アプリをダウンロード
58.91% My Teacher My Husband / Chapter 109: Ch. 109

章 109: Ch. 109

Suzy mengumpat kesal, dasar  teman sialan. Sudah tau dia sedang membawa nyawa lain dalam perutnya dan manusia kelebihan kadar bahagia itu malah mengajaknya berlari.

"Mati kau Byun Baekhyun! Mati!" Umpat Suzy murka. Menendang kerikil yang ia rasa menghalangi jalannya. Setelag mengajaknya berlari keliling kampus pria sialannya ita malah pergi entah kemana.

"Dasar sialan!" Suzy kembali memaki. Jika terjadi apa-apa pada ananknya lihat saja. Penyiksaan pertama dari Suzy sendiri dan penyiksaan penutup dari Sehun.

"Sia-"

"Suzy?"

Umpatan Suzy sepertinya harus  terhenti sampai disini, dilain kesempatam akan Suzy lanjutkan umpatannya yang tertunda ini. Tunggu segmen selanjutnya.

"Ya?" Suzy menyahut kalem. Setidaknya kesan pertama harus wah begitu 'kan.

"Kau terlihat lebih berisi ya." Myungsoo menyapa ramah. Berjalan mendekati Suzy dan mengusap kepalanya.

"O..oh,, h.. hai M.. Myungsoo." Suzy balik menyapa hanya saja lebih kaku. Maklum pertemuan kesekian kali dengan mantan kekasihnya. Hahahaha.

"Hamil?" Tanya Myungsoo. Anggukan Suzy berikan, tak ada alasan untuk tidak mengakui anak dari Sehun. Itu sebuah kebanggaan tersendiri.

"Selamat, semoga bayimu tumbuh sehat." Ujar Myungsoo dengan senyum yang sangat jelas ia paksakan. Bagaimana tidak? Tunangan, ah mantan tunangan yang kau tinggal sebentar hamil darah daging pria lain? Sakit bruh.

"Tentu, ayahnya sangat menyayanginya." Balas Suzy. Bukan bermaksud menyakiti, hanya saja Myungsoo perlu diajari bagaimana rasa sakit yang sebenarnya agar pria itu tak berbuat semaunya lagi.

"Maaf soal waktu itu, aku benar-ben-"

"Sudahlah, tak usah membuka luka lama lagi L." Ujar Suzy. Nada suaranya sudah bergetar entah kenapa, entah karena sakit, marah, sedih, tak terima atau apalah itu namanya. "Aku sudah terlalu sakit L, jangan mengungkitnya lagi, apa lagi membahasnya. Kau tak akan tau karena kau tak merasakannya." Lirih Suzy. Air mata Suzy sudah menggenang dan tangannya secara reflek meremat ujung bajunya.

Grep.

"Biarkan seperti ini untuk terakhir kali. Ku mohon." Bisik Myungsoo setelah menarik Suzy kedalam pelukannya. Penyesalan itu selalu datang terakhir tentu saja, kenapa dia tidak membawa Suzy saja waktu itu? Kenapa dia tak memberikan penjelasan lengkap saja? Kenapa dan kenapa lainnya. Jujur saja hati Myungsoo remuk sekarang, gadis dalam pelukannya bukan lagi miliknya, tetapi milik orang lain. Hati yang dulu menjadi miliknya sudah menjadi milik orang lain. Kurang sakit apa lagi Myungsoo?

"Aku benar-benar mencintaimu." Lirih Myungsoo.

Cup.

Mencium dahi Suzy lalu mengusap kepalanya gemas. Ini benar-benar yang terakhir kalinya. Dua jam lagi Myungsoo akan pergi dari Korea. Meninggalkan cintanya dan semuanya.

"I love u sweety."

Suzy diam bahkan saat Myungsoo sudah pergi menjauh darinya. Perlahan air mata sudah mengalir dari pipinya, entah kenapa rasa sakit itu datang lagi. Bahkan lebih perih.

Greb.

"Menangis saja. Tak masalah." Suara lain membisik di telinganya. Pelukan ini,, Sehun. Berarti Sehun melihat semuanya?

"Hiks." Suzy mencengkram erat pakaian pada bagian pinggang Sehun. Menelusupkan kepalanya pada dada Sehun dan menangis keras disana. Apa Sehun akan berfikir bahwa ia selingkuh? Melakukan tindak pengkhianatan? Apa Sehun akan menjauh lagi?

"Keluarkan saja. Baby akan sesak jika kau mendengarnya." Bisik Sehun lagi.

"Aku hiks aku tidak melakukan apa pun. Dia hiks dia saja yang menyosor padaku hiks. Dia memelukku dan mencium dahiku." Isak Suzy dan menunjuk dahinya yang menjadi bekas dari stempel bibir Myungsoo.

Mau tak mau Sehun terkekeh, mencium dahi Suzy, dan menggantikan stempel bibir Myungsoo dengan stempel bibirnya sendiri. "Sudah tak ada." Ujar Sehun.

"Dia mengatakan dia mencintaiku dan hiks dia.. dia hiks Sehun.!!" Rengek Suzy menjadi-jadi.

"Tak apa. Tak masalah, yang penting itu terakhir. Jika kau bertanya aku rela? Maka kau akan mendapat jawaban aku sangat tak rela." Lirih Sehun. Menangkup wajah Suzy dan tersenyum seperti biasa. Sampai kapan pun Sehun tak akan pernah rela jika istri kecilnya ini di sentuh pria lain. Tapi entah kenapa, Sehun rasa dua manusia tadi butuh waktu berdua. Dan yah, Sehun memberikan mereka waktu berdua.

"Aku tak mau hiks minta maaf, aku tak salah." Ujar Suzy pelan.

"Tak masalah."

**

"Itu semua karena salahmu! Kenapa kau meninggalkan Suzy? Lihat! Suzy jadi bertemu Myungsoo 'kan!" Amuk Jiyeon memukul-mukul Baekhyun. Spoiler Baekhyun ini memang benar-benar sialan!

"Aku tadi ingin buang air! Tak mungkin mengajak Suzy ke toilet pria 'kan bodoh?!" Baekhyun balas mengamuk. Otak itu diberi untuk digunakan, bukan untuk memberatkan kepala!

"Diamlah." Dengus Chanyeol jengah. Menyeret Kai untuk mengikutinya dan meninggalkan dua perempuan itu disana. Berisik sekali.

"Kita kemana?" Tanya Kai.

"Memberi perhitungan pada Myungsoo." Jawab Chanyeol.

"Tak perlu. Dia dalam perjalanan ke bandara." Ujar Kai santai membuat langkah lebar Chanyeol terhenti.

"Kau bilang apa?"

"Bandara!" Dengus Kai. Telinga lebar tak berguna! Buang saja itu telinga! Memberatkan kepala. "Jangan bertanya aku tau dari mana. Aku terlalu malas untuk menjelaskan." Sungut Kai saat ia melihat gerak-gerik teman sialannya ini.

"Ahaaa! Kau bekerja sama dengan Myungsoo hah?!" Sungut Jiyeon dengan suara melengking khasnya. Bonus dengan teriakan memekikan Baekhyun yang nadanya tujuh oktaf itu.

"Berhenti bicara omong kosong spatula karatan!" Desis Kai tak terima. Untung status mereka teman, jika tidak? Habislah mereka. Dasar memuakan!

"Apa kau bilang pantat penggorengan?" Balas Jiyeon. Spatula karatan? Ingin bertengkar? Ayolah kalau begitu!

"Tak bisakah kalian diam? Berisik sekali!" Baekhyun menengahi. Kepalanya sudah berdenyut sakit dan lihatlah mereka! Mencari ribut saja!

"KAU INGIN BERTENGKAR?!"

**

"Bajingan sialan itu! Datang dan pergi seenak perutnya! Lebih baik tidak usah datang saja padaku! Mengungkit luka lamaaaaa. Huwaaaaa." Suzy menjerit keras dan berguling-guling histeris di lantai. Sudah jelas bahwa masa lalunya itu memyakitkan dan tetap saja si sialan itu datang lagi.

"Kau tidak boleh berguling seperti itu. Kau bisa menyakiti baby." Ujar Sehun seraya mengusap rambut Suzy dengan sayang.

Suzy berhenti. Tidak lagi menggencet perutnya dengan lantai tetapi menghadapkan perutnya ke langit-langit rumah. Menatap Sehun yang saat ini tengah duduk di sampingnya dengan senyuman satu triliun watt miliknya dan juga segelas susu coklat yang sudah pasti bukan untuk Suzy tentu saja.

"Hiks.. Sehun." Isak Suzy mulai menangis seperti anak kecil yang kehilangan permen kapasnya.

"Kenapa hmm? Apa sakit sekali?" Tanya Sehun dan memindahkan kepala Suzy keatas pangkuannya. Mengusap rambut gadis itu dan tersenyum saat mendapati Suzy hanya menggeleng. Entah itu gelengan untuk jawaban tidak sakit atau malahan sakit sekali.

"Aku hanya marah. Dia mengganggu ketenangan baby di dalam sini." Rajuk Suzy dan menunjuk perutnya yang sudah agak menggembung itu.

"Memang baby tidak suka?" Tanya Sehun lagi. Sedikit penasaran dengan jawaban Suzy sebentar lagi.

"Dia menendang perutku keras sekali. Dia tidak suka saat Myungsoo memelukku dan menciumku. Tendangannya sangat kuat." Adu Suzy tentang apa yang dia alami tadi. Tendangan bayinya bukan omong kosong semata, itu sungguh-sungguh terjadi.

"Anak daddy, jangan terlalu merepotkan mommy di dalam sana oke. Kasihan, mommy juga harus mengurus daddy, kuliahnya dan baby. Jadi jaga mommy oke?" Sehun berbisik di depan perut Suzy dan mengecupnya sebentar. Berharap bahwa bayi mereka tau bahwa di sini daddynya juga ikut menjaga mommynya.

Duk.

"Eungh. Seehuuun! Dia menendang lagi, uwaah.. yang ini tidak sakit." Seru Suzy seraya membawa telapak tangan Sehun keatas permukaan perutnya.

Duk.

"Hai baby, ini daddy. Sehat-sehat di dalam sana ok. Jika ingin sesuatu katakan pada mommy dan akan segera daddy belikan. Mengerti?" Ujar Sehun tak kalah senang. Apa dulu Siwon di duda tua bangka juga merasakan seperti ini saat ibunya yang cantik itu mengandung dirinya dan si tonggos Yifan? Tiba-tiba saja hati Sehun menghangat saat mengingat bagaimana ayah dan ibunya dulu merawatnya dengam sangat sabar.

"Terima kasih." Bisik Sehun di telinga Suzy. Mengecup singkat kening Suzy dan tersenyum tampan lagi.

"I love u."

"I love u too."

TBC

THANK U

DNDYP


next chapter
Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C109
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン