"Melamun? apa yang kamu pikirkan heuh? apa mau aku menggendongmu ala bridal style sayang?" Goda Kevin kembali dengan senyum menggodanya.
Luna tidak dapat berkata karena dia begitu kesal, Kevin sungguh menyebalkan.
"Kevin, haruskah kita ketempat laundry?" Tanya Luna dengan senyuman merekah membuat Kevin bingung.
"Untuk apa?" tanyanya tidak mengerti
"Untuk mencuci pikiranmu yang kotor dan kusut itu!" pekik Luna, ia lalu berjalan meninggalkan Kevin yang diam mematung tidak percaya dengan apa yang Luna katakan baru saja, gadis itu sungguh tidak pandai melucu karena itu sama sekali tidak lucu bagi Kevin.
...
Sesampainya di kamar, Luna dan Kevin segera memasukan gambar yang mereka ambil kedalam laptop dan membukanya satu persatu untuk melihat perbedaan di setiap sudutnya.
File foto Luna telah mereka lihat, kini saatnya melihat hasil foto Kevin dan membuat Luna terbelalak karena setiap foto yang diambil Kevin ada dirinya di dalam gambar itu.
"Astaga! Kevin mengapa semua gambar ada diriku didalamnya? apa kamu masih menyukaiku?" Tanya Luna bingung.
"Tentu saja, aku tidak hanya menyukaimu tapi juga mencintaimu!" Jawab Kevin santai.
"Ayolah Kevin jangan bergurau!"
"Itu karena kamu selalu berada di tempat yang ingin aku foto." Jawab Kevin gugup, tapi Luna tidak percaya begitu saja.
"Lihatlah, karena ada dirimu disana gambarnya menjadi terlihat buruk!" Cela Kevin membuat Luna melotot geram, "Jelas-jelas kamu yang mengambil gambar mengapa menyalahkanku?" Pekik Luna tidak terima.
"Karena kamu menghalangi gambarku!" ucap Kevin kekeh.
"Kamu bisa menggeser kameranya sedikit agar aku tidak terlihat bukan?" Jelas Luna geram.
Kevin tidak bisa lagi beralasan untuk menanggapi perkataan Luna, ia hanya bisa terdiam sedangkan Luna menatap sinis.
"Sudahlah kembali bekerja!" Ucap Kevin mengalihkan.
Mereka lalu mulai mencari keunggulan disetiap sudut hotel yang mereka foto dan membandingkanya dengan foto hotel lain di sekitar hotel Kings yang mereka dapat dari internet.
Perlahan Luna mulai mengantuk dan tertidur di bahu Kevin tanpa sadar, Kevin tersenyum melihat Luna tertidur.
"Kamu pasti kelelahan!" Gumam Kevin pelan, ia lalu merebahkan tubuh Luna di atas sofa dan mengambil selimut untuk menutupi tubuh Luna.
Kevin lalu kembali kepekerjaannya hingga akhirnya juga tertidur di bawah sofa tempat Luna tertidur.
...
Luna menggeliatkan tubuhnya hingga akhirnya terjatuh tepat di atas tubuh Kevin membuat Luna terbangun karena terkejut. Matanya perlahan terbuka dengan samar-samar ia melihat wajah Kevin yang begitu dekat dengannya bahkan dia dapat merasakan hangatnya hembusan nafas Kevin yang masih terlelap.
Dirinya masih setengah sadar terlebih wajah Kevin yang tampan membuatnya terpesona ia lalu menyentuh rambut Kevin dengan ragu, perlahan turun kealis, bulu mata hidung hingga bibir ranum Kevin.
"Kamu seperti malaikat saat tertidur seperti ini tapi bagaikan demon saat terjaga." Gumam Luna tersenyum.
"Tunggu dulu? aku masih diatas tubuhnya? AstagaLuna apa yang kamu lakukan!" Ucap Luna saat menyadari posisinya berada di atas tubuh Kevin, iapun perlahan mengangkat tubuhnya tapi belum sempat Luna beranjak Kevin menggeliat dan membuat Luna berada disebelahnya dengan tangan yang masih mendekap Luna.
"Kevin... " panggil Luna pelan tapi Kevin tidak menggubris, Luna menggoyangkan telapak tangannya di depan wajah Kevin tapi tidak ada respon sepertinya bosnya ini masih tertidur pulas membuat Luna menarik nafas Lega.
"Luna.." Ucap Kevin mengigau.
"Dia memimpikanku?" gumam Luna bingung.
"Ya begitu Luna, jepit yang kuat agar lebih enak!" Kevin merancau lagi, membuat Luna membulatkan matanya sempurna, apa yang pria ini mimpikan mengapa terdengar sangat..
"Pria mesum!" Gumam Luna kembali, ia lalu mencoba melepaskan tubuhnya tapi Kevin mendekapnya sangat kencang hingga ia tidak dapat berkutik.
"Astaga Luna, kamu sungguh amatir posisi begitu mana enak!" Wajah Luna kini menjadi merah padam, apa yang ada didalam mimpinya hingga ia berkata seperti itu.
"Brengsek, apa yang kamu mimpikan?" ucap Luna, ia tidak lagi berbisik karena ia sungguh kesal, bahkan di saat tidurpun ia begitu menyebalkan. Luna sudah meralat kata-katanya tadi saat ia terjatuh di atas tubuh Kevin, demon akan selalu menjadi demon bagaimanapun keadaannya.
"Lunaaaa!" Teriak Kevin tiba-tiba membuat Luna terkejut.
"Apa yang kamu lakukan pada kepitingku! masak yang benar bodoh!" Kini Luna benar-benar penasaran apa yang sebenarnya Kevin mimpikan, mengapa tiba-tiba ada kepiting?
"Jepit Luna...ubah posisinya!" Luna sungguh bingung, apa dia bermimpi mesum di pinggir pantai sambil makan kepiting?
"Astaga! kamu harus menjepit capitnya agar pecah dan bumbunya meresap."
"Ubah posisinya agar kepitingnya terendam bumbu baru enak Luna!" Dengan suara parau Kevin terus mengigau dan membalikan badannya hingga Luna terbebas kini, jadi dia sedang menyuruh Luna memasak di dalam mimpinya, kini Luna benar-benar kesal dibuatnya.
"Astaga! bahkan dimimpinyapun aku harus memasak untuknya," Ucap Luna kesal tapi setidaknya dia lega karena Kevin tidak memipikan hal aneh.
"apa otaknya telah diseting untuk memprogram diriku sebagai pelayannya bahkan di saat mimpipun?" ucap Luna kesal sambil melirik sinis kearah punggung Kevin yang bidang.
"Lihat saja, Kevin Wijaya aku akan membalasmu!" Ucap Luna ia lalu beranjak bangun dan segera memasuki kamar untuk mengambil sesuatu.
.....
Luna tersenyum sambil memoleskan blush on di pipi Kevin dengan warna merah merona, sebelumnya ia telah memakaikan eye shadow biru dengan gliter dikelopak matanya tentu dengan eyeliner yang tebal dan panjang.
"Lihatlah betapa manisnya pak bos, cantik sekali hasil karyamu Luna." Luna memuji dirinya sendiri setelah menorehkan lipstik tebal dibibir Kevin yang tentunya berantakan.
Ia lalu meraih bando dengan mutiara pink yang mengkilap lalu menyematkannya di kepala Kevin.
"Lihatlah, vine kamu sungguh cantik!" Ejek Luna tertawa senang, ini adalah sebuah balas dendam yang memuaskan.
Ia lalu meraih ponselnya dan memfoto wajah Kevin yang terlihat seperti badut itu, setiap sudut tanpa celah Luna memotretnya dengan antusias.
"Ah hampir lupa!" ucap Luna, ia lalu meraih tangan Kevin yang sebelumnya sudah ia pakaikan cat kuku dengan warna merah menyalah.
"Lihatlah warna kuku kita sama, mari berfoto!" Luna dengan antusias mengambil gambar Kevin tentunya denga warna cat kuku yang terlihat mencolok.
Luna sungguh tidak tahan, ia terus tertawa hingga terpingkal-pingkal, Kevin yang tampan dan maskulin telah berubah menjadi cantik.
Merasa telah cukup, ia bergegas menghapus make up diwajah Kevin sebelum sang bos terbangun tentu saja ia akan memecatnya jika mengetahui apa yang telah diperbuat pada wajahnya. Luna mencari dimana ia meletakan tissue basah dan sepertinya ia meletakannya dikamar, iapun bergegas kekamar dengan hati-hati.
Disaat Luna masih mencari tissue didalam tasnya, bel pintu berbunyi tapi Luna tidak menyadarinya.
Bel kembali berbunyi kali ini membuat Kevin terbangun. Dengan wajah yang masih mengantuk ia beranjak bangun membukakan pintu.
Betapa terkejutnya pelayan hotel saat melihat wajah Kevin tapi pelayan ini berusaha sekuat tenaga agar Kevin tidak menyadarinya.
"Ini hadiah dari tuan Smith" Ucap sang pelayan, Kevin lalu menerimanya dengan wajah tersenyum.
"Sampaikan terima kasihku padanya" pesan Kevin sebelum akhirnya menutup pintu, sang pelayanpun akhirnya dapat melepaskan tawanya yang sedari tadi tertahan.
"Astaga!" betapa terkejutnya Luna saat baru saja keluar kamar dan mendapati Kevin berada dihadapannya iapun segera menyembunyikan tissue basah yang dipegangnya di balik punggungnya.
"Smith sangat baik dia memberikan kita hadiah lagi, sepertinya ini gaun dan baju untuk kita." Ucap Kevin, ia belum menyadari apa yang telah diperbuat oleh Luna pada wajah tampannya.
"Ah ya, dia sangat pengertian." ucap Luna canggung. Hatinya was-was kini, bagaimana jika Kevin murka dan memecatnya detik ini juga? tamatlah sudah.
"Aku akan mandi lebih dulu, setelah itu kita cari makan. aku bermimpi makan kepiting tapi rasanya tidak enak."
"Be..benarkah?" tanya Luna gelisah.
"Benar! Karena kamu yang masak rasanya jadi asin." jawab Kevin, ia lalu berjalan menuju kamar mandi sambil bergumam "Bahkan didalam mimpipun masakannya masih tidak enak."
"Tamatlah sudah." Luna terduduk lemas saat Kevin telah memasuki kamar mandi.
Kevin berjalan dengan santainya memasuki kamar mandi, perlahan ia melepaskan semua pakaiannya hingga terlihat lekukan diperutnya yang terbentuk kotak karena tubuh maskulinnya. Ia lalu menyalakan shower dan memegang kepalanya yang kini basah tapi ada sesuatu yang mengganjal dikepalanya iapun meraihnya dan betapa terkejutnya saat mendapati bando pink berada dikepalanya tadi, dengan cepat Kevin berjalan kearah cermin dan melihat wajahnya.
"Lunaaaaaaaaa!!!!!!" pekik Kevin geram, apa yang sudah gadis itu perbuat pada wajah tampannya dan tadi dia bahkan keluar mengambil hadiah dari Smith pasti pelayan itu sedang mentertawakannya saat ini.
.....