Di sebuah gedung yang megah tengah di gelar acara pernikahan besar-besaran, acara pernikahan putra tunggal keluarga Anggara.
"Mimpi apa gue bisa ke jebak pernikahan gila sama cowok nyebelin kayak lo! sial banget hidup gue." Wajah cantik serta lugu itu berucap seperti itu, nyatanya wajahnya saja yang lugu namun hatinya sangat liar.
"Ngumpat sekali lagi gue cium lo di hadapan banyak orang! halal kan? satu jam yang lalu gue baru aja memperistri lo." Bara menatap datar gadis yang sedari tadi mengoceh layaknya Burung Beo.
"Sial---" Bibir gadis itu terkatup saat jari telunjuk Bara menutup bibirnya. Dengan wajah lelaki itu yang mendekat membuat debaran tak normal pada jantungnya.
"Mau gue cium? di hadapan orang banyak? menegaskan pada semua orang kalau pernikahan ini bukan karena paksaan. Tapi karena dua raga yang saling mencinta!"
"Wah istri Bara sangat cantik!" Bara menjauhkan tubuhnya saat mendengar suara yang tak asing di Indra pendengarannya.