Di jantung Kota Sun, di dalam klub kumuh yang dikenal karena pelanggannya yang berasal dari kalangan miskin masyarakat, seorang wanita duduk di salah satu bangku dekat konter bar, tampak cantik seperti biasanya.
Dia mengenakan pakaian yang bagus di tubuhnya, cukup untuk menutupi yang penting, sementara kaki dan tangannya yang putih seperti porselen menarik perhatian orang-orang disekitarnya.
Menakjubkan, pemandangan langka melihat kecantikan yang berbudaya seperti itu duduk di klub dimana semua pria dan wanita datang untuk bersenang-senang sebentar satu sama lain dan mungkin beberapa minuman keras yang bagus untuk melupakan kesedihan mereka.
Meskipun dia terlihat canggih dan berbudaya dari keluarga yang baik, semua orang bisa melihat bahwa dia cukup mabuk. Tapi mungkin bagi dia, itu belum cukup.
"Hei, bartender, berikan aku satu botol bir lagi," ucapnya dengan terbata-bata, membuat bartender itu menghela nafas berat.