"Apa?! Apa yang terjadi pada mereka?"
Renal melihat orang-orang yang saat ini berebut makanan, mulai dari roti, makanan kaleng, maupun daging. Melahapnya dengan terburu-buru dan membuat mereka saling berdesakan.
Mata sayu, pandangan kosong serta baju lusuh yang mereka kenakan, membuat mata Renal seakan tidak percaya bahwa mereka masih di sebut manusia dengan peradaban daripada manusia purba yang hanya sekedar kerumunan.
Praktis, pemandangan yang di lihat Renal sekarang menunjukan bagaimana menyedihkan kehidupan mereka selama ini. Tubuh beserta pikiran di bekukan oleh salju dan mentalitas telah di ledakan oleh kelaparan dan keputusasaan.
Walaupun Renal bukan berasal dari dimensi ini, setidaknya dia masih memiliki hati nurani manusia. Apalagi saat pupil mata Renal menoleh ke seorang anak yang saat ini bermain dengan kaleng kosong bersama kakak perempuannya.
"Mayor, pengungsi dari Utara, apakah semuanya seperti mereka? "Renal berkata pada Albert.