"Sial! Bagaimana aku bisa melupakan yang satu itu?". Pangeran Zenta sedikit kebingungan, dia hanya memerhatikan perubahan lawannya dan lupa dengan bola cahaya tersebut. Di sisi lain raut wajah Ben juga tidak kalah khawatir, dia tidak jauh berbeda dengan pangeran Zenta.
"Ini akan menjadi sedikit lebih sulit". Dia hanya bisa menggelengkan kepala. Tidak sulit baginya untuk menebak apa yang akan terjadi setelah ini, jarak dengan lawannya juga sudah sangat dekat dan tidka akan mungkin bisa menghindar lagi.
"Selamat tinggal! Kita akan berjumpa lagi di neraka!". Yin bergumam dan langsung menembakkan serangan laser emas dari masing-masing telapak tangannya.
Pangeran Zenta dan Ben mengatupkan giginya, kemudian meraung dengan keras memfokuskan seluruh kekuatannya pada serangan terakhirnya tersebut.
Ujung tombak besar berputar dengan kecepatan maksimal, membuat angin di sekelilingnya tidak bisa tenang karena efek dingin yang di hasilkan.