Desa Danau Biru, 15 Juli 2081
Hari yang melelahkan bagi Ken Kudoroki. Seorang pria berusia dua puluh lima tahun, yang merupakan seorang profesor muda dan berbakat. Hari ini ia telah bekerja di sebuah laboratorium di sebuah kota. Setelah lamanya bekerja di kota, ia bisa kembali ke desanya untuk bertemu dengan istri dan anak yang dikandung oleh sang istri.
Hari itu, ia pulang larut malam ketika ia sudah selesai bekerja. Dengan mengendarai sepeda motor yang dirakitnya sendiri. Ia sangat lelah dan ingin cepat kembali ke rumahnya untuk bertemu dengan istrinya yang sedang mengandung tiga bulan.
"Akira, tunggu aku pulang, istriku! Sudah lima hari aku tidak pulang karena tugas ini sangat memberatkan ku!" keluh Ken dalam perjalanan pulangnya.
Ketika ia melewati perumahan yang sepi, menandakan letak rumahnya yang dekat dengan perkampungan. Walau ia menikah dalam ekonomi yang serba kekurangan, ia tetap bahagia hidup bersama sang istri tercinta. Apalagi selama hidupnya, Ken selalu bisa membuat Akari bahagia.
Malam yang sunyi hanya ada suara jangkrik yang terdengar diperjalanannya. Sepeda motornya tidak berbunyi karena menggunakan bahan bakar tenaga surya, yang bisa diisi saat siang hari.
Langit yang gelap namun bintang-bintang di langit tidak nampak. Sudah terlalu banyak cahaya yang bersinar di bumi sehingga bintang-bintang di langit pun enggan menunjukkan sinarnya.
"Sebenarnya ada apa malam ini? Hei, Itu cahaya apa?" ujarnya kaget dan dilihatnya cahaya yang mengarah ke rumahnya. "Akira!"
Karena teringat dengan istrinya di rumah, Ken bergegas mempercepat laju sepeda motor listriknya. Ia takut kalau terjadi apa-apa terhadap istri dan anaknya yang belum lahir.
"Sabarlah, Akira! Aku akan segera sampai!" Ia melajukan sepeda motornya dengan kecepatan penuh.
Ada semakin banyak cahaya yang tiba-tiba saja jatuh dari langit. Ken berusaha untuk lebih mempercepat laju motornya. Namun ia harus bersabar karena kendaraannya tidak bisa lebih cepat lagi. Karena batas maksimum laju kendaraannya adalah delapan puluh kilometer perjam.
Karena sering terjadi kecelakaan, pemerintah telah melarang kendaraan yang bukan kepentingan darurat. Warga sipil tidak boleh memiliki kendaraan yang melebihi kecepatan itu. Dan memang tingkat kecelakaan menjadi lebih kecil dari sebelumnya.
Sampai di dekat dengan rumah, banyak tetangga yang keluar rumah untuk melihat hujan cahaya atau mereka biasa menyebutnya dengan meteor.
Siapa sangka kalau meteor itu masih bisa mendekati bumi dan Ken berpikir itu adalah meteorit. Tetapi ia menemukan keanehan lainnya ketika melihat orang-orang di sekitar mulai kehilangan kesadaran dan menyerang satu sama lainnya.
"Grrrr! Hhrrrr ... rrroooarrr!" Suara orang pun berubah dengan tiba-tiba. Mengerang dan meraung layaknya binatang buas yang sedang mencari mangsa.
"A-a-da a-pa i-in-i?" tanya Ken tergagap, ia meninggalkan sepeda motornya dan lari. "Jangan! Jangan!" teriaknya dengan keras karena merasa takut.
Sosok monster dengan tubuh yang berubah menjadi berwarna hijau dan masa otot lebih besar dari manusia normal. Kemudian keluar gigi-gigi yang runcing dari mulutnya.
"Tolooong! Toollooong! Ada monster!" Suara orang yang meminta pertolongan terdengar tidak jauh dari Ken.
Dan semakin banyak teriakan manusia-manusia yang meminta pertolongan. Yang dilihat oleh Ken adalah sebuah pembantaian yang besar-besaran. Pasalnya setiap manusia yang masih tidak berubah bentuk itu malah menjadi sasaran pembantaian.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Akira! Di mana kamu, istriku! Huahhh!" teriak Ken dengan keras. Ia berlari dan mencoba masuk ke dalam rumahnya.
"Aakkhh! Tolong!" teriak Akira dari dalam rumah.
Ken berlari ke arah istrinya yang ada di kamar. Saat di dalam, ia melihat makhluk kecil yang sedang mengejar Akira. Wanita itu memegang sebuah sapu ijuk untuk memukul-mukul makhluk kecil itu.
"Tidaakk! Apa yang kamu lakukan pada istriku!" pekik Ken. Ia langsung mengambil botol minuman yang sudah kosong untuk memukul makhluk itu.
Tapi makhluk itu malah melompat ke arah Ken. Pria itu melihat makhluk itu mulai menembus kulit tangannya. Pria itu merasakan sakit yang luar biasa. Ia berpikir cepat untuk menghentikan makhluk itu tapi ia tidak bisa menariknya. Ia terlalu lemas dan tidak ada tenaga saat makhluk itu sepenuhnya telah merasuki tubuhnya, menyatu.
"Ken! Tidak!" Akira datang mendekat dengan perut yang sudah membesar karena sedang mengandung anak dari Ken. "Apa yang terjadi padamu?"
"Lari, Akira! Lari! Jangan dekati aku, lari! Lari yang jauh!" teriak Ken, menyuruh sang istri pergi karena ia tidak mau memakan istrinya juga. "Lari ... la ...." Perlahan suara Ken menghilang. Kesadaran Ken pun turut menghilang.
**
Hari itu adalah hari yang bagaikan sebuah mimpi yang mengerikan. Ken Kudoroki yang merupakan seorang ilmuan yang bekerja di kota yang letaknya tidak jauh dari desa Danau Biru.
Srek ... srekk ... srekk ....
Sebuah suara yang terdengar oleh Ken dalam gelap. Dirinya telah mendapatkan banyak kesakitan ketika ia merasa tubuhnya terombang-ambing dan bergesekan dengan batu.
'Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Apa yang sebenarnya terjadi? Oh, tubuhku sakit sekali?' pikir Ken di dalam hati.
Ken tersadar dan perlahan membuka matanya. Ketika ia melihat sosok misterius yang menyeret tubuhnya. Namun perlahan kesadarannya semakin meningkat ketika ia baru menyadari kalau dirinya ditarik oleh monster.
Sosok itu membawa Ken ke sebuah gedung kosong yang tidak berpenghuni. Dan apa yang dilihatnya ada pada tangan makhluk itu. Nampak ngeri karena di tangan makhluk itu adalah sebuah kaki manusia yang sedang dimakan oleh monster tersebut.
"Grrrhhh ... huuahhh ... rrrrrhh ...." Suara itu salah suara yang keluar dari mulutnya.
Namun entah mengapa Ken tahu arti dari suara monster yang mengerang dan meraung, serta suara-suara aneh tersebut. Ia bisa mengartikan bahwa monster itu sedang kecewa kepada temannya yang makan lebih banyak manusia daripada dirinya. Namun dirinya beruntung karena menemukan manusia yang tidak perlu usaha keras untuk mendapatkannya.
Ken melihat tubuhnya yang kini tidak memakai apapun lagi. Tubuhnya telah menjadi seperti sedia kala tapi ia tidak tahu mengapa ia mengerti bahasa makhluk itu. Walau mereka hanya mengerang dan mendesis atau suara-suara aneh yang terdengar.
"Akhh!" pekik Ken yang merasa sakit di punggungnya. Ia merasa ada benda tajam yang mengoyak tubuhnya.
"Ssshhh ... ghrrr ... rrrrrhh ...." (Dasar makhluk bodoh. Sudah mau mati masih saja mengeluarkan erangan nikmat)
'Kenapa dengan monster itu? Kenapa alu bisa tahu dia bicara apa?' pikir Ken. Tapi ia kembali merasakan sakit karena makhluk itu melempar Ken ke sembarang tempat.
Bukhh!
Ken merasa badannya semakin remuk tapi rasa sakit itu perlahan menghilang. Ia masih kesulitan untuk bergerak, namun ia melihat makhluk itu duduk. Ia bisa mendengar apa yang dikatakan makhluk itu.
"Grooarr ... rrrhhh ... shhh ... hhh ...." (Sebentar lagi giliran kamu yang aku makan. Karena di sini sulit untuk hidup dan terpaksa menjadikan tubuh ini sebagai tubuhku)
Ken mengerti apa yang dikatakan oleh monster itu dan menjadi tahu. Kenapa bisa manusia dikendalikan oleh alien itu. Tapi mendengar yang diucapkan monster bahwa tubuh manusiawi menjadi tubuhnya, maka saat ini tubuhnya juga sudah dikendalikan oleh alien itu.
"Akkhh! Sakit!" pekik Ken ketika ia melihat tangannya berubah menjadi hijau. Ia mulai kehilangan kesadarannya.
***