"Saya terima nikah dan kawinnya Fazira Arumina binti Ferdi Wiguna dengan maskawin tersebut dibayar tunai"
"Bagaimana saksi?Sah?"
"Saaahh..."
"Alhamdulillah"
Pagi itu Pagi yang indah bagi Arumi, gadis berhijab itu telah dipersunting oleh lelaki pilihan ayahnya. Tapi belakang Arumi pun tertarik dengan lelaki itu karena pembawaannya yang kalem, sederhana dan pekerja keras. Dia sudah tidak memiliki keluarga. Dia hidup sebatang kara, dibesarkan di panti asuhan. Itu menurut pengakuannya.
Mendengar kata Sah.. Akhirnya Arumi dibawa keluar menghampiri lelaki yang bernama Rayyan yang kini telah berubah status menjadi suaminya.
Rayyan untuk sesaat terpesona dengan kecantikan Arumi. Tapi hatinya menolak. Dia lebih memilih menyuburkan rasa dendam dan amarah ketimbang cinta yang di abaikannya.
Arumi mencium punggung tangan suaminya. Rayyan tersenyum menatap manik mata istrinya yang begitu indah. Tapi buru-buru dia dialihkan.
Ayah Arumi sangat senang akhirnya dia bisa membalas kebaikan Rayyan dengan menikahkan pemuda itu dengan putrinya. Bagi Ferdi, Rayyan adalah sosok pemuda yang sederhana dan pekerja keras. Ya Rayyan telah sukses membangun citra baik di depan Ferdi.
Acara akad nikah sudah selesai. Rayyan tidak mau Ferdi membuatkan pesta besar untuknya dan Arumi. Hanya acara akad nikah sederhana saja. Rayyan tidak mau jika ada yang tahu identitas dia yang sebenarnya. Maka akan gagal semua rencananya.
Arumi membawa suaminya masuk ke dalam kamarnya yang sudah di tata dengan indah layaknya kamar pengantin.
"Kakak bisa mandi dulu, aku akan siapkan baju untuk Kak Rayyan," ucap Arumi.
"Terimakasih, aku akan mandi dulu sekarang." balas Rayyan. Dia sudah menyusun semua rencana dengan rapi. Malam ini mungkin dia akan bermanis manis dulu dengan Arumi.
Rayyan melangkah menuju kamar mandi. 'Kamar mandi yang mewah. Ferdi memang orang kaya. Pantas saja perempuan itu meninggalkan ayahku demi Ferdi. Lihat saja nanti Ferdi, apa yang akan aku lakukan pada putrimu.' batin Rayyan dengan senyum smirknya.
Rayyan mengguyurkan air ke seluruh tubuhnya. Entah berapa lama dia berada di kamar mandi itu. Sudah hampir satu jam dia berada di sana. Dia hanya ingin menghindari Arumi di malam pertamanya. Rayyan merasa sudah cukup untuk membersihkan dirinya. Dia melangkah keluar dengan handuk yang hanya terlilit sebatas pinggangnya. Menampilkan otot-ototnya dadanya yang terlihat six pack.
Betapa terkejutnya dia saat melihat seorang gadis berambut hitam, panjang yang tergerai indah. Gadis itu duduk di depan meja riasnya. Gadis yang telah berubah status menjadi istrinya itu duduk sambil menyisir rambutnya yang indah. Dia sudah mengganti kebayanya dengan pakaian tidur yang cukup sexy.
Rayyan sampai menelan ludah berkali kali saat melihat tubuh indah istrinya. Tapi buru-buru dia mengalihkan pandangannya.
"Kakak sudah selesai mandi? ini baju untuk Kakak." Kata Arumi yang menyadari kehadiran suaminya dari pantulan cermin di meja riasnya. Arumi berdiri dan menyerahkan baju untuk dikenakan suaminya.
"Terimakasih." Hanya itu yang bisa Rayyan ucapkan pada Arumi. Rayyan memandang wajah cantik istrinya dengan jantungnya yang terasa berdebar-debar. Rayyan tidak bisa mengabaikan Arumi begitu saja. Laki-laki mana yang tidak tergoda dengan mutiara indah di depannya ini.
Ya Arumi memang seperti mutiara di malam pertamanya. Gadis yang selama ini menutup seluruh tubuhnya dengan pakaian yang longgar dan tak ada kesan sexy sedikitpun, kini di depan sang suami dia bisa berpenampilan sangat menggoda. Ya beruntung dia yang menjadi suaminya. Karena dialah yang pertama kali melihat tubuh indah istrinya. Meski Rayyan tak akan pernah menyentuhnya.
Rayyan mendekati Arumi dan menyentuh pipi halus Arumi. Dia mengusapnya dengan lembut. Rayyan seolah terhipnotis dengan tampilan istrinya saat ini. Hingga pada akhirnya dia lepaskan tangannya dari pipi Arumi.
'Ingat Ray, ingat tujuanmu. Jangan sampai kamu melibatkan perasaan saat bersama Arumi. Ingat kamu harus menyakitinya. Bukan mencintainya. Ingat bagaimana ibumu meninggalkan kita yang sedang terpuruk hanya demi duda kaya seperti Ferdi.' Kalimat ayahnya itu terngiang di kepalanya. Dia tahu tujuan dia menikah adalah membalas sakit hatinya dan ayahnya pada sosok Ferdi yang telah mengambil wanita yang dulu dia sayangi dan hormati.
Tapi nyatanya wanita itulah yang meninggalkan luka terdalam di hati Rayyan. Dan membuat Rayyan menjadi gelap mata.
Rayyan masih menatap istrinya. Dia mengangumi setiap keindahan yang terpampang di hadapannya. Namun rasa bencinya lebih dominan menguasai hatinya.
"Kakak mau aku ambilkan minum?" Tanya Arumi. Baginya ini adalah caranya untuk berbakti pada suami. Mulai hari ini dia akan melayani suaminya dengan sepenuh hati. Sampai dia rela berpenampilan seperti wanita penggoda malam ini hanya untuk menyenangkan hati suaminya. Kamar Arumi tergolong mewah untuk hanya ditempat satu orang. Dan kini dia bersama suaminya, tidak akan lagi merasa kesepian.
Sejak kepergian Ibu Arumi waktu itu, Arumi kecil menjadi sangat kesepian. Ayahnya selalu sibuk bekerja dan kadang bergonta ganti wanita. Arumi kecil sangat sedih melihat hal itu, dan ketika dia dewasa, dia mantap mengenakan jilbab untuk melindungi dirinya. Dia tidak mau seperti wanita-wanita yang sering dibawa oleh ayahnya.
Kini dia bahagia dan bangga karena mampu menjaga kehormatannya hingga dia menikah. Dan sekarang sudah saatnya dia memberikan untuk suaminya.
Arumi mendekat, dia juga terpesona dengan tubuh suaminya yang terpahat dengan sempurna. wajahnya yang tampan dan terkesan tegas. Matanya yang tajam mampu menusuk sampai ke hati Arumi. Namun dia malu untuk menatap suaminya terlalu lama. Meski semua itu sudah halal baginya.
Rayyan menghindari Arumi. Dia segera mengenakan baju dan celananya lantas berbaring di tempat tidur.
Arumi menyangka kalau itu adalah sebuah kode dari suaminya. Maka dia perlahan naik ke atas ranjang berbaring disisi kanan suaminya. Rayyan segera memunggungi Arumi. Dia berusaha menetralkan detak jantungnya yang tidak karuan. Dia terus mengingat pesan Ayahnya.
Arumi merasa kecewa, dia berharap suaminya akan mendoakan dia dengan doa pengantin sambil memegang kepalanya. Namun sepertinya keinginan Arumi tidak akan terlaksana malam ini. Dilihatnya suaminya itu malah memunggungi dirinya. Arumi hanya bisa bersabar dengan sikap suaminya.
'Arumi, maaf jika aku melibatkanmu pada sebagian dendamku. Kamu tidak salah, tapi sayangnya kamu memiliki ayah yang salah. Dan konsekuensinya aku akan menyakitimu demi membalas dendam pada ayahmu. Jangan pernah berharap aku menyentuhmu. Aku hanya ingin menyiksa batinmu untuk melukai perasaan Ayahmu. Kasihan sekali kamu Arumi. Besok permainan akan segera dimulai sayang.' Rayyan tersenyum dalam hati.
*********
Bagaimana dengan prolognya? suka tidak dengan ceritanya?
untuk bab ke depannya saya akan flashback kebelakang kenapa bisa ayah Arumi memilih Rayyan menjadi pendamping putrinya.
Jangan lupa Vote,komen dan PS nya ya.