アプリをダウンロード
91.51% RE: Creator God / Chapter 345: CH.345 Berdampingan

章 345: CH.345 Berdampingan

Wah, wah, hebat sekali hidup ini, masalah ini, badjingan yang satu itu, dan monster-monster sialan di hadapanku ini.

Bahkan di saat aku harus menghadapi masalah soal kekacauan kanibalisme, kemunculan portal kelas atas tiba-tiba mengejutkanku.

Yang satu belum selesai, yang lain juga ikut muncul. Benar-benar tidak ada yang dilepaskan olehnya tentangku, Kuroshin memanglah badjingan alami.

Jika seseorang penjahat misalnya pencuri berbuat sesuatu, setidaknya aku masih bisa menemukan itu adalah alasan di balik kepepet untuk bertahan hidup.

Namun ada juga lainnya, pembunuh contohnya. Kau bisa menemukan apa yang baik dari pembunuh? Tidak ada, dia itu seorang psikopat atau pembalas dendam.

Lalu Kuroshin itu seperti apa? Klasifikasi penjahat macam apa? Tidak bisa dipungkiri lagi, dia adalah seorang pembunuh.

"Hah~ sumpah, aku lelah. Yang satu belum selesai, muncul yang lain. Dan tidak ada jarak bahkan tiga hari dari masalah lain lagi muncul."

"Kuroshin seolah-olah mengerjai kita karena kita muncul di kayangan dan kabur darinya."

"Jadi menurutmu ini caranya menunjukkan bahwa kita tidak bisa kabur dari dirinya?"

Ya, Kuroshin memang berniat mencamkan hal itu pada kami. Benar-benar tidak ada yang bisa kita lakukan selain menghabisinya memang.

Namun siapa pun tahu, kalian pun tahu, bahwa mengalahkan Kuroshin bukan masalah sepele. Kekuatannya itu sudah menumpuk selama jutaan tahun, dan aku tidak tahu seberapa besar.

Mungkin apa yang pernah ditunjukkannya itu adalah satu persen bahkan di bawah itu dari keseluruhan kemampuannya? Entahlah, tetapi itu bukan kabar baik.

Karena kau tahu, satu persen itu saja sudah ancaman bagiku, apalagi bagi orang-orang lain yang tidak memiliki ketahanan sebesar diriku.

"Tidak, kau tahu dia itu seolah-olah tahu apa yang kita bicarakan dan mungkin apa yang kita pikirkan."

"Bahkan membuat rencana apa pun, pada akhirnya akan ditangani dirinya? Kalau begitu, bukankah seharusnya kita sudah dikalahkannya dari lama karena rencana kita diketahui?"

"Kurasa dia sekarang masih ada di mode 'main-main'. Tak pernah kulihat dia menghilangkan senyum dari wajahnya seolah tidak pernah serius."

Mungkin aku tidak bisa memahami perasaan Kiera, tetapi kalau soal Kuroshin, motifnya terlihat dengan jelas hanya dengan sekali melihat keadaan dan mukanya.

Bisa dibilang dia orang yang mudah ditebak, tetapi di saat yang bersamaan, dia juga sama sepertiku. Mampu beradaptasi dengan beberapa topeng yang berbeda.

Bahkan jangan harap menemukan mana dirinya yang asli, karena kau tak akan mampu bisa mengetahui perbedaan setiap topengnya terlebih dahulu.

Kepribadiannya memang mengesalkan, sifat dasarnya juga sama sekali membuatku muak. Kurasa sifatku yang seperti ini juga karena ulah dan turunannya.

Namun pastikan satu hal, tak akan aku menjadi Kuroshin kedua. Jalan hidupku mengikuti jalan hidup mama yang tenang dan mengalir halus seperti sungai.

"Itu buruk. Sekarang ini, semua yang sudah kita hadapi saja sudah termasuk dalam skala 'hardcore' mungkin 'Hell'. Entah apa yang terjadi kalau dia serius, 'Death' mungkin?"

"Jangankan kematian, bahkan 'mental broken' juga bisa. Kematian terlalu simpel untuk dalam skalanya. Dia tidak pernah membiarkanku mati tenang."

"Benar juga. Semuanya saja, tidak ada yang benar dan baik darinya."

"Sejak dulu Shin, sejak dulu."

Sudahlah, semakin membahas Kuroshin, otakku semakin berat dan terasa sakit saja. Lebih baik selesaikan semua ini, dan aku akan cari cara untuk bisa menghalau semua ini.

Karena kau tahu, sihirku yang kubuat saja bisa diketahui bagaimana ditangkalnya. Benar-benar tidak ada cara yang efektif untuk melawannya.

Coba saja kalian pikir bagaimana membunuh atau setidaknya mengalahkan Kuroshin sampai dia tidak berdaya. Kalau ketemu, beri tahu aku, biar aku nilai ide jenius kalian.

Lagipula entah apa yang diinginkan sang pencipta, dia membuat lawanku, seorang antagonis, villain terjahat sebegitu kuatnya.

Latihan? Seperti di cerita-cerita fiksi lainnya untuk melawan mastermindnya? Tidak, itu tidak bisa dilakukan di sini.

Bukannya tidak mau, tetapi itu tidak berguna. Di sini semuanya punya batasan, dan kekuatan dari cheat, itu tidak berlaku.

Dibanding aku memiliki cheat, lebih-lebih Kuroshin lah yang sebenarnya memilikinya. Makanya kekuatannya tidak tahu diri seperti itu.

"Lelah sekali hanya membahas nama dan isi orang itu."

"Makanya tadi kusuruh berhenti saja. Sudahlah, aku ingin pergi menjadi monster. Ini juga melatih kekuatanku dan meningkatkan kapasitasku sebisa mungkin."

"Kekuatan dewa?"

"Apalagi."

Kekuatan manusia biasa mungkin memiliki kapasitas, dan itu di bawah level paling rendah kekuatan dewa. Jadi dalam konotasi ini, manusia tidak mampu mengalahkan dewa.

Memang manusia punya batasan, tetapi tidak dengan kekuatan dewa. Makanya, selama jutaan tahun ini, kujamin kekuatan Kuroshin akan terus bertambah kuat.

Susahnya di situ, perbedaan pengalaman dan kecepatan pertambahan kekuatan yang menjadi ketidakuntungan bagiku dan yang lain.

Aku saja baru hidup selama puluhan ribu tahun, tetapi dia sudah jutaan tahun. Perbedaan itu begitu signifikan walau kau tidak perlu memfokuskan untuk membedakan.

"Kalian semua itu monster-monster yang dikerahkan Kuroshin untuk mengacaukan diriku bukan? Maka sekarang makan ganjarannya?"

Kali ini aku sendiri, dan menonaktifkan komunikasi dengan yang lain selama lima belas menit setidaknya. Untuk memulai ini, aku menarik sebilah pedang kesukaanku, Etaribun.

Satu-satunya hadiah yang kudapati dari mama dan seharusnya milik Kioku. Hanya saja, karena kami satu, artinya ini milikku juga. Anehnya ini cocok di tanganku walau ini untuk perempuan.

Tidak seperti biasa seorang Swordman memang sebilah pedang, aku membaliknya seperti seorang Assassin membawa pisau atau pedang pendek.

Sekarang bukan seorang Swordman lagi aku ini, tetapi seorang Blade Dancer. Kalian harusnya tahu istilah itu, toh Shin yang menobatkannya padaku.

"Mulai dari dirimu. Monster kelas evolusi sembilan ya? Dulu ini sulit, tetapi kau lawan yang mudah walau jumlahmu mengerikan."

Memang masih sulit karena kelas evolusi sembilan terkenal dengan kekerasan kulitnya. Bahkan sebenarnya kelas evolusi itu tidak mengharuskan untuk memiliki 'traits' yang sama.

Ada monster di kelas evolusi sebelas misalnya yang mengandalkan kekuatan dan kecepatan, tetapi seolah-olah meniadakan pertahanannya, jadi seolah memotong mentega.

Pada akhirnya orang membeli monster berdasarkan kelas evolusi dan 'traits'nya. Karena keperluaan setiap pengolah dan pengrajin itu berbeda.

Misal kulit monster kelas evolusi sembilan bisa dijadikan armor beberapa lapis untuk menghindari serangan berat dari monster berdasarkan kekuatan.

Semuanya perlu perhitungan dan rencana. Itu kenapa semua rencana diserahkan padaku untuk mengdapatkan hasil yang terbaik.

"Kulitmu memang keras, tetapi bahkan ada padamu yang memiliki titik lembut."

Pada dasarnya monster adalah hewan yang berevolusi. Sama seperti hewan, semisal kura-kura. Cangkangnya memang kuat, tetapi bagian bawah tubuhnya cukup lunak.

Juga ditambah lagi, bagian sela-sela antara cangkang keras atas dan cangkang lunak bawah, itu adalah bagian yang mudah disusupi oleh pedang tipis seperti katana.

Semua ini kuketahui karena pengetahuanku yang luas, ditambah lagi pengalaman bertarung selama ini. Dua hal ini kunci utama mendapatkan kemenangan.

"Cih, kurasa ini bukan seperti biasanya. Karena kau pernah jadi kanibal, jangan-jangan kau jadi agresif seperti ini di saat kejadian yang sebelumnya masih berjalan?"

Monster-monster ini masih sama penampilan dan kuatnya, tetapi entah kenapa mudah terpancing emosi dan tidak sabaran.

Agresifnya terlalu berlebihan menyebabkan semua serangannya selalu difokuskan. Salah sedikit saja, aku mungkin mendapatkan dampak serangan yang berarti.

Ngomong-ngomong, walau memang aku kuat, memiliki kekuatan dewa, tetapi bukan berarti aku tidak mungkin kena serangan.

Beberapa kali aku gagal menghindari serangan cepat dari musuh, tetapi aku mampu menahannya untuk tidak menciptakan kerusakan yang teramat besar padaku.

Pengalaman bertarungku selama ini berguna untuk yang seperti ini, kemampuan adaptasiku juga tidak perlu dipertanyakan.

Satu lagi, kewaspadaan itu penting. Makanya setiap kali terjadi sesuatu atau setidaknya sesaat sebelumnya, pasti perasaanku menjadi gelisah dan gundah.

"Merepotkan saja. Untung ini adalah lapangan terbuka, aku mampu mengerahkan sihirku tanpa memikirkan apa pun di sekitarku."

Tempat portal terbuka kali ini adalah di atas gunung yang di satu daerah yang sebenarnya dibuka untuk menjadi lahan perkebunan.

Namun untuk suatu alasan, aku memberi kompensasi kepada pemilik lahan ini sebesar yaaa, ratusan juta Vousx pokoknya.

Sihir pertama tidak usah sesuatu yang terlalu berlebihan, yang dicari bukan gayanya, tetapi fungsi dan hasil akhirnya. Pada dasarnya sihir dan teknologi punya latar belakang yang sama.

Benar bukan? Sihir ada untuk mempermudah pekerjaan, begitu juga dengan teknologi. Namun ya begitu, dua-duanya ada untuk membodohimu kalau kau tidak bisa mengontrolnya.

"Hadiah pertamaku untuk kalian. Norswechdent."

Akhir-akhir ini aku menamai sihir-sihirku dengan ada akses Eropa di dalamnya. Itu terdengar rumit dan aku suka hal rumit agar bisa diriset dan dicari tahu lebih dalam soal itu.

Lupakan soal penamaan, aku akui memang diriku paling buruk dalam hal penamaan. Bahkan terkadang aku bingung yang membuatku harus mencampur nama yang kutemui dari kamus.

Silahkan katakan aku aneh atau tidak kreatif soal nama, sejak awal aku pasti akan kesulitan. Hanya saja di hadapan Kiera dan untuk Kiera, aku memaksakan diriku membuat nama untuk anak-anak kita.

Oh ya, soal sihir yang satu ini, entah kenapa aku sedang ingin menggunakan 'void' yang kurang lebih punya kemampuan yang sama seperti black hole.

Hanya saja, yang ini black hole versi nano bahkan lebih kecil lagi. Cukup sekecil itu saja, gaya gravitasinya cukup untuk memusnahkan sebagian besar tubuh monster-monster yang ada.

"Ini akan memakan waktu yang super lama. Jumlah monsternya memang sudah tidak ngotak lagi. Tiga ratus ribu hampir empat ratus? Serius?"

Ya, tersisa hanya pertarungan ini, dan dua pertarungan lain lagi. Di pertarungan yang terakhir itu, pertarungan yang terakhir, semuanya akan ditentukan.

Mana yang akan berakhir, hidup umat manusia, atau seluruh masalah ini. Semoga saja semua tebakanku ini benar, karena aku tak mau lebih banyak masalah lagi.

Sebaiknya aku selesaikan yang ini dengan cepat, atau aku hanya akan membuang waktu. Toh monster-monster ini pada akhirnya juga sama seperti manusia yang jahat. Entahlah, tetapi pemikiranku soal monster seperti itu, jangan nilai diriku.


next chapter
Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C345
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン