Pada akhirnya, Fang Yuan tidak turun ke bawah – dan adiknya tidak naik ke atas.
Keduanya terus mempertahankan posisi masing-masing. Jarak antara kedua lantai menandakan hubungan keduanya yang semakin menjauh.
Pembicaraan mereka tidak berjalan dengan mulus.
"Kakak, kau benar-benar keterlaluan! Aku tak menyangka kau ternyata seperti ini!" Fang Zheng berteriak sembari mengerutkan kedua alisnya dalam-dalam.
Fang Yuan tidak marah. Sebaliknya, ia tertawa ringan, "Oh, memangnya aku seperti apa?"
"Kakak!" Fang Zheng menghela napas dalam-dalam, "Setelah orang tua kita meninggal, Paman dan Bibi mengadopsi kita. Mereka bersedia merawat kita. Tapi kau benar-benar tidak punya hati – kau malah membalas kebaikan mereka dengan dendam. Apa hatimu terbuat dari batu?"
Suara Fang Zheng sedikit bergetar.
"Aneh sekali. Warisan ini merupakan hakku. Tidak ada hubungannya dengan dendam ataupun balas budi." Balas Fang Yuan dengan datar.