Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Calvary Cemetery, New York City.
Gretta mengusap granit marmer hitam bertuliskan Samuel Waynee dengan hati tersayat.
Banyak sekali hal yang dipikirkannya, apalagi tentang adiknya. Bagaikan gajah di depan mata, tapi sayang ia tidak menyadari keberadaan sang adik yang dekat sekali dengannya.
Ia merasa bersalah dengan apa yang terjadi, seharusnya ia cepat mengenali bagaimana rupa adiknya, bukannya justru membiarkan pergi saat itu, saat pertama kali bertemu.
Ayah, maafkan aku. Seharusnya aku tahu kalau itu adalah Grey. Maafkan aku....
Grep!
Pelukan dari belakang dengan aroma musk yang dikenali, sama sekali tidak membuatnya kaget. Ya, ia justru menyandar dengan wajah menoleh dan masuk ke leher jenjang berhiaskan jakun kekasihnya.
Ia tidak menangis meski bola matanya sudah memerah, dengan sebelah tangan segera mencengkram lengan sang kekasih di bahunya.