アプリをダウンロード
29.44% RE: Creator God / Chapter 111: CH.111 Sakit

章 111: CH.111 Sakit

Akhirnya karena kejadian itu aku harus mengganti bajuku yang basah. Karena aku merasa kasihan maka aku memberinya sepasang baju walau tidak ada celana dalam untuknya. Setelah itu kami pulang ke akademi.

Namun siapa sangka karena kejadian itu aku jatuh sakit dan akhirnya hanya bisa tiduran di atas kasur sampai-sampai Koshiyu datang menungguku di sampingku. Dia duduk tepat di sampingku dengan mengambil kursi yang ada.

"Benarkah tidak apa-apa kau menungguku di sini? Bukan kah masih ada pelajaran yang kau harus ikuti?"

"Kalau Kioku sakit mana bisa aku merasa tenang? Lagipula ini juga kesalahanku."

"Ughh jangan katakan begitu. Aku dulu yang memulainya. Kalau aku tidak mendorongmu ke danau seharusnya ini juga tidak terjadi."

Aku merasa sedikit bersalah sudah berniat buruk ingin mempermalukannya. Ujung-ujungnya aku sendiri lah yang kena imbasnya dan menjadi sakit. Tetapi walau dia tahu aku berniat buruk atasnya, dia tetap saja mau menemaniku di sisiku.

"Kalau begitu itu kesalahanku. Jika aku tidak mengajaki Kioku keluar untuk jalan-jalan malam itu kan kejadian ini tidak terjadi."

"Ishh sudah ah jangan menyalahkan dirimu lagi, aku juga tidak akan menyalahkan diriku. Kalau Koshiyu terus begitu aku kepikiran terus nih."

"Benarkah Kioku memikirkanku? Terima kasih."

Hanya karena sedikit ucapannya dan senyuman tulus yang tergambarkan dari mukanya aku menjadi merasa sangat senang. Bahkan aku menjadi sangat malu karena mengatakan hal itu di depannya. Arghh mukaku pasti memerah, aku tidak berani lihat mukanya.

"Huh, kenapa memalingkan mukamu Kioku? Juga perasaan mukamu memerah, apa merasa sakit lagi?"

"Hah? Tidak, tidak aku tidak apa-apa."

Tidak mungkin aku mengatakan kepada dirinya bahwa aku merasa malu terhadap dirinya. Ughh kenapa aku jadi bertingkah aneh terhadapnya ya? Apa aku sudah membuka diri terhadap dirinya?

"Oh ya Kioku kan belum makan, aku buatkan bubur dulu. Aku pinjam dapurmu sebentar."

"Ahh tidak usah repot-repot. Aku masak sendiri juga bisa kok."

"Iya kalau aku mau dimarahi oleh ratu Ekiresia karena tidak bisa menjagamu dengan baik. Sudah istirahat saja, aku akan masak kan bubur untukmu."

Jujur aku tidak pernah memakan masakan seorang laki-laki yang aku kenal dekat selain dirinya. Mungkin koki Reshatous, tetapi itu tidak terhitung. Ughh kenapa pikiranku semakin lama semakin kacau karena memikirkan dirinya terus-menerus ya? Apa aku sudah berubah?

Akhirnya aku menunggu untuk sekitar 15 menit selama pangeran itu memasak bubur. Aku tidak tahu masakan yang dia masak enak atau tidak, tetapi aku juga tidak tahu bagaimana caranya pangeran bisa memasak bubur. Seorang pangeran sejak masa kecilnya seharusnya tidak tahu cara memasak apa pun, bahkan nasi pun tidak kurasa.

"Kioku aku kembali. Bersandarlah ke belakang sambil duduk. Aku akan tiupkan dan suapkan untukmu."

"Ehh? Tidak usah, aku bisa makan sendiri."

"Kioku… jangan menolak perkataanku."

"Ughh… baiklah."

Padahal dia tidak mengancam atau lain sebagainya, tetapi kenapa aku selalu menuruti apa yang dikatakannya? Rasanya aku semakin terbuka hanya karena kejadian semalam. Karena kejadian semalam juga aku mengetahui banyak tentang dirinya yang mungkin tidak bisa diketahui oleh orang lain.

"Fuu~ buka mulutmu."

"Au au au, masih panas."

"Ahh maaf, biar aku tiup lagi."

Kenapa aku merasa dia sangat perhatian kepadaku? Atau dia memang sebenarnya perhatian kepadaku? Arghh tidak mungkin, dia itu seharusnya sangat mengesalkan, tidak mungkin dia berbuat seperti ini. Iya, ini pasti mimpi.

