"Mom."
"Ya?" Momy Kania terdengar sangat cepat merespon saat ibunya menjawab panggilan telefon darinya. "Ada apa? Apa kamu menuruti kemauan momy?" Pertanyaan yang sama dimana Kania didesak untuk pulang ke Indonesia bahkan saat bagi Kania Vietnam adalah rumahnya.
"Momy sepertinya sangat menginginkan jika aku pulang," jawab Kania yang terasa sangat malas mendnegar mony nya mengatakan hal yang sama.
"Sangat, hanya ingin menjaga satu-satunya milik momy." Jawaban seperti ini mampu membuat Kania sangat lemas, seseorang katakan padanya jika Kania sangat melemas sekarang.
"Tidak ada yang satu-satunya, mom." Kania mencegah keegoiannya turun kali ini, dia memilik untuk mengatakan hal lain. "Ada keponakanku, bukankah dia berumur lima tahun, tahun ini? Dia yang satu-satunya di sunia ini."
"Peninggalan kak Tania, kan?" tanya Kania membuat momy nya tidak bisa mengatakan apapun dengan pertanyaan yang keluar dari mulut anaknya. "Kamu berusaha mendesak momy untuk--"
Love?