Eris melihat ke atas langit, dimana awan-awan gelap bersalju terus semakin pekat dari waktu ke waktu. Serta suhu dingin lebih menyengat dari pada sebelumnya.
Eris merasa perasaan akrab yang sering dia lihat belakangan ini, sesuatu seperti dapat menebak apa yang akan terjadi setelahnya.
"Sepertinya, malam hari nanti bakal ada badai."
Setelah menghembuskan nafas pelan, Eris kemudian berjongkok serta memejamkan mata terhadap gundukan salju di depannya sekarang.
Tangannya mengempal seperti orang yang ingin memanjatkan doa.
"Terima kasih, terima kasih karna telah merawat kami selama ini paman. Jika bukan karnamu, aku tidak tahu apakah aku akan bertahan sampai saat ini, aku bersumpah akan mengingat semua kebaikanmu, paman. "
Dia mengeratkan gegaman untuk menjukan ketulusan dalam berdoa kepada orang baik yang membantunya selama ini. Orang yang telah memberi dia pelajaran untuk bertahan hidup di dunia yang hancur.