"Aku akan membayarmu dengan tenagaku, bagaimana? Aku bisa membersihkan rumahmu, atau melakukan pekerjaan apapun yang setara dengan uang 200 ribu rupiah."
"Nanti malam, jaga klinikku." Lalu, Ren berjalan dari sana.
Tapi, Gin segera saja berjalan lebih cepat mendahului Ren dan berkata, "Ternyata kau punya klinik?" Sepertinya dia belum ingin usai bercengkerama dengan Ren.
Saat ini, mereka sudah mengabaikan para murid yang lalu-lalang di dekat mereka yang berpura-pura ingin ke WC padahal hanya ingin menguping saja.
"Kupikir seluruh sekolah ini sudah tahu kalau aku memiliki klinik." Ren seperti sedang menyindir Gin.
"Aku jarang ke sekolah." Gin agak malu mengatakannya. "Yah, kau pastinya paham."
"Ya, ya, ya, kau sibuk tawuran dan kegiatan premanisme lainnya di jalanan. Aku sangat paham itu, wahai ketua geng!" Ren secara terang-terangan menohok Gin dengan lidah beracunnya.