Sambil bersembunyi di balik kegelapan, An Ge'er memandang kedua orang yang sangat bersinar dan berbakat itu, lalu dia melihat ke dirinya sendiri yang mengenakan topi baseball, celana jeans, kemeja kotak-kotak dan sepatu kain sedang bersembunyi di balik kegelapan… Dia benar-benar tampak seperti badut yang rendah dan konyol!
Mata An Ge'er memerah.
Dia telah menyukai Kak Qin Mo selama lebih dari sepuluh tahun… An Ruxue sudah cukup banyak merebut sesuatu darinya. Tetapi jika Kak Qin Mo ingin direbutnya juga… Tidak, dia tidak bisa membiarkannya!
Melihat mereka berdua masuk, An Ge'er dengan cepat mengambil kesempatan itu untuk ikut masuk juga.
Bagaimana pun caranya, dia tidak akan membiarkan mereka berdua membuka kamar hotel!
"Tunggu, tolong tunjukkan kartu VIP milik Anda." Seorang pegawai hotel menghentikannya.
An Ge'er seketika membeku. Matanya melihat mereka yang berjalan semakin menjauh, dia buru-buru menunjuk seorang wanita di dalam dan berkata, "Mamiku baru saja masuk, kita datang bersama-sama."
Setelah akhirnya bisa masuk dengan susah payah, An Ge'er buru-buru mengejar mereka. Dia kebetulan melihat mereka berdua naik lift dan berhenti di lantai 13.
Tidak ada cara lain. Dia yang tidak bisa sabar menunggu lift turun pun langsung bergegas menaiki tangga darurat. Untungnya dia bisa sedikit seni bela diri, kekuatan fisiknya juga lumayan. Tetapi berlari sampai ke lantai tiga belas tetap saja membuatnya lelah dan berkeringat. Dia tidak membuang waktu untuk beristirahat dan mulai mencari mereka berdua.
An Ge'er merasakan sudut matanya yang basah. Dia kesal pada dirinya sendiri karena terlalu naif, tetapi dia tetap tidak bisa menahannya emosinya, matanya pun mulai sedikit memerah lagi.
Sebenarnya dia menyukai Kak Qin Mo juga bukan hanya karena angan-angannya saja.
Sebelum Qin Mo pergi ke akademi militer ketika dia masih kecil, pria itu mengirimkan surat kepadanya, dan surat itu masih dia simpan sampai sekarang.
Dia tidak mungkin lupa, saat keluarganya memperlakukannya dengan dingin, saat dia dijebak berkali-kali oleh An Ruxue, surat dari Kak Qin Mo itulah yang selalu menguatkannya.
Di surat itu Kak Qin Mo mengatakan bahwa dia bukan seorang pangeran, tetapi seorang ksatria, karena pangeran akan memiliki lebih dari satu wanita, sedangkan ksatria hanya memiliki seorang tuan putri di matanya dan tidak ada orang lain. Dia adalah satu-satunya tuan putri baginya. Dia juga mengatakan bahwa suatu hari dia akan melewati berbagai halang rintang dan datang dengan baju besi untuk menikahinya. Demi An Ge'er, dia akan bertarung mengalahkan langit dan menjadikannya sebagai ratu tertinggi.
An Ge'er menekan bibirnya erat-erat, matanya mulai kabur oleh genangan air mata.
Apakah dia melupakannya?
Dia mengingat dengan jelas setiap kata yang tertulis di surat itu, tapi kenapa sekarang malah seperti ini?
Pada akhirnya dia ditampar keras oleh kenyataan.
Dia memutuskan untuk mencari Kak Qin Mo dan menamparnya sebagai balasan atas sakit hatinya!
Kamar yang ada di lantai tiga belas semuanya adalah VIP, dia benar-benar tidak tahu Kak Qin Mo dan An Ruxue berada di kamar nomor berapa.
Ketika dia melihat seorang pelayan hotel datang, dia buru-buru menghampirinya untuk melakukan beberapa trik. Dia berkata bahwa dia telah tersesat dan lupa nomor kamarnya, tetapi dia ingat bahwa ketika dia keluar dari ruangan, dia melihat seorang wanita yang tampak seperti bintang besar, pelayan hotel itu pun segera memberitahukan arahnya.
An Ge'er berjalan mengikuti petunjuk pelayan hotel itu, ada dua kamar dengan jarak yang cukup berdekatan, dia pun merasa ragu-ragu.
Kebetulan ada celah kecil di kamar pertama. An Ge'er mengintip ke dalam melalui celah tersebut. Cahaya di dalam kamar itu agak redup, tapi dia masih bisa melihat sosok kurus dan tinggi berdiri dengan punggung menghadap ke arahnya.
Tatapan mata An Ge'er langsung terpaku pada sosok itu, ketika dia melihat pria itu mulai melepas mantelnya, dia pun menggertakkan gigi dan mengepalkan tangannya lalu menerobos masuk!
Dia menarik lengannya tiba-tiba dan menamparnya dengan keras tanpa mengatakan apa pun!
Plak!
Tamparan itu begitu kuat, seakan mengandung kebencian akan pengkhianatan dan keputusasaan, An Ge'er hampir menggunakan semua energinya untuk menamparnya.
Sosok wanita kecil yang tiba-tiba menerobos masuk dan diiringi dengan suara tamparan yang keras, membuat suasana kamar hotel itu yang awalnya sudah cukup aneh menjadi semakin sangat canggung.
"Qin, Qin…"
An Ge'er mengangkat tangannya hendak menampar lagi, dia juga ingin mengatakan sesuatu, tetapi ketika melihat orang di depannya dengan jelas…
Ya Tuhan!
Hanya suara napas yang terdengar di dalam ruangan yang sepi.
An Ge'er melihat dengan jelas wajah pria di depannya yang baru saja ditamparnya itu, dia berdiri membeku di tempat.
Habis sudah, dia bisa dikatakan telah menampar orang yang salah…