Iqbal melihat arloji di tangan kanannya. Dia mengeluh kesal begitu melihat jam sudsh hampir pagu.
Duapuluh tiga lebih limabelas. Iqbal yakin Salsha tidak akan makan apapun kecuali buah jika Iqbal sudsh membuat janji dengan istrinya.
Inilah buruknya Iqbal. Dia tidak mengatakan dia akan pulang lebih larut.
Inilah buruknya Salsha. Dia tidak memperdulikan kesehatannya karena dia tahu suaminya bekerja sangat keras setiap harinya.
Ah.
Hubungan mereka sangat romantis.
Tapi sangat merugikan mereka satu sama lain.
"Tuan, apakah saya perlu mengantar anda? Meeting yang selesai baru saja sepertinya membuat anda kelelahan." Itu suara Jihan, dia mengatakan hal yang sama untuk ebrjaga-jaga.
"Tidak perlu paman."
"Salsha menungguku di rumah mama," jawab Iqbal membuat Jihan menganggukkan kepalanya pelan. "Aku akan menghubungi istriku untuk memasakkan sesuatu untuk tuan dan nona Salsha. Apakah--"
"Tidak perlu paman."