Hari ini sinar matahari bersinar dengan lembut, membawa kesejukan disetiap nafas, membalut menjadi satu aroma kehidupan. Di sebuah goa yang terlihat terawat, ada seorang remaja yang berusia 16 tahun, yang sedang sibuk membuat sarapan.
Tak jauh dari tempat remaja lelaki tersebut, ada seorang loli yang cantik, dengan mengenakan gaun merah dan berwajah imut. Intan dengan semangat menyemangati adi, yang kini sedang sibuk untuk membuat sarapan bagi keduannya.
Membuat telor ceplok dan juga beberapa tumis daging, lengkap dengan nasi dan juga sup, menjadi hidangan yang sangat sederhana namun menggugah selera keduannya. Tetapi jika dicermati dengan sangat baik, akan ada hal yang unik tentang porsi dari menu sarapan yang dimasak adi, ya porsi untuk satu sisi dari meja makan memiliki 5x lipat, porsi makan dari sisi yang lain.
Porsi yang banyak ini, disiapkan kusus adi untuk intan, predator kecil yang bertubuh loli, ya adi mulai memanggil intan saat makan dengan sebutan predator kecil, maklum porsi dan juga nafsu makannya mirip predator, yang mampu menelan apa saja.
Mengajak intan untuk makan bersama di atas meja, adi yang makan dengan santai, bingung melihat intan yang makan dengan begitu cepat tapi tetap bersih, ragu akan apa yang ia lihat adi bertanya ""Dimana kamu belajar makan cepat tapi ga belepotan?"" bertanya adi karena penasaran kepada intan.
[Nonton di video ka] jawab intan tanpa mengangkat kepalanya dari piring, yang kini sedang sibuk menyendok makananya.
""Videoooo... emang kamu bisa liat video?"" adi bingung dan kembali bertanya kepada intan
[Bisa kok kak] jawab intan dengan wajah polos, seakan tidak tahu apa yang membuat adi bingung dan ragu.
""Kok kamu ga bilang intan, kalo bisa nonton video? Kakak juga pengen tahu.....""
[Kakak ga nanya, dan kakak juga ga bisa nonton]
""Loh kok ga bisaaaaaa..... kamu bisa masa kakak ga bisa""
[Iyalah intan kan sistem, kalo kakak bukan, jadi ga bisa, lagian kalo kakak pengen nonton harus naklukin pulau ini dulu, baru nanti ada upgrade sistem dan kakak bisa liat]
""Ukhhhhh... kenapa harus nunggu sihhhhhh, emang ga bisa lebih cepet apa tan?""
[Ga kak, tar intan di omelin om malaikat]
""Yaudah lah kalo ga boleh, bentar lagi juga keluar dari ni pulau""
[Nahhhhhh...tuhhh tau...enakkkkkkkkk intan kenyang kak, intan mau main dulu ok] berkedip kepada adi dan menghilang.
""Ehhhhhhh jatah kamu yuci sekarang intan..."" Berteriak memanggil intan yang telah menghilang.
Tahu bahwa teriakakannya percuma, adi hanya menghela nafas dan menyelesaikan sarapan untuk kemudian mencuci piring, malangnya ngasuh loli.
Setelah membereskan semua peralatan makan, mandi dan bersiap untuk menjelajah gunung yang akan menjadi tujuan adi dan Setelah semua persiapan dilakukan.
Adi segera bersiap untuk mendaki gunung, tak lupa memberikan perlindungan pada goa tempat ia menetap sementara, adi kemudian melangkahkan kakinya dengan semangat menuju ke gunung.
Berjalan menyusuri jalan yang penuh dengan hutan yang rimbun selama 1 jam, akhirnya adi sampai di lereng gunung tempat rajawali berkuasa, memandang ke arah sekitar lereng yang didominasi oleh hutan pinus, adi sedikit menganggukan kepalanya, bahwa medan tidak begitu sulit.
Tetapi setelah melihat ke atas, adi sedikit mengerutkan dahinya karena pada bagian tengah dan atas dari gunung, hanya ada semak-semak dan beberapa pohon yang tumbuh, sehingga menyulitkannya untuk mendekati target burung rajawali.
Sambil memikirkan, cara apa yang baik untuk naik ke gunung tanpa harus di ketahui oleh burung rajawali, adi sedikit berpikir, sampai ia menggaruk kakiknya yang digigit semut besar, adi mulai merasa ada hal yang baik yang dia pikirkan.
Mengamati laju dari semut itu, dan melihat bahwa semut yang telah menggigitnya telah masuk kedalam sarang di bawah tanah, adi tahu dia telah menemukan jawabannya, ya dia akan mengintai lewat dalam tanah.
Karena skill sihir tanahnya sudah level mahir, jadi dia bisa membuat dirinya masuk ke dalam tanah dan bernafas di dalamnya, meski membutuhkan mana yang lebih, tapi dari segi pendekatan dan keberasilan itu jauh lebih baik. Jadi adi tidak ragu merumuskan rencana itu.
