Dia tidak pernah melihat suaminya seperti ini pada orang lain. Tapi saat ini dia menyaksikan suaminya memohon maaf, tidak berhenti sampai dia mengangguk.
Dhika melepaskan cocangan Cia hingga rambut hitam lebat itu tergerai indah di atas bantal. Keringat membasahi tubuh dengan aroma masing-masing yang menguar, saling menenangkan.
Dia balik selimut sepasang tubuh polos itu saling memberi apa yang di butuhkan, tangan Dhika berada di atas kepala Cia dengan menggenggam kedua tangan Cia dengan sedikit remasan yang kuat.
Dia menikmati wajah istrinya yang bersemu setiap hentakkan yang dia berikan, lembut namun penuh tuntutan. Cia sudah benar-benar dewasa saat ini, dia telah menyerahkan segalanya pada Dhika tanpa penyesalan.
Permainan itu lama, Dhika mengajari Cia caranya bercinta dengan baik hingga wanita itu bisa membalas beberapa kali apa yang Dhika berikan untuknya.