Suara-suara peperangan dalam sekejap tak terdengar lagi, diganti menjadi suara kedamaian dan ketenangan yang membuat hati merasa nyaman.
Jiwa batu pertama kali merasakan ketenangan yang dia impikan selama ini, dia merasa senang dan tidak ada penyesalan lagi di hidupnya, walaupun sekarang dia sudah mati menjadi Jiwa.
Bagaimanapun juga, dia merasa senang dan kesenangannya hingga tidak bisa tergambarkan dengan jelas.
Bahkan, ketika dia baru lahir dia dihadapkan dengan kenyataan bahwa seluruh dunia tengah berperang memperebutkan Kekuasaan, Kekayaan serta Kejayaan yang membuat hidupnya tidak nyaman.
Sejak saat itu, sejak saat dia menyadari bahwa dia harus merubah konsep dunia ini menjadi dunia yang penuh dengan kedamaian. Dia berjuang, berperang dan melawan demi apa yang dia inginkan dari kecil.
Semuanya telah terwujud. Dia tidak menyesal saat dia mati, justru dia merasa senang karena telah menjadi seseorang yang berguna. Dia benar-benar merasa bangga terhadap dirinya sendiri setelah apa yang dia lakukan.
Namun apa..? Jika dia mati, dia tidak bisa melakukan apapun lagi. Ya, ini sedikit membuatnya kesal walaupun dia saat ini sedang bahagia.
Saat sedang menikmati suasana penuh ketenangan ini, dia melihat di ujung kegelapan terdapat cahaya yang bersinar terang. Sinar yang begitu terang dan indah, membuatnya tanpa sadar bergerak menuju ke sana.
Saat dia mendekati dan sangat dekat dengan cahaya itu, dia terserap dan pandangannya menjadi sangat terang hingga dia tidak bisa melihat apapun lagi dengan jelas.
---
Makhluk kuat dan penuh dengan Tekanan Agung, sedang menatap Jiwa dihadapannya saat ini.
"Di... Mana?" Jiwa tersebut merasa kebingungan, tapi dia sekarang merasa lebih nyaman daripada sebelumnya.
Makhluk kuat itu mencoba tersenyum setulus dan sebaik mungkin, lalu berkata. "Kamu sedang berada di Alamku, Jiwa Terhormat."
"Alammu? Apaan ini? Dan siapa kau..?" Bukannya merasa lebih baik, Jiwa itu malah tambah kebingungan.
"Singkatnya, aku lah yang memanggilmu ke sini. Niatnya aku ingin menenangkanmu, tapi sepertinya tidak perlu karena dirimu sudah tenang dan.. dapat menerima kenyataan ini."
"Ah, maksudmu aku mati? Ya, aku menerima itu. Hanya orang yang siap mati yang mampu mewujudkan impiannya. Jadi jika suatu saat aku mati, aku tidak kaget lagi." Jiwa itu menjawab dengan nada santai.
"Ahaha. Bagimu mungkin sangat sepele, tapi tidak banyak orang yang bisa tenang dihadapkan dengan situasi ini. Mengesampingkan itu, aku lah yang membawamu ke sini."
"Bukannya aku yang ke sini karena kemauanku? Hemm... Tunggu, apa kau Dewa?" Jiwa itu sangat yakin bahwa dia merasakan dan melihat Aura Agung yang terpancar dari Makhluk di depannya.
"Benar. Yang kamu lihat saat ini lah aku, Makhluk Dewa. Aku tidak memiliki wujud pasti, jadi setiap orang dapat melihat aku dengan bentuk yang berbeda-beda."
"..." Jiwa itu terdiam dan tidak berkata-kata lagi.
Dewa hanya menunggu Jiwa didepannya berbicara kembali, karena dia tahu bahwa saat ini Jiwa di depannya ini sedang menenangkan diri.
Salah... Sebenarnya, Jiwa saat ini sedang menahan tawanya untuk tidak tertawa karena di dalam pandangannya, Dewa di depannya berbentuk Senapan. Aneh jika Senapan di depannya bisa berbicara, makanya dia langsung menyebut "Dewa" tadi.
Karena Jiwa adalah bentuk Astral Manusia, jadi Jiwa tidak memiliki ekspresi dan mulut selain bentuk yang menyerupai Manusia pada umumnya. Makanya si Jiwa tidak ketahuan kalau saat ini dia sedang menahan tawanya.
Sedangkan si Dewa tidak menyadari, dia tidak menggunakan kekuatannya untuk mendengar isi pikiran Jiwa atau melakukan sesuatu terhadap si Jiwa. Oleh sebab itu dia hanya beranggapan bahwa si Jiwa sedang menenangkan dirinya.
"B-Baiklah.. J-Jadi, apa yang kau inginkan? Pfft!" Jiwa berusaha dengan sekuat tenaganya untuk tidak tertawa saat ini.
Tetapi si Dewa tidak menaruh kecurigaan apapun terhadap Jiwa di depannya. Dia hanya tersenyum lembut walaupun saat ini yang dilihat dari si Jiwa adalah gambaran senyum Senapan yang konyol.
"Aku menawarkan sesuatu kepadamu. Tapi jika kau menolak tawaran ini, maka aku harus mengirimmu ke Neraka untuk dibersihkan lalu dikirim ke Surga dan menetap di sana selamanya."
"Oke, aku terima tawaranmu."
"Aku belum mengatakannya!!" Dewa merasa bahwa Jiwa di depannya memiliki sikap aneh, tapi dia tidak terlalu mempedulikan hal itu karena setiap Manusia memiliki sisi tersembunyi mereka.
"Ya, kau tahu.. Walaupun nanti aku ke Surga, tetap saja di siksa di Neraka adalah sesuatu yang mengerikan."
"Y-Ya, itu pasti. Tapi setidaknya dengarkanlah dulu apa yang kutawarkan."
"Baiklah."
"Nah, yang kutawarkan adalah Kehidupan kedua. Namun kehidupanmu kali ini di dunia Fantasi yang penuh dengan Sihir. Bukan hanya itu, banyak hal-hal Berbahaya lainnya yang siap membunuhmu."
Meskipun tidak terlihat, tapi saat ini Jiwa tersebut sedang berekspresi sangat serius ketika memikirkan tawaran yang ditawarkan Dewa kepadanya.
Mungkin memang enak hidup kembali, terlebih lagi hidup di dunia Sihir yang penuh dengan Petualangan menarik. Tapi tetap saja, kata "Berbahaya" adalah sesuatu yang membuatnya menjadi serius.
Tapi... Daripada harus di siksa di Neraka, mungkin hidup kembali ada satu-satunya pilihan terbaik saat ini.
"Apa aku diberi kekuatan atau semacamnya?" Jiwa bertanya dengan nada sangat ingin tahu.
"Ya. Bagaimana kau tahu?"
"Aku sering membaca Novel yang berhubungan dengan Reinkarnasi. Tidak kusangka, ternyata aku juga berenkarnasi sama seperti karakter utama di dalam Novel." Pada saat yang sama, Jiwa itu bertanya-tanya bagaimana bisa ada seseorang yang membuat Novel di dunia yang penuh dengan Peperangan, ini aneh.
"Begitu. Sebagai bekalmu di sana, aku akan memberimu kekuatan. Tapi... Kau lah yang memilih sendiri jenis apa kekuatan yang mau kamu bawa."
"Berapa yang bisa kupilih?"
"Tiga. Masing-masing di tingkatan yang berbeda."
"Baiklah. Tunjukkan."
"Ya." Dewa mengangkat tangannya dan membuka telapak tangannya, memunculkan puluhan gulungan di sekitar si Jiwa yang sedang terkagum-kagum dengan pemandangan ini.
Jiwa melihat beberapa gulungan, tapi matanya tertuju pada satu gulungan yang membuatnya tertarik, tangannya langsung mengambil gulungan tersebut dan membukanya untuk membaca isinya.
[ Kelas S+ : System ]
[ Kegunaan : Seperti System pada umumnya. System dapat membantu Perkembangan Kekuatan dan dilengkapi beberapa Fitur. Sebagai berikut : Toko, Status, dan lain sebagainya. ]
Sebagai Pembaca Novel, Jiwa itu tahu bahwa kekuatan [ System ] sangat lah kuat dan terbilang cukup curang, belum lagi Peningkatan waktu ke waktu untuk Tuannya tidaklah wajar. Jadi dia akan memilih ini sebagai satu permintaan kekuatan.
