"Iqbal," panggil seseorang ke padanya begitu beberapa hari keduanya benar-benar saling menjauh dan memilih jam kuliahnya selalu bertolakan.
Iya, ini Kania dan Iqbal.
Setiap hari keduanya benar-benar seperti orang asing. Ada beberapa bab dimana Iqbal memikirkan pekejraannya terlalu rumit, hubungannya dengan Kania, apa yang dipikirkan oleh Iqbal mengenai ucapan Criss, perasaannya dengan Salsha dan maish banyak lagi.
(Chapter sebelum Rio menelfon Iqbal mengatakan dia akan mengaku pada kedua orang tua Tania.)
(Maafkan saya kakak, saya memang selalu aneh dalam kepenulisan dan tata acak chapter.)
(Terimakasih masih mau membacanya sampai bab ini juga.)
"Aku baru bisa menemukan keberanianku sekarang, bisa kita bicara?" tanya Kania memberi sedikit pukulam keras pada rasa canggung yang sedang Iqbal pikirkan matang-matang soalnya.