アプリをダウンロード
36.58% My Possessive Brother / Chapter 30: Bab 30. Alex Ngamuk

章 30: Bab 30. Alex Ngamuk

seorang laki laki mengeram kesal dalam mobilnya. beberapa kali benda mati berbentuk lingkaran di depannya menjadi pelampiasan amarahnya. terasa sia- sia saja usahanya hari ini mengejar seorang gadis yang hampir membuatnya gila dari kemarin ke sekolah.

" Ck!! dia benar benar keterlaluan. " ucapnya yang entah sudah yang keseberapa kalinya itu.

dia hendak memukul stirnya lagi. sampai akhirnya sebuah benda pipih persegi di kantongnya bergetar hebat.

" CK!!! beraninya kau Lexsa" teriaknya marah. benda pipih tak berdosa itu seolah menjadi pelampiasannya kali ini.

sebuah foto seorang gadis yang sedang makan di sebuah restoran di pinggir pantai berhasil menyulut emosinya semakin panas. rasanya dia ingin menghancurkan apapun yang ada di sekitarnya.

" kau benar-benar mencari gara-gara denganku Corner, beraninya kau mendekati gadisku" Alex menatap nyalang kearah benda pipih yang masih menampilkan foto adiknya dan rivalnya. yang dia dapatkan dari orang suruhannya.

" kita lihat saja nanti. apa kau berhasil mendapatkannya." Alex menyeringai licik. seolah sedang menyusun rencana keji dalam otaknya untuk menjauhkan adiknya dari rivalnya itu. tapi siapa yang tahu hal keji apa yang akan dilakukan oleh seorang Alex Willshon.

berbeda dengan halnya Alex. ditempat lain sebuah lamborghini memasuki kediaman Willshon. seorang gadis yang masih menggenakan seragam sekolah yang dipadukan dengan jaket biru yang melekat pas di tubuh indahnya turun dari mobil itu. sambil tersenyum manis kearah seorang lelaki yang membukakan pintu untuknya.

" hati hati ya" ucap Lexsa kepada Al yang masih berdiri di depannya.

" thank untuk hari ini sayang" balas Al sambil mencium kening Lexsa lembut.

Lexsa tersenyum malu. menanggapi tindakan Lelaki di depannya.

" aku balik ya" ucap Al meninggalkan Lexsa yang sudah seperti kepiting rebus.

Lexsa menatap senang kearah lelaki yang mengendari mobil lamborghini hitam itu..

YAAA gue gak nyangka, gue pacaran sama Al.. Kak Alex bakalan ngamuk gak ya kalau tahu gue pacaran sama rivalnya.. ahh bodo amat lah...

tapi gue kenapa langsung terima ya. padahalkan gue belum tahu. gue cinta sama dia atau hanya sekedar kagum saja.. tapi kan kata kak Alex jangan pakai hati beralas cinta dalam hubungan yang berlebel pacaran nanti kalau sudah putus malah patah hati.. kan nasehat seorang Playboy berpengalaman tak ada salahnya diikuti kan..

gue benar dong ya. haha..

Lexsa tersenyum geli dengan pikiranya sendiri.. Lexsa menghentikan langkah kakinya yang hendak membuka pintu utama rumahnya. saat sebuah mobil yang sangat dikenalnya memasuki kawasan rumahnya. seorang lelaki yang sangat dia kenal turun dengan terburu-buru dari sana dengan wajah yang memerah akibat emosi yang sedari tadi hendak meledak.

" dari mana saja kamu" tanya Alex dengan suara beratnya khas suara saat dia marah.

" habis jalan-jalan. " balas Lexsa tenang. walaupun sebenarnya jantungnya berdebar hebat jauh dari kata tenang.

" jalan sama siapa kamu" tanya Alex semakin menuntut.

" sama kawan kak" balas Lexsa ciut melihat tatapan penuh amarah kakaknya.

" ini yang kamu bilang teman" Alex menunjukkan sebuah foto di ponselnya.

Lexsa terkesiap kaget . dari mana kakaknya itu mendapatkan fotonya dan Al..

"apa ini yang namanya teman.. sejak kapan kamu membiarkan seorang teman menyentuh bibirmu . hah" Alex berucap emosi. dia tak bisa menahannya lagi. rasanya dia ingin membunuh orang yang sudah berani menyentuh bibir ranum gadis didepannyaa.

"oo atau kalian sudah ciuman sebelumnya" Alex menatap Lexsa merendahkan. Lexsa yang sedari tadi ciut kini menatap nyalang kearah Alex yang sudah berani menuduhnya serendah itu.

"aku tidak serendah itu kak.. aku tidak akan berciuman dengan lelaki manapun sebelum aku ingin melakukannya" ucap Lexsa setengah berteriak.

sekelebat rasa tenang merayap ke hati Alex saat mendengar kata kata adiknya. walaupun akhirnya emosinya kembali menguasahinya

"beraninya kamu membentakku karena dia Lexsa"

"ini bukan karena siapa-siapa. tapi ini karena kakak. seenaknya kakak menuduhku. padahal aku tak pernah melemparkan tuduhan apapun

pada kakak. apapun kak.. bahkan saat aku tahu kakak bercumbu dengan banyak gadis. tapi apa. aku tak pernah merendahkan kakak dengan tuduhan apapun.

tapi . kakak bahkan menuduhku sehina itu." Lexsa tak bisa lagi menahan kekesalannya. semua unek-uneknya selama ini seolah sudah dia keluarkan semua.

sadar atau tidak mereka sekarang sudah masuk kedalam rumah mereka. entah siapa yang membukakan pintu itu sampai mereka berdiri disini sekarang. tapi yang pasti mereka berhasil membuat para pembantu menatap aneh kearah mereka.

"jangan mengalihkan pembicaraan Lexsa. kita sedang membahas kamu bukan aku" balas Alex tak suk dengan perktaan adiknya..

"Kakak..."

"Ehmmm" sebuah deheman yang lumanyan keras mengalihkan atensi mereka.

"Daddy.. momy" seolah tak kalah kaget dari adiknya. Alex menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Daddy dan momynya sekarang berdiri sambil melipat tangan di depan dada menatap tajam kearah mereka.

"oo kalian tak sempat menjemput kami. tapi kalian sempat untuk beradu mulut seperti sekarang ini. " ucap Robecha sambil menatap tajam kearah kedua anaknya

"dan bahkan kalian tidak menyadari kehadiran kami. sungguh sambutan yang sangat menyenangkan" Robech nerucap tak kalah tajam dari istrinya.

Lexsa DAN Alex menatap kearah kedua orang tua mereka. mereka cukup ceroboh karena lupa dengan hari kepulangan orang tua mereka.

"itu mom, dad" Lexsa berusaha bersuara tapi kembali ciut saat melihat tatapan orang tua mereka..

Robecha menghela nafas lelah dengan kelakuan kedua anaknya. mereka tidak akan berbaikan kalau dipaksa berbaikan. biarkan mereka sendiri yang menyelesaikan masalah mereka. lagipula dia dan Robech sudah sangat lelah. karena mereka baru saja sampai di rumah

"selesaikan masalah kalian. momy dan dady mau istirahat dulu" ucap Robecha meninggalkan kedua anaknya yang akhirnya dapat menghembuskan nafasnya tenang.

sepeninggalan orang tuanya. Alex langsung melotot tajam kearah Lexsa. seolah berkata

minta maaf sekarang sama gue!!

"hn" Lexsa bergumam ambigu sambil melangkahkan kaki nya kearah kamarnya di lantai dua. tanpa menghiraukan tatapan tajam kakaknya .

gue perlu istirahat juga kali. perlu mandi. perlu ganti baju, biar seger biar wangi.. emang kerjaan gue berantem sama lo aja

ooh ya gue lupa berterima kasih deh sama lo kak..

thank ya kak. karena lo gak ganggu kencan gue, kan jadinya gue bisa pacaran haha..

Lexsa seolah ingin tertawa dengan pikirannya sendiri. walaupun sisi hatinya yang lain. masih takut, kalau kalau kakaknya kembali marah besar terhadapnya.

Lexsa melepaskan pakaiannya kemudian memasuki bathroom dan memulai aksi mandinya tanpa menghiraukan aksi kakaknya yang sudah mengedor ngedor paksa pintu kamarnya

"Lexsa buka!!" Alex berteriak geram. pasalnya pintu kamar adiknya sekarang terkunci..

dia tidak ingin mengganggu istirahat orang tuanya, tapi masalah ini harus segera di selesaikan..dan untungnya kamar orgtuanya itu kedap suara. jadinya dia bisa sedikit tenang..

"pergi gak. gue mau istirahat, capek!!" teriak Lexsa dari dalam kamar..

"gue bilang buka" teriak Alex lagi tak menghiraukan perkataan lexsa.

Alex mulai geram sendiri. seharian dia mutar-mutar mencari gadis keras kepala di balik pintu itu, dan sekarang dia harus kembali membuang tenanganya untuk mengedor pintu kamar adiknyaa.

Alex mulai menarik nafasnya pelan. dan kemudian menghembuskannya lagi, mencoba untuk mendinginkan kepalanya. dia harus berpikir tenang disaat-saat seperti ini.

aaa gue ingat, jendela dekat balkon.

Alex tersenyum miring mengingat kebiasaan adiknya yang tidak mengkunci jendela balkon kamarnya. dan tentu dia bisa memanjat dari arah kamarnya yang tepat berada di sebelah kanan kamar adiknya itu..

dasar ceroboh, baiklah mari kita lihat apa kamu akan ingat mengkunci nya sayang.

Alex berjalan menuju kamarnya. paling tidak dia perlu membersihkan badannya dulu sebelum akhirnya harus kembali beradu argumen dengan adik kesayangannya itu.

sedangkan di kamar sebelah. Lexsa tengah tersenyum senang membalas chat dari seseorang di seberang sana.

aku mau ngomong

balas orang itu.. Lexsa kembali mengetik sebuah pesan singkat sebagai balasan. dia tahu sebentar lagi Handphonnya pasti akan berdering.

dan benar saja, tak sampai 2 menit berlalu. sebuah nomer yang dia kenal langsung menelponnya.

"hy sayang"

''iya Al, mau ngomong apa.. " tanya lexsa penasaran.

"cuma mau ngomong aja kok,. kamu lagi apa"

"aku lagi telponan sama kamu dong Al."

sebuah tawa renyah terdengar dari orang di seberang telpon. seolah sedang mertawakan dirinya yang bertanya sesuatu yang sudah pasti

"besok aku jeput ya"

"boleh, jangan sampai telat ya.. " ucap Lexsa mengiyakan tawaran Al..

Lexsa yang sedang asik bercengkrama dengan Al. tak sadar kalau sedari tadi seorang lelaki sedang berdiri di belakangnya sambil menggepalkan tangannya marah.

Alex menarik ponsel adiknya kemudian dengan cepat mematikan sambungan telpon itu dan melemparkannya kesembarang arah.

"kakak" Lexsa berteriak marah.. Alex benar-benar mengganggu kesenangannya.

"kamu marahan denganku, kamu tak membuka pintu sialan itu. dan sekarang kamu sedang telponan dengan seseorang hah" balas Alex kesal..

Lexsa mendelik tak suka kearah kakaknya, dia tak mau diganggu, dia tak mau di kekang dengan segala tetek bengek aturan kakaknya.

"siapa yang kamu telpon Lexsa" tanya Al angkuh..

"itu bukan urusan kakak" balas Lexsa tak suka dengan pertanyaan kakaknya.

"apa itu corner hah"

"kalau iya kenapa, kakak mau marah, kakak mau bunuh dia, atau kakak mau bunuh aku." bentak Lexsa kesal yang berhasil menyulut emosi Alex semakin menjadi jadi.

"apa maksud perkataanmu, kau membelanya Lexsa, kau membelanya,.. " Alex menarik tangan Lexsa kasar saat Lexsa mencoba menghindarinya.

"apa kalian berpacaran." tanya Alex marah, nafasnya sudah tidak teratur jantungnya berdetak dua kali lebih cepat karena amarahnya..

"kalau iya kenapa.. kakak mau minta Lexsa putusin dia, tidak akan. kakak tidak punya hak mengatur masalah hubungan asmara ku. aku tak pernah ikut campur dengan masalah asmara kakak" Lexsa berusaha menurunkan intonasi suaranya . sambil sesekali meringis pelan karena cengkraman tangan kakaknya pada tangan kecilnya.

"aku punya hak atas itu" Alex berucap tak suka, cengkraman tangannya di lengan Lexsa semakin mengencang. Lexsa kembali meringis kesakitan. dia berusaha melepaskan cengkraman itu tapi tidak bisa..

"kak sakit" Lexsa berucap lirih. seolah suaranya telah hilang digantikan dengan rasa nyeri yang amat sangat dipergelangan tangannya.

Alex yang melihat gurat kesakitan di wajah adiknya kembali sadar atas tindakan kasar yang baru dia lakukan. dengan cepat dia melepas tangan Lexsa. Lexsa segera meraih tangannya mengusapnya pelan. ini pasti akan membiru besok paginya.

"sebaiknya kakak keluar dari kamar ku" ucap Lexsa lelah.. sebaiknya dia yang mengakiri pertengkaran ini atau tidak sama sekali.

" Lexsa.." Alex berucap lirih seolah baru sadar kalau dia sudah menyakiti adiknya itu..

Alex menatap penuh rasa bersalah kearah Lexsa yang sudah masuk kebalik selimutnya.. entah keberanian dari mana yang menyusup kedalam dirinya. perlahan tapi pasti Alex mulai menaiki ranjang itu. dan menempatkan dirinya dibelakang punggung Lexsa yang tidur membelakanginya..

" kak lepas" ucap Lexsa merasa geli saat tangan kakaknya memeluknya dari belakang..

" maaf. " ucap Alex yg bethasil menghentikan Lexsa melepaskan rengkuhan tangannya.

" maaf soal tangan kamu. apa masih sakit." lanjut Alex sambil mengusab pelan lengan Lexsa yg sudah memerah karena ulahnya.

Lexsa membalikkan badannya melihat bagaimana ekspresi kakaknya saat ini..

" seharusnya kakak tidak menyakiti ku" ucap Lexsa sedikit kesal.. walaupun akhirnya luluh juga saat melihat tatapan

menyesal lelaki di depannya.

" aku minta maaf untuk itu" ucap Alex lagi. seolah kata-katanya mampu membuat mulut gadis di depannya berucap

iya

" seharusnya kakak tidak semarah itu" balas Lexsa

" baiklah.. iya iya aku maafkan" lanjut Lexsa lelah terus-terusan dihadapkan pada tatapan menyesal kakaknya seolah hanya dia yang terluka disini.

Alex tersenyum senang. akhirnya gadis ini memaafkannya.

" kenapa kamu jalan sama Al. kenapa kamu pergi sekolah sendiri. kenapa kamu menghindariku" Lexsa menghela nafas lelah . ini lah kakaknya, pria itu tak akan puas sebelum semua yang dia mau dia dapatkan.

" apa kakak mau kita berdebat lagi soal itu" balas lexsa.

" baiklah aku akan bertanya satu-satu.. .. kenapa kamu pacaran dengan Corner" tanya Alex lagi seolah sudah lupa dengan rasa bersalahnya beberapa menit yang lalu.

" kan gak ada salahnya kak. kalau Lexsa pacaran dengannya " jelas Lexsa akhirnya.. lelah juga kalau terus terusan di bondong pertanyaan yang sama.

" kamu cinta sama dia" Alex menatap Lexsa intens. seolah mata itu bisa mengatakan semua yang ingin dia tahu.

" belum tahu sih kak. kan kata kakak gak boleh pakai hati dulu biar gak patah hati waktu udah putus" jelas Lexsa sambil tersenyum polos.

" bagus.. segera putusin dia. kakak tidak suka" Alex tersenyum senang dengan jawaban adiknya. ternyata gadis didepannya ini mengikuti kata katanya.

" iii kakak.. kami baru jadian lah" Lexsa berucap kesal. lelaki yang sedang memeluknya ini memang sangat menyebalkan. tapi tetap saja dia sangat menyayangi lelaki ini.

" kenapa kamu berangkat sendiri tadi pagi. kenapa kamu menghindari ku. kenapa ayo jawab " Alex bertanya tak sabaran.. dengan semua pertanyaan yang sudah berkecamuk dalam hatinya sedari tadi.

" baiklah baiklah" Lexsa menghela nafas kesal. tapi dia tetap akan menjawab pertanyaan itu. kalau tidak kakaknya tidak akan pernah berhenti bertanya. sungguh menyebalkan.

"itu semua karena aku kesal sama kakak. kakak memperlakukanku seperti tahanan kemarin. dan semua itu karena Beny. seharusnya kakak marah sama Beny bukan sama aku.. " jelas Lexsa panjang lebar..

" itu juga karena kamu tidak menceritakan yang sebenarnya sama aku" balas Alex semakin gencar.

Lexsa menatap tajam lelaki di depannya.. semua ini membuatnya kesal. tapi kakaknya malah semakin merapatkan tubuh mereka tampa berniat melepaskannya. kalau begini dia akan kesusahan untuk marah-marah..

" maaf untuk itu. aku janji tidak akan mengulanginya lagi" ucap Lexsa akhirnya.. Alex tersenyum senang akhirnya kata kata

yang ditunggu nya keluar juga dari mulut gadis di depannya.

" baiklah ayo tidur " ucap Alex sambil menarik Lexsa semakin merapat kearahnya . Lexsa menyandarkan kepalanya di dada bidang kakaknya mencari posisi nyaman untuknya.

" kenapa kakak tidak tidur di kamar sendiri saja" ucap Lexsa heran dengan tingkah kakaknya.

" tidurlah.. aku kangen" balas Alex sambil mengucup lembut puncak kepala Lexsa..

Lexsa tersenyum senang. akhirnya lelaki menyebalkan ini kembali menjadi sosok yang manja dan selalu memanjakannya. sosok yang hangat dan selalu melindunginya. .

Lexsa memejamkan matanya lelah, membiarkan setiap kehangatan membungkus tubuhnya dan kakaknya..

"good night my Prince"

***


next chapter
Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    週次パワーステータス

    Rank -- 推薦 ランキング
    Stone -- 推薦 チケット

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C30
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • テキストの品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    パワーストーンで投票する
    Rank NO.-- パワーランキング
    Stone -- 推薦チケット
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン