Sudah larut, jam dinding berdetak kak kalah cepat dengan semua alat yang menakutkan di ruangan ini, Lisa terbangun dalam keadaan sakit yang melilit dan sendirian.
Fikirannya melayang kala nanti dia akan juga merasakan jauh lebih sepi dari ini, menikmati setiap hukuman yang tuhan berikan atas semua dosanya.
Jika waktunya tiba, mungkin dia hanya ingin satu kali merasakan kehadiran mereka dengan penuh canda dan bahagia, lalu saat waktunya tiba, dia tidak ingin satupun dari mereka menangis melepasnya.
Ini jam 3 pagi, hanya sunyi yang setia menemani, disela tangis tertahan yang biasanya dia lakukan, rasanya sia-sia, hanya membuang waktu dan tenaga, kenapa semua orang keras kepala, bukannya mereka harus melepaskan dirinya pergi dengan ikhlas.
"Izinkan aku sehat sekali saja untuk mereka Tuhan, lalu jika kau mau mengambilku setelahnya, silahkan"
Lisa memejamkan matanya kala rasa panas itu menghujam disekujur punggungnya, dan ngilu yang sudah meremas pinggangnya.