"Kalau begitu, aku pilih ini. Ngomong-ngomong, apa [ System ] ini seperti System yang pernah kubaca dalam Novel?" Meskipun Jiwa tahu bahwa kekuatan dari [ System ] sangat kuat, tapi tidak akan berarti jika Konsep kekuatannya berbeda.
"Ya, itu sama. Dan... Ekhm! Ingat ini, aku bukan Wibu dan bukan Wibu stress jadi akan kukatakan."
"Eh? Wibu..? Apaan itu?" Mendengar kata asing, jelas si Jiwa merasa bingung serta ingin tahu.
"Hah? Ah, benar juga. Duniamu adalah dunia penuh peperangan, jadi tidak tahu arti itu. Terserah, tapi sebelum aku menanamkan kekuatan ini padamu, yang harus kau ingat adalah aku bukan Wibu."
"Y-Ya, baiklah."
"Kalau begitu... Hemm, tidak. Aku harus memperkuat daya ingat dan kerja otakmu terlebih dahulu. Kalau tidak, mungkin otakmu akan meledak. Baiklah." Dewa mengangkat telunjuknya, tapi yang dilihat si Jiwa adalah ujung Senapan yang menempel di dahinya.
Perlahan, satu persatu ingatan muncul bagaikan film di otaknya, membuat Jiwa itu kesakitan dan mencoba untuk menahan rasa sakit di otaknya ini. Dia adalah seorang Profesional, jadi dia harus tahan dengan rasa sakit ini.
Rasa sakit ini bukanlah apa-apa di bandingkan dengan rasa sakit yang pernah dia rasakan saat dirinya masih hidup. Jadi dia mampu atau bisa menahan rasa sakit ini, walaupun agak menggangunya.
Setelah Dewa memberjnya waktu beberapa menit untuk menenangkan pikirannya, Jiwa itu sekarang menjadi mengerti dan merasa takjub dengan apa yang dia lihat di otaknya tadi.
"Jadi.. inilah kekuatan Anime?" Jiwa dipenuhi kekaguman yang mendalam terhadap Dewa.
Sedangkan si Dewa merasa bangga dan menyombongkan senyumannya. "Ya, itulah kekuatan Anime. Kekuatan Anime menyertaimu! Sekarang, yang perlu kulakukan hanyalah memberimu kekuatan [ System ]."
Dewa meletakkan tangannya di dada si Jiwa, memfokuskan kekuatannya ke tangannya sehingga mengeluarkan cahaya kuning di sana, yang perlahan-lahan masuk ke dalam Jiwa dan menyatu menjadi satu.
"Ah, benar.. Karena kekuatan [ System ] terbilang sangat curang, aku mengurangi permintaanmu menjadi dua. Jadi sekarang kau hanya bisa memilih satu kekuatan lagi."
Jiwa tidak protes, justru dia menanggap ini adalah hal yang wajar mengingat kekuatan [ System ] sangatlah curang. Bukan hanya itu, dia juga bisa membeli kekuatan dari berbagai Anime yang dia ingat di dalam otaknya.
"Baiklah. Nah, ini yang akan kupilih!" Jiwa mengambil gulungan lain dan menunjukkan ke si Dewa.
[ Kelas A : Mata Mistis ]
[ Kegunaan : Semakin terlatih, semakin kuat juga Mata ini. Semakin kau kuat, maka semakin hebat juga kemampuan Mata ini. Semakin banyak kau berlatih, semakin banyak pula kemampuan dari Mata ini. ]
"Hoho, pasti kau sedang berhayal menjadi Sasuke yang bisa menggunakan Sharingan." Dewa itu tersenyum dan menebak apa yang dipikirkan si Jiwa.
"Yap, tepat sasaran." Lalu keduanya melakukan tos sambil tersenyum bangga.
"Aku penasaran, mengapa kau terlihat malu ketika berkata Wibu? Padahal, menjadi Wibu bukanlah hal yang buruk." Jiwa itu merasa heran dan mengusap dagunya dengan perasaan ingin tahu.
"Nah, nanti kau akan tahu sendiri jawabannya. Yang pasti, Ras terkuat adalah Ras Wibu. Jadi ketika kau menjadi Wibu, kau adalah yang terkuat."
"Heh, itu sudah pasti."
Entah kenapa Dewa menjadi sangat bangga seolah sudah mendidik muridnya dengan baik. Lalu dia berbatuk palsu dan berbicara ke topik pembicaraan utama.
"Kalau begitu, aku hanya perlu mengirimmu ke dunia Fantasi."
"Itu Isekai! Yessss!" Jiwa mengangkat tangannya tinggi-tinggi dengan senyuman semangat.
"Ini bukanlah Isekai biasa, tapi dunia ini adalah dunia Anime. Dan kau akan terlahir menjadi MC di dunia ini."
Jiwa itu kaget dan tidak menyangka akan seperti ini jadinya. Bukankah seharusnya dia gembira saat mengetahui bahwa dia menjadi seorang MC? Tidak, dia tidak akan bahagia! Hidupnya akan dipenuhi dengan masalah!!!
Meskipun saat ini dia bertingkah kekanak-kanakan, tapi sebenarnya dia sangat serius ketika menghadapi masalah ini. Masalahnya bukanlah ketidakberuntungan MC, tapi masalahnya adalah... Dimana ada MC, di situ ada masalah.
Ya, yang Jiwa itu inginkan hanyalah Ketenangan batin dan menikmati hidupnya. Tapi jika begini, dia tidak bisa apa-apa lagi!
"A-Apa tidak bisa diganti saja? Kau tahu, menjadi MC bukanlah sesuatu yang baik. Aku bisa mati karena takdir di MC."
"Tidak bisa. Jujur, ketika aku melihat perkembangan MC di Cerita ini, aku bahagia tetapi kebahagiaanku lenyap ketika mengetahui takdir buruk menimpa MC. Jadi, aku ingin melihat bagaimana jika sang MC diubah menjadi Karakter hebat. Dan itu adalah kau, aku percaya padamu." Dewa menjelaskan panjang lebar dengan nada serius.
"Bukankah itu berarti sangat buruk! Sialan, aku hanya ingin kedamaian dan ketenangan." Jiwa itu mengeluh dan protes.
"Itulah adanya kekuatan yang kuberikan padamu. Dengan kekuatan ini, aku yakin kau bisa menghadapi sebaga masalah yang menimpa sang MC."
"Jadi ujung-ujungnya begini, ya... Huftt, dari tadi saja kau katakan. Padahal aku sudah berekspektasi tinggi kepadamu. Tapi... Yahhh, mau bagaimana lagi. Jadi, pada akhirnya aku harus berusaha seperti sebelumnya untuk menciptakan kedamaianku sendiri."
"Begitulah. Jika aku langsung memberikannya kepadamu, untuk apa [ System ] itu? Dia menjadi tidak berguna, dong. Dan tidak ada hal yang menarik untuk kutonton."
"Bangsat! Jadi semua ini hanya untuk memuaskanmu!?"
"Ya, begitulah. Te~he." Dewa bertingkah imut, justru membuat Jiwa itu mual dan ingin muntah saat ini.
"Jangan bertingkah sok imut, sialan!!!"
"Oke, bye!"
Jiwa itu menghilang seketika menjadi butiran debu yang bergerak ke Alam lain. Sedangkan Dewa, dia tersenyum dan sangat menantikan apa yang terjadi kedepannya karena dia saat ini sudah berekspektasi tinggi terhadap si Jiwa.
"Heh. Mungkin, dia bisa mematahkan takdir buruk yang menimpa Rudeus nanti. Mungkin juga dia bisa melewati takdir sulit lebih baik dari Rudeus asli. Hehe, aku sangat menantikannya."
---
[ Ding! Pembentukan Tubuh... Berhasil! Selamat datang, Tuan! Membuka Paket Pemula! Sebagai berikut :
Garis Darah Shinigami : S+ <Aktif>
Zanpakuto (Tidak Bernama) : Kelas B <Tidak Aktif>
Kontrol Chakra : Kelas A+ <Tidak Aktif>
Buah Iblis Hie-Hie no Mi : Kelas S+ <Tidak Aktif>
Mata Geass ( Dash ) : Kelas A+ <Tidak Aktif>
Teknik Pernafasan Petir : A+ <Tidak Aktif>
Teknik Kido : S+ <Tidak Aktif>
Zanjutsu : Kelas A <Tidak Aktif>
....
Koin : 7.000
Kartu Pemanggilan Roh : 1 ]
[Bersambung]