Beristirahat sementara sambil memulihkan tenaganya, adi mulai mempersiapkan senjata sihir pedangnya, menyarungkannya di samping pinggangnya, adi mulai mengeluarkan mana dalam dirinya untuk menutupi sekujur tubuhnya.
Setelah selesai, adi mulai membuat lubang di tanah menggunakan sihir tanahnya, dengan kedalaman yang dangkal berkisar 2-3 M adi bergerak di dalam tanah, mendaki ke atas arah gunung, sambil menghitung jarak yang akan dia tempuh.
Setelah 20 menit, menerobos di dalam tanah, tepat di sebuah balik semak-semak rendah yang ada di sekitar puncak gunung, muncul sosok kepala hitam yang sedang mengamati lingkungan sekitar.
Dengan perlahan, seluruh kepala itu keluar dari tanah, dan muncullah sosok kepala adi, yang sedang mengamati arah di depannya, apa yang dilihat adi dari balik semak-semak adalah sebuah sarang yang sangat besar untuk sarang burung. Dengan diameter mencapai puluhan meter, adi melihat ada sosok burung besar rajawali, dengan bulu coklat yang mengkilap dan kepala yang tangguh, dengan paruh burung yang tajam, terlihat memejamkan mata, menikmati berjemur di bawah sinar matahari.
Mencermati di sekitar burung rajawali, adi melihat tumpukan tulang belulang yang menyebar dengan sangat banyak, di sekitar sarang, tahu bahwa jika dia harus mendekati sarang, akan mudah di deteksi oleh burung rajawali.
Memikirkan dengan tepat, adi mulai menyusun rencana, yang hanya bisa menyerang dari jarak jauh, karena dari dekat dia kurang ideal untuk malakukan pertarungan, terlebih lagi burung rajawali ini bisa terbang dan itu adalah keunggulannya, jadi untuk memenangkan pertarungan dia harus membuat rajawali tetap di tanah, dan tidak terbang, demi memudahkannya untuk mengalahkannya.
Berpikir selama beberapa saat akhirnya, adi menemukan sebuah rencana yang dia anggap layak, menyelam kembali ke dalam tanah, adi memanggil intan ynag kini tidak diketahui keberadaanya, setelah memanggil beberapa kali, intan muncul [Kakak, ada apa, manggil intan? Ehhhh...kok kita ada di dalam tanah ka?] bingung melihat kondisi lingkungan sekitar.
""iya kecilkan suara kamu intan, sekarang kita ada di puncak gunung, dan hanya berjarak beberapa puluh meter dari sarang rajawali, untuk tidak membuat rajawali sadar keberadaan kita, kakak memilih di dalam tanah""
[Ohhhh.. gitu.....terus kakak mau intan lakuin apa?]
Mengeluarkan buah berduri dan berbau harum dari dalam ruang dimensinya adi berkata kepada intan ""Tugas kamu, tolong lemparkan buah ini ke dekat sarang burung rajawali, tetapi kamu harus ingat jangan terlihat oleh burung rajawali, nanti hilangkan tubuh kamu ok""
[Itu doang kak..... ok kalo gitu, terus kapan intan taruh buah ini?] berkata sambil mencium aroma buah yang sangat menyengat
""Sebentar biar kakak liat dulu kondisi sekitar ok"" berkata sambil kembali ke atas permukaan tanah untuk melihat lokasi, tetapi kali ini hanya separuh kepala yang muncul
Setelah melihat situasi dan dirasa sudah waktunya, adi berbisik kepada intan untuk memulai rencannya, ""Ok intan kamu sekarang bisa lakuin"" berkata ke kepada intan yang telah membuat badannya tidak terlihat.
Setelah beberapa saat, adi melihat sebuah buah yang di letakan di belakang dari burung rajawali, dan sesaat kemudian, sosok intan sudah kembali disisi adi.
[Selanjutnya apa ka?] tanya intan kembali, "tunggu disini beberapa saat intan ya, sekitar 30 -1 jam lah", berkata sambil kembali ke dalam tanah.
Setelah menunggu hampir satu jam di dalam tanah, dengan sedikit bosan, akhirnya adi keluar dari dalam tanan, untuk mengecek burung rajawali. Dan tak lama saat dirinya keluar dari dalam tanah. Adi melihat burung rajawali yang sedang tersedak dengan sesuatu di lehernya dan susah untuk bernafas.
Dan tak jauh dari sosok rajawali yang tersedak, adi melihat buah yang telah terbuka dan terlihat hanya menyisahkan kulitnya yang tajam, berserakan disekitarnnya, menyaksikan bahwa rajawali itu semakin susah bernafas dan tak lama kemudian, mulai jatuh dan lemas karena sesak nafas. Adi tersenyum sangat senang, karena rencananya murah dan efektif.
Tentu dia berani melakukan rencana ini, karena atas dasar scan yang telah intan lakukan, menyadari bahwa mereka memiliki iq yang kurang, jadi itu lebih memudahkan adi dalam mengalakhan mereka dengan sebuah rencana sederaha yang efektif.
Sesaat kemudian terdengar suara ""Booommmmmm"" dan getaran dapat adi rasakan dari posisinya, melihat rajawali yang mencoba terbang tetapi gagal dan terjatuh kembali ke sarangnya.
Tahu bahwa kini adi telah berhasil, adi mulai mendekati burung rajawali itu, sambil menggengam senjata sihirnya, mendekati sampai jarak 3M, adi yang masih merasa harus waspada, segera menyerang leher burung rajawali menggunakan pedang sihirnya dari jark 3 M.
Melihat tebasan yang sangat tajam dengan aura biru yang panas, adi tahu pasti leher rajawali akan putus, dan benar saja saat tebasan itu mengenai leher rajawali, seketika itu juga kepalannya terpisah dari leher rajawali.
Senang melihat usahanya berhasil, adi mendekati burung rajawali, sambil mendesah, sayang sekali burung yang perkasa ini harus mati, dengan cara tersedak biji buah durian ckckck, adi hanya menggelengkan kepala karena kebodohan monster ini.
Tapi di lain sisi dia juga senang, karena melihat begitu banyak tulang belulang disekitar sini, adi tahu rajawali ini juga berdarah dingin karena rata- rata tulang belulang disini , memiliki leher yang patah atau tulang rusuk yang banyak hancur dan patah.
Itu membuktikan betapa kejamnya rajawali ini saat berburu mangsanya. Setelah memilih buli, paruh, dan juga cakar, adi mengambil beberapa bagian daging dari burung, yaitu di bagian paha, setelah membersihkan dan menyimpan di dalam ruang dimensinya, adi bertanya kepada intan tentang poinnya
""Intan, dapet poin berapa ngalahin rajawali ini?"" bertanya adi sambil beristirahat sehabis membersihkan mayat rajawali
[Kakak, burung rajawali ini memiliki poin 10.000 dan selamat kakak mendapat hadiah dari sistem]
""Wahhhhh... gede juga ya poinnya, dan ada hadiah, tunjukin intan sekarang"""berkata adi dengan semangat
[Ok kak, sebentar..... hadiah sudah dikirim di ruang dimensi kakak] berkata intan sambil tersenyum aneh.
""Ok kita lihat hadiah apa yang kakak, terima"" membuka ruang dimensinya dan melihat hadiah yang ada didalamnya.
Saat adi melihat hadiah yang diberikan sistem, adi sedikit mengerutkan jidatnya, karena hadiah yang ia dapatkan adalah sebuah peta, dan itu hanya berupa potongan.
""Intan, kamu gasalah nih, ngasih peta saya separuh?"" adi berkata ragu keapada intan
[Kakak ga salah, itu emang peta hadiahnya, dan kenapa separuh karena ada 4 bagian, dan itu bisa menjadi lengkap setelah kakak mengalahkan semua raja monster di pulau ini] berkata intan kepada adi sambil menjelaskan dengan tersenyum.
""Ukhhhh...sistem medit dasar... ngasih cuma separoh, mending kalo bener petanya, kalo cuma keisingan kamu, ahhhh males kakak""
[Tenang kak, itu bener-bener peta harta karun, intan jamin kakak bakalan senang saat menemukannya]
""Serius kamu?""
[Serius ka....udah tenang aja, nah karena disini udah kelar jadi ayo kita balik ke goa, intan dah laper nih saatnya makan siang] berkata dengan ceria meninggalkan adi dibelakang berjalan menuruni gunung.
"Kamu dong Intan sekali-kali masak, jangan kakak melulu dong...."" berlari mengejar intan sambil mengeluh.
Ya, pertarungan yang awalnya akan menjadi sengit, menjadi mudah dengan sebuah rencana yang didasari oleh buah durian, kenapa adi memiliki rencana tersebut, karena adi tahu buah tersebut tidak akan pernah di tolak oleh para monster.
Ini terbukti dari pertarungan sengit yang terjadi antar dua raksasa harimau yang memperebutkan buah tersebut, meski adi tidak tahu efek apa yang dibawanya, tapi melihat burung rajawali, tentu adi tahu rajawali inipun tidak akan menolak, dan melihat leher rajawali dan juga memahami cara rata-rata burung yang makan menggunakan paruh, jika daging akan dicabik, tetapi buah durian tentu tidak bisa, dia hanya akan bisa menelan.dan melihat leher burung rajawali yang pendek adi tahu dengan jumlah buah yang berisi lumayan, pasti raja wali itu akan langsung menelan, memikirkan ukuran dari biji yang besar adi berharap pasti burung itu akan tersedak setelah makan banyak biji durian.
Meski itu hanya bertaruh dan adi telah merencanakan rencana cadangan, tetapi taruhannya berhasil dan rajawali mati lemas tersedak biji durian.