"Sudah cukup tidak panas kan?"

"Hmm… iya."

"Enak?"

"Kurasa."

Cukup mengejutkan bahwa rasa makanan yang dibuatnya pas dengan rasa yang kukehendaki. Kurasa dia belajar menggunakan rempah-rempah yang aku miliki di persediaanku. Tetapi dari mana dia belajar semuanya ini? Bukan kah pekerjaan dia yang lainnya masih banyak juga?

Akhirnya dia terus melakukan itu sampai bubur yang dibuatnya habis kumakan. Selama aku disuapinya, dia terus tersenyum melihatku. Kurasa kata mama dan ratu Vanaria ada benarnya bahwa sebenarnya Koshiyu itu baik dan perhatian kepadaku.

"Koshiyu…."

"Hmm, ada apa Kioku?"

"Tidak, aku hanya ingin memanggil namamu saja."

Padahal sebenarnya aku ingin berkata terima kasih kepadanya sudah berbuat baik kepadaku selama ini walau aku sering berlaku buruk padanya. Namun berat rasanya mulut ini mengatakan hal itu kepada dirinya. Kurasa aku masih belum bisa membuka hatiku sepenuhnya terhadap Koshiyu.

"Benarkah? Tidak ada yang lain?"

"Ummm tidak."

"Kurasa masih ada, tetapi Kioku tidak mau mengatakannya bukan?"

Hah? Bagaimana dia bisa tahu? Apa dia bisa membaca pikiranku? Tidak, tidak, tidak mungkin seharusnya tidak bisa. Apa dia secara manual tahu isi pikiranku dan hatiku? Atau malah justru aku yang menunjukkan secara terang-terangan isi pikiranku?

"Ughh, tidak kok… mungkin."

"Katakan saja, aku akan mendengarkannya dengan baik."

"Uhh… baiklah…. Jujur aku… aku berterima kasih kepadamu sudah selalu bersikap baik dan mau membantuku sekarang. Juga aku minta maaf sudah berlaku kasar kepadamu. Hanya itu…."

Aku mengatakannya… entah apa yang menjadi reaksinya aku tidak tahu. Itu karena aku menutup mataku dengan kedua tanganku. Aku tidak berani mentatap mukanya atau bahkan melihat ujung rambutnya karena aku sudah mengakui semuanya.

"…."

"Apa kau marah…?"

"HAHAHAHAHA!!"

"… hah?"

Kenapa dia malah tertawa? Sangat keras lagi, sangat bising di kedua telingaku. Rasanya gendang telingaku ingin pecah mendengar suaranya ini.

"Hahahaha, maaf, haha. Hahaha, aku hanya terkejut bahwa aku akan mendengar ucapan itu dari mulutmu sendiri Kioku."

"Mouuu, aku sudah sangat malu dan kau malah semakin mempermalukanku. Hmp, aku jadi semakin benci kepadamu."

Aku menengok ke arah lain untuk hanya sekedar menakut-nakutinya. Sebenarnya bukan benci, tetapi kesal saja kenapa dia harus melakukan itu. Dia sudah menakut-nakutiku dengan diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Hahaha maaf maaf. Hanya aku tidak bisa menahan perasaanku yang meluap-luap. Lagipula aku tidak pernah merasa marah atau kesal terhadapmu. Jadi tidak usah meminta maaf kepadaku. Dan juga menjagamu sudah jadi kewajibanku."

Dia mengusap kepalaku pelan sambil tersenyum lebar. Melihatnya begitu membuatku jadi ikut tersenyum walau diriku sedang sakit. Yaa setidaknya begini lebih baik, aku menjadi lebih lega setelah mengatakannya.

Perasaan yang terpendam selama ini membuat dadaku terasa sesak dan gelisah. Mengetahui bahwa dia tidak mempermasalahkannya mengangkat semua perasaan yang membebani diriku ini. Kurasa aku bisa membuka diri terhadapnya.

"Istirahat lah. Aku akan terus menjagamu di sini."

"Benarkah? Kalau begitu katakan kepadaku, kapan kau akan menikahi Kioku, anakku?"

Tiba-tiba kami dikejutkan oleh kedatangan seseorang yang tidak diundang. Siapa lagi kalau bukan mama yang ternyata bersembunyi di balik pintu? Ughh, jangan-jangan mama sudah mendengar semua percakapan kami?

"Ratu Ekiresia! Maaf tidak menyadari kedatanganmu. Soal itu… sebenarnya sudah pasti, tetapi kurasa Kioku masih terpaksa."

