1 Tahun Kemudian
Setelah kejadian itu aku mulai mengikuti apa perkataan dokter. Aku mulai mengikuti segala pengobatan yang dokter katakan. Dan sekarang aku mulai berangsur membaik.
Dokter Riant : "Duh adik kakak yang paling cantik akhirnya bias kembali. Selamat datang ke dunia yang baru. Mulai sekarang kamu gak perlu hidup dalam kesedihan dan kamu gak perlu terperangkap sama masa lalu kamu"
Veve : "Makasih ya kak"
Papa Veve : "Ve"
Veve : "Papaa"
Papa Veve : "Maafin Papa ya Ve. Papa gak bias jagain kamu"
Veve : "Papa gak usah minta maaf. Aku udah tahu kok Papa lakuin ini semua demi aku jadi gak ada gunanya aku marah sama Papa. Oh iya Pa Mama mana kok gak ada?"
Papa Veve : "Setelah kamu masuk penjara Mama mu sangat frustasi. Dia sering pergi malam dan pulang pagi. Lalu dia akhirnya bertemu dengan mantan pacarnya, lalu sekarang dia pergi meninggalkan Papa bersama mantan pacarnya"
Veve : "Apa!! Papa kok diam aja sih gak lakuin sesuatu? Kenapa Mama tega tinggalin kita berdua?"
Papa Veve : "Mungkin karena dia kehilangan anak yang dia sayangi. Sudahlah Ve biarkan Mama mu bahagia dengan pilihannya"
Flashback Off
Saat aku membuka mata ku aku mendapati diriku yang terbaring di sebuah ranjang berwarna putih. Selang infus setetes deni setetes mulai mengalir ke dalam tubuhku. Aroma obat – obatan yang sangat khas mulai tercium oleh ku.
Veve : "AAHHH" Aku berteriak dengan kencang.
Lalu tiba – tiba datanglah seseorang masuk ke dalam ruangan ku.
Dokter Riant : "Vevee. Kamu gak apa – apa?"
Saat ini aku sangat ketakutan hingga tidak bias menjawab pertanyaan apapun dari Dokter Riant.
Dokter Riant : "Jangan takut. Kamu sudah tidak berada dalam tempat mengerikan itu. Ada kakak di sini jadi kamu jangan takut"
Veve : "Hiks. Hiks. Hiks. Maaf"
Hari Senin, Tanggal 15
Rumah Sakit
Veve : "Kak kayaknya aku harus balik deh ke hotel soalnya nanti takut mereka semua nyariin aku kak"
Dokter Riant : "Udah kamu tenang aja kakak udah bilang ke guru kamu kalau kamu sekarang lagi ada di rumah sakit"
Veve : "Oo gitu ya udah lah"
1 Minggu Kemudian
Hari Senin, Tanggal 22
Kelas 11 A
Veve P. O. V.
Saat ini aku baru saja kembali bersekolah lagi setelah aku keluar dari rumah sakit. Rasanya lega bias keluar dari tempat yang paling aku takuti.
Chaca : "Lu udah masuk?"
Veve : "Hmm"
Chaca : "Lu baik – baik aja?"
Veve : "Tumben banget si lu perhatian sama gue"
Chaca : "Dih gr banget sih hidup lu. Siapa juga yang khawatir sama lu. Gue ni sebagai panitia penyelenggara ya gue harus tanyain itu lah. Lu pikir gue mau basa – basi sama lu"
Vira : "Ehh apa – apaan sih kalian pagi – pagi gini udah ribut"
Vira : "Btw si upik abu itu kemana yak ok gue gak pernah lihat dia lagi sih semenjak kita pulang dari acara kita"
Veve : "Beneran lu?"
Vira : "Iya. Terus dia juga gak pernah masuk sekolah lagi semenjak acara itu"
Veve : "Woi Cha urusin tuh kembaran lu"
Chaca : "Apaan sih lu bawa – bawa gue urus sendiri masalah lu dan gue ingetin sama lu dia bukan kembaran gue dan gue gak punya hubungan apa – apa sama dia dih najis banget gue punya hubngan sama orang kayak mereka"
Saat Chaca berbicara seperti itu Revo melirik ku seakan tatapan itu dapat mengiris hatiku. Hatiku seketika sakit saat melihat tatapan Revo itu.
Guru : "Ayo semua kembali ke tempat duduk kalian masing – masing bapak mau umumin sesuatu. Karena bulan depan kita sudah menghadapi penilaian tengah semester maka seperti biasanya akan diadakan kelas malam. Bapak sebenarnya tidak memaksa kalian untuk ikut kelas malam tapi jika kalian tidak ingin nilai kalian turun maka kalian harus mengikuti kelas tambahan itu mengerti?"
Semua murid : "Mengerti pak"
Pukul 18.00
All Part
Saat hanya ada beberapa murid yang mengikuti kelas tambahan yaitu Veve, Chaca, Zeva, Rosie, Tara, Nora.
Nora : "Tumben banget anak dari kelas E mau ikut kelas malam biasanya mereka Cuma bias seneng – seneng doing tuh"
Tara : "Maksud lu gue?"
Nora : "Gue gak ada sebut nama lu tuh kok lu gr"
Tara : "Ya lu pikir di sini yang dari kelas E siapa lagi selain gue. Dasar bitch banyak omong lu. Emang lu pikir lu lebih pinter dari gue hah?"
Rosie : "Berisik banget sih. Kalau emang gak mau belajar di sini ya jangan ganggu orang lain belajar"
Nora : "Apaan sih lu ikut campur urusan gue dasar bitch"
Brak. Brak. Brak. Chaca tiba – tiba menggebrak meja.
Chaca : "DIAM BERISIK BANGET SIH"
Setelah Chaca berkata seperti itu suasana kembali tenang.
Pukul 21.00
Krek. Krek. Krek. Tiba – tiba ada suara seperti benda yang sedang di geret dengan kasar.
Chaca : "Cih kenapa sih kalian berisik terus"
Veve : "Maksud lu siapa yang berisik sih?"
Tara : "Iya maksud kamu apaan Cha kita semua dari tadi focus belajar kok"
Chaca : "Terus itu tadi suara apaan?"
Veve : "Hah emangnya suara apaan?"
Chaca : "Udah lah lupain"
Pukul 21.15
Pranggg. Tiba – tiba terdengar suara seperti barang jatuh.
Chaca : "Kenapa sih kalian berisik lagi?"
Nora : "Cha lu jadi orang kelewatan banget sih. Iya gue tau lu pinter lu pingin focus belajar tapi ya gak gini juga kali"
Chaca : "Maksud lu apaan sih"
Nora : "Lu dari tadi nuduh kita yang berisik terus sedangkan kita semua focus belajar"
Chaca : "Terus tadi suara apaan?"
Veve : "Ya kita semua gak tau lah"
Tara : "Ya udah mending kita semua pergi cek aja ada apa sebenarnya"
Veve : "Ayoo"
Rosie : "Gue gak mau ikut"
Zeva : "Kenapa lu takut?"
Rosie : "Bukan urusan lu"
Chaca : "Kalau satu orang pergi berarti semua orang pergi jelas gak kalian gak ada yang boleh tetep berada di kelas ini"
Rosie : "Kenapa?"
Chaca : "Gue dari tadi punya firasat yang gak enak. Kalau lu mau tetep stay di sini gue gak setuju kalau terjadi apa – apa sama lu sedangkan kita masih di luar gue gak mau ngerasa bersalah sama lu."
Cerita Berlanjut
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.