アプリをダウンロード
28.11% RE: Creator God / Chapter 106: CH.106 Memaksakan Diri

章 106: CH.106 Memaksakan Diri

Setelah negosiasi dengan dirinya selesai, akhirnya dia membukakan jalan supaya kesadaranku bisa kembali ke tubuhku lagi. Walau hanya pikiranku yang bergerak, tetapi tubuhku merasa begitu lelah juga. Banyak muncul keringat dingin dariku. Mungkin ini semua karena efek samping dari tekanan yang kurasakan tadi.

"Ugh… akhirnya aku kembali juga. Itu pengalaman yang begitu buruk."

[Pengalaman yang buruk? Jadi kau tidak suka kepadaku?]

Tunggu, itu kan suaranya… Allergeia!? Jadi dia benar-benar ada di dalam tubuhku dan menjadi kepribadian kelimaku!? Aduh ini akan jadi sulit. Ya sudah lah.

[Apa ini Kioku? Bagaimana ada seorang yang lain di dalam alam bawah sadarmu ini selain kami?]

"Jangan tanya diriku. Kalau aku tidak melakukan ini nyawaku jadi ancamannya dan kalian bisa mati juga. Sudah jangan ganggu aku dulu, aku lelah."

Ketika aku ingin bangkit dari kasur dan ingin berdiri, rasanya seluruh tubuhku menjadi mati rasa. Tubuh ini terjatuh ke lantai dengan begitu keras dan menyebabkan orang di sekitar kamarku mendengar suara aku terjatuh.

"Tuan putri? Tuan putri!? Anda baik-baik saja?"

"Ngh, tidak apa-apa. Bantu papah aku saja ke teras. Aku ingin menghirup udara segar."

"Tetapi tuan putri, tubuh anda masih lemah, juga udara malam yang dingin seperti ini tidak menyehatkan untuk tubuh tuan putri."

Tadi niatku keluar ke teras kamarku adalah sekalian mengecek keadaan apa sudah malam atau matahari barusan terbenam. Tetapi ketika aku mendengar ucapan pelayan aku jadi sadar bahwa ketika aku di dalam tempat tadi entah disebut apa, juga terjadi percepatan waktu.

"Kalau begitu tolong ambilkan untuk diriku sebuah selimut dan beberapa potong roti kering kecil dan teh hangat."

"Baiklah kalau tuan putri memaksa. Mari hamba bantu tuan putri."

Akhirnya aku berjalan perlahan dengan dibantu oleh pelayan menuju teras. Karena kakiku masih belum sanggup berdiri, maka aku didudukkan di kursi yang ada di teras. Sekejap pelayan itu kembali dan membawakan aku sebuah selimut tebal, namun tetap ringan.

"Malam yang indah, sayang sekali harus menghadapi tantangan yang sangat sulit."

Udara malam hari memang dingin dan tidak bagus untuk kesehatan, tetapi aku butuh udara segar untuk menangkan diriku sendiri. Tanganku masih gemetaran karena menghadapi pemandangan pembunuhan begitu banyak orang tadi.

Setelah pelayan mengantarkan roti kering dan teh hangat yang aku minta, aku berusaha sekuat mungkin agar bisa mengambil roti dan meninum teh itu. Untung saja tidak sampai jatuh dan tumpah ke mana-mana.

"Fuh... hangat. Aku menangkan diriku saja dulu."

Namun tiba-tiba aku mendengar suara derap langkah kaki yang terburu-buru mendekat ke kamarku. Biar aku tebak, itu adalah mama yang mendapat kabar dari pelayan bahwa aku ambruk lagi. Hah~ seharusnya aku tadi memberi pesan agar pelayan itu tidak memberi tahu mama soal kondisiku, sekarang aku jadi yang repot sendiri.

"Kioku! Sayang, kamu kenapa?"

Mama masuk ke dalam kamarku dengan buru-buru dan langsung mendapati diriku yang sedang ada di teras. Dengan seluruh perhatian, mama memeluk diriku. Entah kenapa setiap kali mama memeluk diriku, aku bisa merasakan hangatnya kasih sayang mama kepadaku.

"Hehehe, aku tidak kenapa-kenapa kok ma. Hanya sedikit kecapekan saja."

"Kamu tidak tidur Kioku sayang? Jangan-jangan kamu keluyuran di luar istana lagi?"

