak, gw gak pipis. Cuma cuci muka aja. Biar segeran dikit beib." Ucap Nizar.

"Lu gak sekalian ke Toilet juga?" Ucap Nizar kembali.

"Gak ah beib, gw gak kebelet pipis kayak lu." Ucap Novi.

"Beib, kenapa lu tadi kelihatan mendadak panik kayak gitu?" Tanya Novi yang sangat mengerti dengan gelagat sahabatnya.

"Gw baru sadar Vi. Ada Ardi yang sedang makan disitu." Ucap Nizar.

"Dimana emangnya lu ngeliatnya bieb?" Ucap Novi.

"Di Meja Makan yang tidak jauh dari kita. Terhalang sama orang-orang yang duduk di dua meja dari kita." Ucap Nizar.

"Dia sempet ngeliat lu gak tuh?" Ucap Novi.

"Gak sih, keburu gw duluan yang ngeliat dia, disaat dia sedang menjilat Daging Steak sambil memegang garpu dan pisau. Untungnya, dia menghadap ke arah depan, bukan kearah samping ke tempat kita berempat duduk." Ucap Nizar.

"Tapi gak tahu deh gw, sebelum dia duduk disitu, dia sempet liat ke kita berempat atau tidak." Ucap Nizar kembali.

"Iya juga sih beib." Ucap Novi.

"Ah, koq gw jadi pusing gini sih? Dia kan bukan siapa-siapa gw. Huuh!!" Ucap Nizar sambil menghembuskan nafasnya.

"Lagian lu kayak gitu. Jangan di ulangi lagi loh beib? Takutnya nanti si Dimas curiga." Ucap Novi.

"Tapi tadi gw enggak terlalu kelihatan kan Vi, kalo gw sedikit panik?" Ucap Nizar.

"Gak sih, lu tetep terlihat santai dan kalem koq beib." Ucap Novi.

Dimas sedang berjalan ke arah Toilet.

"Udah pada selesai belum ke toiletnya?" Ucap Dimas.

"Udah.. Kamu mau kemana?" Ucap Nizar.

"Mau pipis juga, sama kayak kamu Dek." Ucap Dimas.

"Ya udah sana, aku tungguin disini."Ucap Nizar menunggunya di depan plang nama Toilet.

"Ok Dedek." Ucap Dimas.

Dimas segera berjalan memasuki ke dalam Toilet.

"Beib, lu duluan aja temenin si Mpok? Kasihan si Mpok sendirian disana." Ucap Nizar.

"Gak apa-apa lu sendirian?" Ucap Novi.

"Gak apa-apa, gw mau masuk ke toilet nemenin abang gw." Ucap Nizar.

"Ok deh kalo gitu, gw kesana duluan ya beib?" Ucap Novi.

"Ok.." Ucap Nizar

Novi segera berjalan menemui Apri.

"Huh!! Kenapa Ardi harus hadir di saat gw yang seperti sekarang ini?" Ucap Nizar di dalam hatinya.

Nizar segera memasuki ke Toilet menemui kekasihnya yang sedang pipis berdiri di kloset khusus berdiri. Nizar berpura-pura membasuh wajahnya kembali di wastafel.

"Krucuuuk.." Dimas membasuh tangannya di wastafel bersebelahan dengan kekasihnya yang sedang mengelap wajahnya dengan Tisyu.

Sejenak Dimas berkumur-kumur lalu melihat-lihat giginya di depan wastafel.

"Itu burung kamu mau keluar abang?" Ucap Nizar sambil mengelap wajahnya di depan cermin Toilet.

"Duh! Iya bener, burung abang masih nongol kepalanya. Kamu travelling mulu dedek matanya?" Canda Dimas sambil menaikkan resleting celana Jeans-nya.

"Untung aja aku kasih tahu. Kalau tidak, burung prekutut kamu yang ngejendol itu jadi bahan tontonan." Ucap Nizar meledek kekasihnya.

"Bisa saja kamu Dek." Ucap Dimas.

"Habis ini kita langsung balik ya Dedek?" Ucap Dimas kembali.

"Iya, tapi nganterin mereka berdua pulang dulu ya? Gak jauh koq rumahnya. Gak jauh dari tempat tinggalku yang dulu." Ucap Nizar.

"Iya Dedek." Ucap Dimas.

"Bentar-bentar, aku beresin baju kamu dulu?" Nizar segera membenahi kerah dan kancing baju Polo-nya Dimas.

"Nah, sekarang udah ganteng lagi. Ayok kita temuin mereka berdua dulu." Ucap Nizar.

"Oke.." Ucap Dimas.

Mereka berdua segera berjalan menemui kedua temannya.

"Untung Ardi sudah tidak ada." Ucap Nizar di dalam hatinya sambil berjalan ke arah kedua temannya yang sedang duduk.

"Beib, kita langsung balik ya?" Ucap Nizar sambil melirikkan matanya ke arah Meja yang barusan di duduki Ardi karena takutnya Ardi bakalan kembali.

"Bentar beib, nanggung rokok gw belum habis." Ucap Apri.

"Oh masih belum habis atau sudah 3 batang nyambung Mpok?" Ucap Nizar.

"Jangan gitu Dedek, kita tungguin dulu mba-nya." Ucap Dimas sambil mendaratkan bokongnya di kursi. Nizar bersama Novi pun turut mendaratkan bokongnya kembali di kursi.

"Ya udah iya cepetan lu Mpok. Udah terlalu malam kita disini." Ucap Nizar.

"Iya gw cepetin koq ngisepnya beib." Ucap Apri sambil menghisap nikotinnya lebih cepat.

"Good.." Ucap Nizar.


next chapter
Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C13
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン