Marah dan kesal, itulah yang dia rasakan saat ini. Rasanya begitu memuakkan hingga dia ingin mencabik-cabik apa pun yang terlihat olehnya. Bahkan dia mulai mengabaikan sang Mate, membiarkan Omega-nya yang saat ini tengah mengandung.
Wilayahnya lebih penting di bandingkan apa pun, bahkan dia akan melakukan apa pun demi Pack-nya. Tapi sayangnya dia melupakan hal yang lebih penting dari semua itu. Berjalan meninggalkan ruangannya lalu berlari dengan wujud Werewolf-nya.
Terus berlari tanpa peduli apa pun, itulah yang dia lakukan hingga langkahnya terhenti. Menggeram dengan pandangan tajam menatap ke arah depan dengan rasa marah yang besar. Dia melolong panjang hingga seorang Werewolf yang lebih besar darinya menyerang dirinya.
Tubuhnya tersungkur, menatap takut pada Werewolf itu. Kepalanya menunduk, mengabaikan semua rasa sakit yang dia terima hingga dia mendengar suara deru napas kasar dari Werewolf itu.