Lho seharusnya aku pergi ke luar istana untuk jalan-jalan tidak pernah diketahui oleh mama. Apa Senshi yang memberi tahu kepada mama? Seharusnya tidak mungkin karena kalau memberi tahu mama pasti Senshi juga kena omel mama. Lalu bagaimana mama bisa tahu?

"E-eh tidak kok. Kioku tadi hanya sedikit berlatih kekuatan dewi Kioku, terus kecapekan, hehehe. Terus saat mau menghirup udara segar, kaki dan tangan Kioku tidak ada tenaganya, lalu Kioku jatuh."

Kalau dalam kondisi biasa tidak ada yang mungkin percaya kepadaku. Tetapi semua kondisi dalam kehidupanku tidak pernah biasa, selalu saja terjadi hal yang aneh entah kenapa. Ya sudahlah, dipikirkan pun juga tidak ada gunanya tidak menyelesaikan masalah.

"Kioku… mama itu suruh kamu beristirahat kamu malah berlatih sihir. Ya sekarang mungkin Kioku hanya tidak punya tenaga saja. Kalau ada hal yang lain lagi?"

"Ihh mama kok bicara gitu sih. Kioku itu hanya kecapekan bukan sesuatu hal yang lebih dari itu. Kok mama rasanya tidak percaya kepada Kioku sih?"

Aku bisa merasakan ada rasa ketidakpercayaan mama terhadap diriku. Wajar sih kondisi yang akhir-akhir ini sering mengkhawatirkan apalagi barusan aku pingsan karena kekuatan dewiku yang diketahui mama membuat mama membatasi diriku. Tahu sih mama perhatian kepadaku, tetapi rasanya kalau begini semuanya jadi aneh.

"Sayang… kok bicara gitu sih? Mama itu bukan tidak percaya kepada Kioku. Mama itu hanya sayang Kioku. Kalau Kioku sakit begini perasaan mama sakit juga sayang. Jadi Kioku cepat sembuh dulu baru mama nanti bolehin Kioku mau melakukan apa, ya?"

Mendengar perkataan mama soal bahwa ketika aku sakit perasaan mama juga ikut sakit membuatku terdiam. Usapan halus mama di pipiku dan elusan lembut di rambutku menyadari diriku bahwa selama ini aku menyakiti mama secara tidak langsung.

"Maaf ma… Kioku tidak pernah menyadari kalau perasaan mama sakit selama ini. Kioku janji Kioku nurut sama mama."

"Nahh begitu dong, itu baru anak mama. Ya udah, ayo masuk dan istirahat. Jangan di luar dalam keadaan Kioku sayang sakit begini apalagi di malam dingin seperti ini. Banyak-banyak istirahat. Kalau keadaan Kioku udah membaik nanti baru masuk sekolah lagi. Lagipula Kioku sekolah juga hanya baca buku kan?"

Benar juga, tujuan mama memasukkan diriku ke dalam sekolah adalah agar aku bisa mengikuti pelajaran dan mempunyai teman. Kalau aku di dalam perpustakaan yang hanya ada Hojou-senpai saja, namanya bukan mencari teman namun menyendiri.

"Hmm… iya. Tetapi Kioku janji akan memenuhi keinginan mama yang dua itu."

"Baguslah kalau Kioku berpikiran gitu. Dah Kioku istirahat dulu, sini mama papah ke kasur. Hati-hati dan pelan-pelan saja."

Dengan bantuan mama, akhirnya aku pergi ke kasurku lagi. Sebenarnya itu kue kering dan teh masih tersisa, tetapi biarkan saja pasti mama suruh aku tidur. Lagipula kue kering dan teh hangat itu untuk menangkan diriku, tetapi aku sudah dibuat tenang oleh ucapan mama.

"Selamat malam Kioku, tidur yang tenang. Besok pagi jangan bangun terlalu pagi, Kioku fokus istirahat saja dulu."

"Baiklah ma, selamat malam."

Mama lalu mencium dahiku dan tersenyum kepadaku. Setelah mama keluar dari kamarku dan menutup pintunya, aku langsung terlelap dalam tidurku. Tetapi aku tidak ingin tidur, aku ingin pergi ke alam bawah sadarku bertemu dengan tiga kepribadianku juga Allergeia itu.

"Aku datang."

"Kioku!? Kenapa kau datang di sini!? Jangan dekat-dekat dengan orang ini."