"Tidak, aku tidak terpaksa. Kurasa dirimu memang sebaik yang dikatakan dan apa yang aku rasa sebelumnya itu terpengaruhi oleh pemikiran yang belum matang."

"Benarkah!? Jadi kau mau menikahiku?"

Kalau dia bertanya begitu bagaimana aku bisa menjawabnya dengan leluasa. Aku masih merasa malu atas semuanya ini. Ya walaupun aku harus bisa memaklumi dan menjalani semuanya ini.

"Y-ya…."

"Yeaaaay!! Dua bulan! Dua bulan lagi kami akan menikah ratu Ekiresia!"

"Du-dua bulan!? Cepat sekali, bahkan aku belum mempersiapkan apa pun."

Hah~ mama saja sampai terkejut, walau sudah tahu bahwa ini akan terjadi cepat atau lambat. Kurasa memang mengetahui aku membuka hati dengan cepat untuk Koshiyu membuat mama terkejut. Ya sudah lah, mau bagaimana lagi.

"Hahaha, tidak perlu seterkejut itu. Teman-teman dekat Kioku dan aku sudah mengetahui kabarnya. Nanti dari pihakku akan membantu ratu Ekiresia untuk mempersiapkan semuanya. Lagipula bukan kah aku lah yang melamar Kioku?"

"Sungguh laki-laki yang sangat baik dan luar biasa. Ke depannya aku serahkan Kioku sepenuhnya kepadamu. Melihat tindakanmu menjaga Kioku dalam keadaan sakit seperti ini menguatkan perasaanku kepadamu bahwa kau akan menjadi suami yang luar biasa untuk Kioku."

Ughh, mama dari tadi memujinya terus. Aku yang sakit di sini malah diabaikan. Kurasa kalau kau mencari sampai ke ujung dunia mana pun, aku tidak akan mendapati bahwa seseorang akan merasa senang atas diterimanya lamarannya di saat orang lain sedang sakit.

"Tentu saja, aku akan melakukan yang terbaik untuk Kioku. Serahkan saja kepadaku ratu Ekiresia."

"Ah kalau begitu jangan panggil aku ratu Ekiresia terus. Panggil aku okaa-sama, atau seperti Kioku, memanggilku mama di saat tidak ada orang lain."

"Ughh ma- okaa-sama!! Jangan mengungkap keburukanku dong."

Ternyata mama dan Koshiyu sama saja, sukanya membuatku merasa malu atas perbuatanku sendiri. Entah kenapa aku sering merasa malu akhir-akhir ini. Apa karena muncul perasaan senang di dalam hatiku?

"Hahaha, baiklah, baiklah. Walau mama tidak bicara pun nanti Koshiyu akan tahu sendiri seiring waktu berjalan."

Namun siapa sangka dalam keadaan seperti itu, muncul seorang prajurit dengan terburu-buru membawa sebuah gulungan. Kurasa ini akan jadi berita penting yang harus ditangani segera. Kalau tidak, tidak mungkin dia sampai seberani ini masuk ke mari tanpa izin.

"Ra-ratu, ga-gawat!!"

"Ada apa? Kalau ini sampai bukan berita penting aku akan hukum dirimu atas ketidaksopananmu."

"Hamba datang ingin memberikan gulungan berita ini. Silahkan dibaca ratu."

Mama langsung mengambil gulungan dari tangan prajurit itu. Setelah mempersilahkan dirinya pergi, mama langsung membuka segel gulungan itu dan membacanya dengan seksama. Setelah setelah membaca gulungan itu, muka mama langsung berubah menjadi pucat.

"Mama? Ada apa? Berita apa itu?"

"Tidak… Kioku tidak perlu tahu, biar mama tangani sendiri. Kau istirahat saja sayang."

Setelah itu mama langsung pergi terburu-buru tanpa meninggalkan salam apa pun. Kurasa ini akan jadi masalah besar, tetapi bagaimana aku bisa tahu dan membantu mama. Ughh, kurasa hambatanku yang sedang sakit ini membuatku merasa tidak berguna.

"Koshiyu… aku mohon ikuti mama dan cari tahu apa yang sedang terjadi."

"Tetapi… kan kamu masih sakit Kioku, siapa yang akan menjagamu?"

"Sudah cepat ikuti mama saja!! Aku khawatir akan terjadi hal besar yang mengancam."

"Baiklah, tunggu di sini. Nanti aku carikan siapa pun yang bisa menjagamu di sini."


next chapter
Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C111
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン