Sudah setengah tahun sejak kedatangan Roxy di keluarga Greyrat.
Roxy mengajarkan banyak hal kepada Rudeus, yang membuat Rudeus sangat bersyukur memiliki Guru seperti Roxy. Bukan hanya lembut dan perhatian, tapi Roxy sangat imut dan membuatnya tidak bosan-bosannya untuk terus melirik wajahnya.
Berkat Roxy juga sekarang Rudeus dapat menyempurnakan Sihirnya dengan baik, contohnya saja Sihir Air <Water Bullet>. Tadinya hanya peluru kecil, tapi sekarang jika Rudeus gunakan seketika peluru itu semakin besar dan memiliki daya tembak luar biasa.
Yang awalnya Sihir tingkat Bawah berubah menjadi tingkat Menengah.
Pembelajaran Roxy juga menyenangkan, jadi Rudeus tidak mengeluh soal pelajaran Roxy walaupun kadang Roxy memberikan banyak pelajaran padanya.
Rudeus sadar bahwa masih banyak yang harus dia ketahui tentang dunia ini, bukan hanya tentang kekuatan, tapi juga beberapa misteri yang belum terungkap di dunia ini. Dia harus mengetahui semua itu.
Namun, dirinya belajar tidak sekeras berlatih, karena kekuatan adalah segala-galanya di dunia ini. Baik dalam Kepentingannya maupun Kepentingan lain-lain. Jika dia tidak memiliki kekuatan, nasib malang lah yang akan membunuhnya.
Dirinya juga baru mengetahui bahwa Roxy dari kaum Iblis. Dia kira Iblis yang muncul di Anime dan Novel yang dia baca adalah Penjahat dari segala Penjahat yang ada, tapi setelah mendengar penjelasan panjang dari Roxy. Pandangannya terhadap Iblis berubah 180°.
Ya, mungkin karena wajah Roxy juga dia merubah pandangan terhadap kaum Iblis. Sekarang dia berpikir bahwa kaum Iblis memiliki wajah cantik, imut dan menawan seperti Roxy.
Oke, lupakan itu. Mungkin karena adanya darah Greyrat di dalam tubuhnya dia menjadi terlalu sering berpikiran mesum.
Dan dalam setengah tahun ini, dirinya banyak berkembang. Mau itu kekuatan, kecepatan, pengetahuan, dan hal-hal lain.
Paul mengajarkannya gaya berpedang, dari Dewa Pedang, Dewa Air dan Dewa Utara, yang membuat dirinya sangat hebat dalam bertarung jarak dekat, belum lagi dia menambahkan Reiatsu ke dalam serangannya.
Tidak hanya kuat, tapi juga cepat. Serangannya sekarang mampu memotong batu besar nan kuat dengan sekali tebasan sederhana saja. Tapi dia menyembunyikan hal ini dari keluarganya, karena takut terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.
Entahlah apa itu, tapi dia memiliki firasat buruk jika dia memberitahu rahasianya kepada keluarganya...
Pada saat itu, Rudeus bertanya tentang Ayahnya yang belajar dimana untuk mendapatkan kekuatan dan keterampilan hebat soal berpedang. Ayahnya menjawab bahwa dirinya belajar di Akademi dan Perguruan.
Mendengar Akademi, dirinya tentu agak kaget karena tidak pernah menyangka bahwa di dunia ini atau Isekai ini memiliki Akademi seperti di Bumi. Yah, meskipun dirinya tidak belajar di Akademi, dia masih mempunyai Ibu dan Roxy yang akan selalu mengajarkannya tentang pembelajaran dunia ini.
Dia tidak memiliki kekurangan untuk saat ini! Anggap saja begitu.
Soal Chakra, dia sudah berkembang pesat dan kapasitas Chakra di tubuhnya semakin banyak setiap harinya, yang membuatnya bisa menciptakan Bunshin lebih banyak lagi. Jadi, latihan untuk tubuh aslinya sedikit berkurang karena adanya Bunshin yang bisa diandalkan.
Tentu saja memiliki efek samping yang semakin berat, contohnya sekarang adalah pusing, mual serta sakit perut. Zenith sempat curiga mengapa dirinya terus-menerus ke kamar mandi, tapi dirinya beralasan bahwa dia memakan jamur ketika bermain.
Bukannya meredakan masalah justru malah menambah masalah. Rudeus kena ceramah Zenith lebih dari satu jam tanpa henti, yang membuatnya semakin trauma dengan "Ceramahan Ibunda".
---
Hari ini, dia berlatih kembali bersama Paul, tentunya spar biasa tapi ditingkatkan yang lebih serius dan menantang, karena Paul sudah menganggap Rudeus serius dalam berpedang.
Namun meskipun begitu... Ujung-ujungnya, Rudeus kalah dan berteriak frustasi tidak menerima kekalahan yang kesekian kalinya. Dia benar-benar tidak memahami tingkat kekuatan Paul, kadang rendah dan kadang juga tiba-tiba menjadi kuat seketika.
Sebenarnya, dirinya bisa saja menang melawan Paul, tapi dia sengaja menyembunyikan sebagian besar kekuatannya dari keluarganya. Kekuatannya itu disegel oleh System, jadi dia juga harus bayar puluhan ribu koin sebagai gantinya.
"Hehe, lemah." Paul meremehkan Rudeus sambil tersenyum sombong. "Jangan meremehkanku, Nak. Meski kamu menggunakan Sihir untuk memperkuat tubuhnya, tapi jika dirimu kurang pengalaman, kamu tidak akan bisa mengalahkanku. Tapi akhir-akhir ini, kamu dapat memberiku beberapa serangan, itu sudah termasuk pencapaian yang luar biasa."
"Tidak masih belum." Rudeus bangkit dari rasa frustasinya, dia menggenggam pedang kayunya kembali dan berniat untuk menghajar Ayahnya habis-habisan. "Aku harus mengalahkanmu terlebih dahulu, Ayahanda, karena dengan begitu, aku sudah bisa melihat dimana aku berada sekarang."
"Heh, lagi-lagi diremehkan."
"Ngomong-ngomong, bagaimana Ayahanda tahu kalau aku menggunakan Sihir untuk memperkuat tubuhku?" Sebenarnya bukan Sihir melainkan Reiatsu, tapi bagaimana caranya Paul dapat mengetahui hal tersebut?
"Sudah kubilang, kan. Jangan meremehkanku. Pengalamanku lebih banyak darimu."
Rudeus juga memiliki banyak sekali pengalaman tentang pertarungan, karena dia adalah orang yang menghentikan Perang Dunia! Tapi, dia sedikit tidak terbiasa dengan cara bertarung di dunia ini.
Dia sebenarnya bisa saja menggunakan Teknik-teknik tertentu di dunianya untuk menghajar Paul, tapi dia sadar bahwa semua itu tidak berguna di hadapan Paul saat ini, karena Paul lebih kuat dan cepat dari yang dibayangkannya dulu.
Ingat. Perbedaan Manusia di dunia ini dengan di Bumi sangat berbeda. Itulah mengapa semua teknik yang dimilikinya sama sekali tidak berguna di hadapan Paul.
"Kalau begitu, bolehkah aku menggunakan Pedangku?" Tanya Rudeus, dia ingin menggunakan Zanpakutonya kali ini.
"Ah, maksudmu Pedang dengan bentuk aneh itu? Boleh saja. Tapi jika kalah, jangan nangis, ya."
Urat kekesalan muncul di dahi Rudeus, dia tersenyum kesal dan berkata. "Baiklah. Aku pasti akan menghajarmu, Ayahanda."
Kemudian, Rudeus berlari cepat ke arah dinding rumah dan melompat tinggi sambil menggunakan Sihir Angin untuk mendorong tubuhnya ke atas, sampai ke depan jendela kamarnya dan dia masuk ke dalam.
Beberapa detik kemudian, Rudeus muncul kembali, dia melompat dari dalam kamarnya dan langsung terjun ke bawah. Dia mengalirkan Energi Reiatsu ke Zanpakutonya dan menebaskannya ke arah Paul dengan kuat.
Ding!!!
Paul dengan mudah menahan tebasan Rudeus menggunakan Pedang besi miliknya, lalu dia melakukan serangan lain ke arah Rudeus.
Ding!
Ding!!
DINGG!!
Rudeus melompat mundur kebelakang untuk menjaga jarak dengan Paul, dia menciptakan aliran air di telapak tangan kirinya yang seketika air itu membeku menjadi Es yang berbentuk Katana.
Melihat ini, Paul merasa kagum dan tersenyum bersemangat. Dia menggenggam erat gagang pedangnya dan berlari kedepan dengan cepat.
"Nittoryuu.." Rudeus meniru Teknik karakter Anime legenda dan dia bersiap-siap menyerang. "Sanzen Sekai!"
Rudeus dan Paul beradu kecepatan, keduanya menyerang menggunakan Teknik masing-masing ketika masih berlari dalam kecepatan tinggi.
DINGG!!!
Ketika serangan bertabrakan, menciptakan gelombang kejut besar di sekitar mereka dan menghancurkan tanah di bawah mereka. Kemudian, keduanya mundur beberapa langkah kebelakang untuk mengatur nafas mereka.
Krakk!
Boom!
Katana Es digenggam Rudeus hancur seketika menjadi pecahan Es, dia merasa kekuatan Paul sungguh mengerikan dan sangat kuat.
'System, adakah Kenbunshoku Haki?'
[ Ding! Pastinya ada, Tuan! Apakah anda ingin membelinya dengan harga 46.000 Koin? ]
'Apakah itu sudah termasuk Penguasaan 30%?'
[ Ding! Iya, Tuan! ]
'Beli! Akan kuhajar Bajingan mesum ini!'
[ Ding! Terbeli! Koin anda saat ini : 103.000! ]
'Oh, kalau begitu sekalian Busoshoku Haki.'
[ Ding! Terbeli! Busoshoku Haki dibeli dengan Harga - 46.000 Koin. Koin anda saat ini : 57.000! ]
'Beli juga 10% Penguasaan Buah Iblis Hie-Hie no Mi.'
[Ding! Terbeli! 10% Penguasaan Hie-Hie no Mi dibeli dengan harga - 17.000 Koin! Koin anda saat ini : 40.000! ]
[ Nama : Rudeus Greyrat ]
[ Umur : 2 Tahun ]
[ Level : 28 (67%) ]
[ Pekerjaan : - ]
[ Ras : Manusia(20%)/Shinigami (80%) ]
[ HP : 7.600/7.600 ]
[ MP : 10.700/10.700 ]
[ Chakra : 6.800/6.800 ]
[ Reryoku/Reiatsu : 17.000/17.000 ]
[ Kemampuan : Geass, Mata Mistis, Pernafasan Petir(7%), Hie-Hie no Mi(21%), Kontrol Chakra, Hado(8%), Bakudo(18%), Zanjutsu, Kenbunshoku Haki(30%), Busoshoku Haki(30%). ]
[ Senjata : Zanpakuto(18%)(Tanpa Nama) ]
[ Koin : 40.000 ]
'Semuanya demi melampaui Ayah ini!'
Rudeus menciptakan Katana Es di tangan kirinya, dia menggenggamnya dengan erat lalu berlari ke arah Paul dengan kecepatan tinggi.
Paul tidak tahu apa yang Rudeus rencanakan, tapi dia akan menikmati pertarungan dengan anaknya. Dia juga berlari dan bersiap-siap mengayunkan pedangnya dalam satu kali tarikan nafas.
"Heh! Jangan meremehkanku!" Rudeus tiba-tiba menancapkan katana esnya di tanah, dia mengalirkan sejumlah besar kekuatan dan seketika tanah membeku menjadi Es.
Melihat tanah membeku, Paul langsung melompat menghindari Es yang akan membekukan kakinya. Dia berhasil menghindar tetapi dia tidak bisa berjalan dengan bebas diatas Es yang licin ini.
Rudeus menyeringai senang, dia mengalirkan Busoshoku Haki ke Katana serta Energi Reiatsu dalam jumlah besar untuk mengalahkan Paul.
"Berakhir sudah!"
Rudeus mengangkat Katanya tinggi-tinggi, dia melepaskan Aura Reiatsu mengerikan dalam tebasannya ini. Matanya memancarkan kebengisan dan kepuasan yang nyata.
BOOOOOMMM!!!
---
Saat ini, Rudeus dan Paul duduk di bawah menghadap ke arah Zenith di depan mereka, yang memiliki wajah dingin dan mengeluarkan aura kemarahan yang sangat jelas mereka rasakan.
"Apa kalian tahu bahwa kalian terlalu berlebihan saat berlatih? Untung saja di sana tidak ada seseorang, bisa saja kalian melukai seseorang yang lewat."
Akibat Teknik yang Rudeus luncurkan tadi, membuat sekitarnya hancur berantakan dan Paul berhasil terluka, tapi Paul juga tidak ingin kalah hebat dan meluncurkan Tekniknya.
Hasilnya sudah jelas, halaman depan rumah keluarga Greyrat hancur berantakan akibat ulah mereka. Baik itu tanaman, pohon serta hiasan sekarang sudah berubah menjadi kekacauan.
Tentu saja Zenith marah besar dan berniat menghukum mereka berdua, tapi dia lebih mementingkan keselamatan anaknya dan Suaminya, jadi dia menyembuhkan luka di tubuh Rudeus dan Paul.
Paul memiliki luka di tangan dan tubuhnya, sedangkan Rudeus hanya di tubuhnya. Luka mereka tidak terlalu dalam dan parah, membuat Zenith tenang.
"Aku ingin mendengar alasannya." Zenith berkata dengan nada memerintah dengan tatapan tajam yang diarahkan ke Rudeus dan Paul.
Rudeus ingin mengeluarkan suaranya, tapi dia tidak bisa dan menghela nafas. Paul juga terus diam, hanya mendengarkan ceramah kemarahan dari Zenith. Keduanya saling bertatapan selama beberapa detik sebelum mendesah pasrah.
""Kami minta maaf, Ibunda/Zenith.""
Keduanya bersujud meminta permohonan maaf kepada Zenith, karena mereka sadar alasan apapun yang mereka katakan pada akhirnya akan sia-sia. Jadi mereka lebih memilih untuk langsung meminta maaf.
"Haahh, kalian ini benar-benar Anak dan Ayah yang merepotkan, tapi... Ummm!"
Zenith tidak tahan untuk memeluk keduanya, dia memeluk Rudeus dan Paul dengan sangat erat sambil berkata. "Baiklah, aku memaafkan kalian berdua. Dasar"
Rudeus memberikan acungan jempol ke arah Paul, Paul membalasnya dengan acungan jempol juga sambil tersenyum.
[Bersambung]