アプリをダウンロード
98.93% RE: Creator God / Chapter 373: CH.373 Family

章 373: CH.373 Family

Karena saking banyak yang diceritakan oleh Shouko, akan terlalu panjang menjabarkannya satu per satu, skenario demi skenario.

Maka akan kusimpulkan saja bagian penting-pentingnya menjadi beberapa kalimat yang sudah menjelaskannya semuanya dengan simpel.

Setelah persiapan yang begitu banyak selama beberapa puluh tahun, akhirnya mereka muncul ke muka publik lagi dan memberi tahu kabar ini.

Tentu saja tidak mendadak, mereka memberi tahu itu kurang lebih satu setengah tahun sebelum kejadian meteor itu jatuh. Dengan begitu, persiapannya jadi cukup.

Namun yang tidak terduga karena mereka bukan ahli dalam bidang itu, adalah pergeseran lempeng dan gempa yang besar yang tiba-tiba.

Untung saja bunker yang diciptakan mampu menahan getaran sebesar itu. Bahan yang dipakai juga bukan bahan standar, tetapi benar-benar kelas atas.

Berdasarkan cerita Shouko, itu bisa saja besi admantium yang punya ketahanan kuat, tetapi besi yang ringan, jadi tidak memberikan beban yang berlebihan ketika ada benturan.

Tentu, setelah semuanya mereda, baru mereka kembali ke permukaan dan akhirnya memulai pembangunan kembali atas Terra, setelah kurang lebih 3.5 tahun.

"Semua itu terjadi selama ini. Aku cukup khawatir sejujurnya akan banyak hal, tetapi sekarang bertemu dengan papa dan mama membuatku tenang."

"Yang lebih diuntungkan lagi kalian bisa bertahan sampai sekarang. Dan juga lagi, untung tidak seperti zaman dulu yang kembali ke zaman es."

"Itu juga suatu hal yang patut disyukuri. Persediaan kami hanya cukup untuk kurang lebih lima tahun, jadi kalau sampai kembali ke zaman es, maka kami tidak mampu bertahan."

Entah bagaimana mereka bisa bertahan sampai sebegitu rupa, tetapi cukup untuk kembali ke masa sengsara. Sekarang semuanya telah berlalu dan akhirnya kembali normal.

Yang perlu dilakukan saat ini hanyalah pemulihan Terra perlahan-lahan. Heresia juga rusak, tetapi populasi mereka lebih banyak dari yang di sini.

Jadi tenaga kerja untuk restorasi Terra lebih sedikit dan tidak semua orang yang tertinggal hidup dan punya kemampuan untuk kerja keras.

Mayoritas orang yang tertinggal menurut ucapan Shouko adalah manula yang sudah terikat erat dengan Terra dan tidak ingin meninggalkan tanah kelahirannya.

"Ya sudahlah, sekarang semuanya sudah berakhir. Tidak perlu bersedih lagi. Juga papa dan mama sudah kembali, jadi kita bisa bersatu lagi."

"Benar, itu hal bonus buat kami. Kalau—tunggu, kelihatannya yang lain sudah pulang deh."

"Oh? Perlukah kita sambut? Atau kita buat kejutan? Mereka masih belum tahu kan kita di sini dan sudah kembali?"

"Belum sih. Terserah papa dan mama saja. Lagipula yang kembali kelihatannya hanya beberapa dari semuanya."

Hmm... tidak apa sih kalau membuat kejutan. Tidak harus besar-besar, hanya dengan duduk di sini dan akhirnya mereka melihat kami, nanti juga terkejut sendiri.

Kiera yang mengerti maksud dari tatapanku untuk memastikan juga mengangguk tanda mengkonfirmasi bahwa dia setuju. Eh... sebenarnya dia bisa membaca pikiranku sih.

Apa pun itu, Shouko sudah pergi untuk menyambut mereka. Kurasa tanda Shouko bisa menyadari kedatangan mereka itu karena CCTV yang punya sensor thermal.

Semacam seperti itu mudah dibuat, untuk standar diriku atau anak-anakku yang jenius. Kalau orang biasa… bisa sih, tetapi kurasa mereka akan sedikit kesulitan.

Yah lupakan soal itu, kita sekarang fokus saja kepada kepulangan yang lain. Dan juga, aku baru sadar betapa minimnya yang lain, selain aku dan Kiera berbincang dengan Shouko.

"Yah, itu kenapa kita pulang agak terlambat soalnya—ah… kalian… papa? Mama?"

"Oh lihat siapa yang datang, siapa kalau bukan Migusa."

Keheningan seketika menimpa ruangan ini selama beberapa saat, sebelum akhirnya air mata Migusa mengalir perlahan-lahan menuju pipinya yang kemerah-merahan itu.

Tentu saja dia langsung berlari mendapati kami dan memeluk benar-benar erat seolah dia tidak akan membiarkan kami kemana-mana pun.

Shouko yang sudah mengalami ini memberikan waktu kepada kakaknya untuk bisa menikmati reunian ini setelah sekian lama.

Belum selesai Migusa menangis, tiba-tiba saja Furisu dan Kyosei datang tanpa sepengetahuanku juga. Tentu saja, mereka jatuh ke dalam pelukanku dan Kiera.

Karena tiga anak kami yang memeluk sekaligus, tentu saja waktu yang dihabiskan semakin banyak. Walau seusai menangis dan sudah tenang, kedua anak kembar perempuan kami masih saja memeluk erat walau anak cucu mereka ada di sini.

Beberapa anak mereka yang pernah melihatku ketika aku masih hidup juga ikut memeluk aku walau mereka tidak mengenal Kiera yang sudah meninggal di usia yang masih muda.

Bahkan keluarga Shin dan Jurai juga mengetahui reunian ini memberikan waktu kepada kami dan akhirnya berbincang terlebih dahulu dengan Kyosei dan Shouko.

Ciri khas anak lelaki tentu, walau rindu, tetapi mereka bisa mengendalikan diri mereka dibanding anak perempuan yang menggunakan perasaan terlebih dari logika.

"Tenang saja, papa dan mama tidak akan kemana pun kok. Kita punya banyak waktu untuk menikmati waktu bersama seperti dulu."

"Benar, mama akan ada bersama kalian. Lihat, mama ada di sini bukan dan kalian bisa merasakan mama sepenuhnya?"

"Ya… tapi kami tetap mau memeluk papa dan mama lebih lama… boleh kan?"

"Baiklah…."

Benar-benar dampak dari kematian kami berdua memberikan tamparan besar kepada anak kembar perempuan kami.

Itu sudah terpikirkan sih, tetapi kurasa setelah kematian Kiera yang dulu, mereka berusaha menahan diri untuk menangis agar mengurangi beban padaku.

Tentu, setelah anak-anakku akhirnya kehilangan kedua orang tuanya, mereka tidak bisa menahan perasaan kesepian terlebih lagi ikatan yang sudah terbentuk sangat kuat walau singkat.

Bukti itu terlihat sangat jelas dengan sikap yang benar-benar merindukan kami tanpa menahan diri sama sekali dan mempertanyakan apa pun.

Ujung-ujungnya kami harus membuat mereka sampai bisa benar-benar terlepas setelah kurang lebih setengah jam. Cukup waktu yang lama bahkan dibandingkan menenangkan Feliha.

Ah… benar juga, aku belum memberi tahu anak-anakku soal keberadaan Feliha juga Ais. Kurasa ini saatnya mengumpulkan semuanya dan membahasnya.

"Hmm? Sudah selesai kah saling peluknya?"

"Ya, kumpulkan yang lain, papa akan memberi tahu beberapa hal yang terjadi selama ini."

"Baiklah, akan kupanggilkan, tunggu sebentar."

Sebelumnya sudah kuberi tahu bukan, kalau yang lain menyingkir agar tidak menganggu suasana yang sendang terhadu. Karena itu mereka pergi ke ruangan lain walau tidak jauh, kurasa.

Selang beberapa waktu akhirnya mereka kembali, tentu juga bersama Feliha dan Ais. Entah apakah Kyosei dan Shouko sudah tahu tentang mereka.

Maka dari itu biarlah kujelaskan dengan jelas apa yang terjadi sebenarnya kepadaku dan rentetan cerita yang aku alami, mulai dari sini, Demonirya, kembali ke Terra, Kimino, Logiate, dan Heresia.

Benar-benar dalam waktu beberapa menit ini, mereka fokus, terlalu fokus mendengarkanku sampai tidak ada yang membalas selain benar-benar bingung.

Beberapa yang sudah terlalu lama dan tidak bisa Kiera baca memorinya, juga membuatnya sedikit terkejut. Jadi buatku itu adalah hal baru bahwa dia tidak bisa membaca memori yang terlalu lama.

"Jadi begitulah... oh ya biarkan aku menjelaskan dua anak ini, yang besar namanya Feliha, dan masih digendongan mama kalian itu Ais."

"Eh? Benar juga, sedari tadi aku melihat mereka, tetapi siapa? Kalau yang dari keluarga paman Shin dan paman Jurai serta istrinya aku sudah tahu."

"Mereka bisa dibilang yang satunya adalah cucu buyut... 10 generasi di bawah kalian? Entahlah kurang pasti, dan yang Ais adalah adik bungsu kalian."

"EHHHHH!?"

Sebegitu mengejutkannya kah? Seharusnya mereka tahu bukan bahwa sebagian dari keturunan mereka memisahkan diri dan pergi menuju Heresia atau Logiate? Atau tidak malahan?

Hmm... tidak, kupikir yang lebih mengejutkan mereka adalah keberadaan Ais. Tentu saja, siapa yang tidak akan terkejut kalau akan mempunyai adik setelah kurang lebih 300 tahun.

Karena kami dewa, 'common sense' atau kesadaran hal normal manusia pada khalayak umum tidak akan dapat dipakai lagi, walau sebagian masih bisa sih.

Menjadi dewa bukan berarti mengubah segala. Lagipula dewa yang kumaksud ini bukan yang menguasai manusia dan lain sebagainya, tetapi bentuk dari perwujudan 'kekuatan'.

Dengan mempunyai kemampuan dewa, maka kekuatanmu meningkat drastis dan beberapa aspek dalam hidupmu mulai melenceng karena sekarang tak terikat hukum itu lagi.

"Terkejut ya? Mama juga tidak akan terpikirkan melahirkan anak lagi setelah hidup kembali. Ya itu juga karena papa kalian membangkitkan mama di masa muda mama."

"Hei, aku juga menyeimbangkannya dengan memakai wujud di masa muda. Ingat bahwa ini bukan tubuhku kan?"

"Iya iya, dasar. Tuh, lihat, anak-anak masih kebingungan totalitas, makanya harusnya aku yang jelasin bukan papa."

Memang ada yang salah dalam penyampaian informasi kejadian ini kepada mereka? Bukankah itu memang fakta?

Lagipula kalau menjelaskan berbelit-belit hanya akan membuang waktu. Jadi begitulah, aku langsung menjelaskan ke intinya.

Walau memang sih, dari tidak ada apa-apa, tiba-tiba diberi tahu sesuatu yang super mengejutkan, terlebih lagi di luar akal normal pula.

Sebenarnya jikalau Shin atau Jurai ingin anak lagi, seharusnya bisa sih, tetapi karena mereka sudah mengalami hidup selama ratusan tahun, itu tak terpikirkan lagi.

Oh benar juga, aku lupa memberi tahu. Kalau menjadi dewa, maka wujud tubuhmu tidak akan lebih menua dari wujud umur 30 sampai 35an.

Memang dalam wujud yang masih agak muda, tetapi juga sudah dewasa. Ya entah ini peraturan dari mana, tetapi super menguntungkan.

Usia organ tubuhnya juga akan tetap pada titik segitu, malahan lebih muda dan sangat sehat. Persetase terkena penyakit juga mengurang dratis, kecuali memang penyakit dalam sihir.

"Hebat... ternyata papa dan mama masih memikirkan untuk punya anak lagi walau setelah sekian lama."

"Hei, papa kan baru bertemu mama beberapa tahun yang lalu lagi setelah sekian hal yang terjadi. Bukan kah papa sudah bilang bahwa ada banyak hal yang terjadi?"

"Benar juga sih... ya sudahlah, itu keputusan papa dan mama juga. Kalau begitu salam kenal kalian Feliha dan Ais. Anggap saja kita kakak kalian."

"Un!! Baiklah! Memang, papa memberi tahu bahwa kami mempunyai empat kakak lagi, walau itu untuk Ais, bagiku kalian seharusnya kakek dan nenek moyang, tetapi baiklah. Akan kupanggil kakak ya!?"


next chapter
Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C373
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン