```
Dia menatapku dengan curiga.
Kemudian dia melihat ke jendela tempat aku baru saja mengintip dari dan ke bawah melihatku yang duduk di bangku dengan matanya seolah-olah menembus diriku.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Dia bertanya kepadaku. "Mencoba mencari cara untuk melarikan diri?"
Mulutku terbuka tidak nyaman. "Tidak, saya hanya melihat ke luar untuk melihat apa yang telah terjadi dan mengapa kita berhenti.
Dia menatapku tampaknya kesal dengan kehadiranku.
"Atau kamu sedang mencoba mengintai saya?" Dia bertanya dengan alisnya berkerut.
Saya menelan ludah.
"Tidak. Saya tidak." Aku berbohong lagi.
Secara teknis itu adalah kebohongan.
Saya memang diberi tugas untuk mengintai mereka saat saya masuk ke kawanan, bukan sekarang.
"Jangan khawatir." Dia menjanjikanku. "Kami akan membuatmu tidak mungkin mengintai."
Mulutku terbuka. "Apa maksudmu?"
"Kamu adalah seorang serigala. Kamu bisa menghubungi garis darahmu melalui serigalamu." Dia berkata.
Saya menunduk ke tangan saya.
"Saya tidak bisa melakukan itu." Saya berkata. "Saya adalah serigala laten. Saya belum pernah berubah wujud sebelumnya."
Dia hanya menatapku. Kemudian dia berkata. "Kamu akan melakukan tes saat kamu sampai di kawanan saya."
Tes? Tes apa yang sedang dia bicarakan?
Apakah itu berarti dia akan bisa mengetahui bahwa mereka telah menandai saya?
Jika dia tahu saya adalah mata-mata dia akan membunuh mereka di rumah, sebelum membunuh saya.
Itu jika dia membunuh saya.
Saya tidak bisa membiarkan kematian mereka ada di tangan saya.
Kemudian dia melemparkan sebuah selimut kepadaku dan sebuah tas kecil.
Saya melihat ke bawah ke tas dan menggeledah isinya.
Isinya adalah beberapa daging kering dan keju.
"Terima kasih." Saya memberitahunya.
"Saya tidak melakukan ini semua untuk membantumu." Dia memperingatkanku. "Elena berkata kamu akan mati jika kamu tidak makan atau menghindari dingin. Dan apa gunanya kamu untuk saya jika kamu sudah mati?"
Dan kemudian dia menutup pintu kereta dengan keras hingga isi perutku terlonjak.
Saya membungkus tubuh saya dengan selimut dan menggigit makanan yang telah dia berikan kepada saya.
Rasanya biasa saja tapi saya tetap bersyukur atas makanannya.
Lalu saya bersiap untuk tidur.
Saya menengok kembali melalui jendela kereta, para pria tersebut sedang tidur dan babi hutan yang telah dibunuh hanya tergeletak tidak dimasak.
Saya tahu apa yang harus saya lakukan.
Pagi esoknya, saya akan memasaknya untuk mereka.
```