Di tengah hutan Kalimantan, pasukan khusus memulai operasi setelah mengetahui bahwa markas teroris internasional berada di sekitar sana, dekat dengan perbatasan Negara. Teroris internasional yang sama saat terjadi pembantaian di bandara internasional. Regu Teo ikut dalam operasi itu. Hari-hari sebelum operasi, emosi Teo memuncak, selalu seperti itu ketika tahu kalau mereka akan menangkap pemimpin teroris internasional yang membunuh kedua orang tuannya. Hari-hari sebelum operasi pun dia semakin sering berlatih, meningkatkan kemampuannya sebagai penembak jitu, bertekad untuk mengakhiri dendamnya lusa saat operasi berakhir.
"Teo Kau menyeramkan."
Rekannya berkata seperti itu, dia menemani Teo berlatih menembak, wajah Teo yang sangat serius membuatnya berkata seperti itu. Teo tidak terganggu, dia tidak marah ataupun kesal, malah dia sama sekali tidak merespon perkataan rekannya itu.
"Ya setelah tahu kalau Kita akan memburu bajingan itu Teo pasti marah."
"Oh kapten."