"Sudah sudah, itu tujuanku kenapa aku datang ke sini. Untuk berbicara dengan penyusup tubuhku ini."

Seorang penyusup yang terbentuk dari sisi gelap diriku yang kekuatannya terbentuk dari kekuatan dewiku. Kalau aku mau bilang dia adalah diriku sendiri yang tidak pernah aku akui keberadaannya. Tetapi karena aku mau mengakuinya pada akhirnya, aku bisa mengontrol.

"Hoo, kenapa Kioku datang untuk mencariku? Ingin memberiku tubuhmu sepenuhnya?"

"Jangan mimpi kau. Aku mau melanjutkan percakapan kita tadi. Tidak mungkin kau hanya akan diam di sini tanpa berusaha melakukan sesuatu. Katakan kepadaku, apa rencana tersembunyimu setelah ini? Diam-diam mengambil alih tubuhku?"

Tidak perlu aku dengar dari mulutnya aku bisa menebak apa yang dia akan lakukan sesaat setelah aku lengah. Karena itu aku akan terus mengawasinya walau aku tidak bisa tidur tenang. Dia adalah seorang pembunuh, pemikirannya terlalu gelap.

"Ahahaha, benar. Kau benar Kioku. Aku selalu saja tidak bosan dengan kepintaranmu itu. Sayang sekali kau tidak mempunya celah untuk kususupi sama sekali."

"Jadi kau ingin mengambil alih tubuh Kioku sepenuhnya!? Jangan harap!!"

"Lucifer, tenanglah. Aku di sini bukan mencari masalah dengannya. Kalau sampai dia memberontak kita sendiri yang susah. Kita selesaikan saja dengan cara baik-baik."

Kalau sampai dia membelot untuk berdiam diri dan akhirnya mengambil alih tubuhku lalu memakainya untuk membunuh orang lain aku yang repot sendiri. Sebaiknya aku menghindari mencari masalah dengan dirinya agar aku bisa bertahan dalam tubuhku sendiri.

"Tetapi aku sudah menggagalkan niatku untuk mengambil alih tubuhmu sepenuhnya. Melihat dirimu yang menarik dan bagaimana cara bicaramu dan pemikiranmu saat kau berbicara dengan mamamu itu, aku mengurungkan niatku. Kurasa kau tidak butuh kebebasan karena dirimu tidak merasa terkekang lagi."

Dia memang benar-benar diriku. Kalau saja aku memaksakan kehendakku untuk tetap bisa pergi dan melakukan aktivitas normalku bahkan memburu monster, dia pasti akan mengambil alih tubuhku saat itu. Kurasa aku melakukan tindakan yang benar tanpa aku sadari.

"Benar kah begitu? Apa kah selanjutnya akan terus begitu?"

"Tergantung bagaimana kelanjutannya. Kalau akhirnya kau membutuhkan kebebasan, maka aku akan memberimu kebebasan yang kau inginkan."

"Tidak perlu, tidak perlu. Aku sudah merasa puas dengan keadaanku. Lagipula aku tidak ingin mama menderita karena aku melakukan hal yang salah."

Kebaikan mama tidak boleh aku balas dengan aku membelot. Sekali saja aku membelot, tubuhku langsung ditempati oleh Allergeia dan akan membunuh banyak orang lainnya. Dan kalau sampai terjadi seperti itu, yang ada akan membuat mama terpuruk bahkan hal buruk lainnya akan mama lakukan.

"Bagus, bagus. Kalau begitu aku puas dengan dirimu. Berikan lah aku lain kali tontonan yang menarik lagi. Aku tidak ingin bosan bahkan sedetik pun dalam dirimu."

"Aku mengerti."

"Kalau begitu aku tinggal dulu, pasti kalian ingin bicara."

Sekejap saja dia langsung menghilang entah ke mana. Dunia alam bawah sadarku ini begitu luas, banyak tempat yang tidak aku ketahui dan tidak ingin aku ketahui. Tidak penting juga.

"Apa ini benar-benar keputusan yang baik Kioku. Kalau dia berbohong bagaimana?"

"Sudah kupastikan dia tidak berbohong. Dari cara bicaranya dia berkata jujur sepanjang percakapan kita."

"Baiklah kalau kau berkata begitu. Kembali lah ke duniamu lagi, sudah terlalu lama kau di sini."


next chapter
Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C106
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン