Lepus berjalan menyusuri hutan. Akan tetapi, meskipun sudah berjalan selama berjam-jam, Lepus belum juga menemukan desa ataupun hunian manusia semacamnya.
"Hahh... Aku lelah. Istirahat sebentar."
Karena baru saja berjalan selama berjam-jam, selain lelah, Lepus juga kembali merasakan haus dan perutnya juga mulai keroncongan mengharapkan asupan makanan.
"Lapaar~... Kuharap ada buah-buahan layak konsumsi di sekitar sini."
Setelah istirahat sekitar 30 menit, Lepus kembali melanjutkan menyusuri hutan.
Beberapa jam kemudian, langit tampak mulai senja.
Lepus menemukan sebuah pohon besar dan ia memutuskan untuk menjadikannya tempat untuk melewati malam.
Lepus kemudian mencari ranting dan dedaunan kering di sekitar pohon besar itu untuk dibuat api unggun. Selain itu, karena tak jauh dari pohon besar itu ada sungai Lepus juga mencari beberapa batu kering dan keras seukuran kepalan tangan yang nantinya akan menjadi pengganti korek api.
Dan karena juga hampir waktunya untuk makan malam, Lepus juga sekalian membuat tombak sederhana yang dibuat dari batang kayu yang cukup ukuran, lurus, kokoh, dan kuat untuk mencoba menombak ikan di sungai tersebut.
"Hah! Tidak sia-sia aku pernah membaca buku tentang keterampilan bertahan hidup. Hahahaha!"
Setelah tombaknya jadi, Lepus pun mulai menombak ikan. Meskipun cukup sulit di awal-awal, pada akhirnya Lepus berhasil mendapatkan 3 ekor ikan yang cukup untuk makan malamnya. Mumpung di sungai, dia juga sekalian membersihkan sisik luar dan jeroan dari ikan yang dia tangkap.
"Baiklah. Menu utama sudah didapat, sekarang waktunya untuk mencari pencuci mulut."
Untungnya, di sekitar sini ada beberapa tanaman buah hutan yang layak konsumsi, jadi Lepus tidak perlu kesulitan mencari.
"Apel, Stroberi, Blackberi, Bluberi, Pir, Kiwi, ... Hm? Buah apa ini?"
Saat melihat-lihat beberapa tanaman buah, Lepus menemukan satu pohon yang mana buahnya tidak ia kenali atau pun pernah lihat sebelumnya.
Buah itu berbentuk bulat, dengan kulit berwarna merah gelap, dan berukuran diameter sekitar 10 cm.
Karena penasaran, Lepus memetik satu buah itu dari pohonnya dan kemudian mengigitnya.
".... Hm? Enak juga. Kulitnya tipis seperti Apel, tapi dagingnya lunak dan rasanya seperti buah naga. Akan kuambil beberapa."
Karena tertarik dengan buah aneh tersebut, Lepus berniat untuk memetik beberapa lagi untuk dimakan nantinya.
Tapi, saat Lepus akan memetik salah satu buah yang tampak berwarna merah gelap tersebut..., terjadi suatu hal yang mengejutkan!
"Hm!? A-Apa yang!? Kenapa buah ini bergerak-bergerak!?"
Buah tersebut bergerak dengan sendirinya!
Dan kemudian terjadi fenomena aneh lain pada buah tersebut!
"Huh!? Sekarang berubah warna!?"
Buah yang bergerak-bergerak tersebut, kali ini berubah warna kulitnya. Kulit buah yang sebelumnya berwarna merah gelap, perlahan-lahan berubah menjadi ungu-gelap!
Melihat fenomena aneh yang terjadi pada buah ini, Lepus menjadi bertanya-tanya.
"Apa yang terjadi sebenarnya? Dan bagaimana bisa hal ini terjadi? Padahal buah yang tadi kumakan baik-baik saja, dan buah lainnya di pohon ini juga tampak normal."
Beberapa saat kemudian, terjadi fenomena selanjutnya yang mungkin tidak akan pernah Lepus lupakan seumur hidupnya.