Bo Yan langsung mengemudikan mobilnya ke gunung, sudah hampir malam ketika mereka sampai.
Di puncak gunung, ada sebuah kafe terbuka yang memiliki dekorasi sangat cantik dan elegan. Sekumpulan bunga sedap malam ditanam di pagar batu yang tidak jauh dari sana. Keindahan dan keharumannya membuat orang merasa nyaman dan rileks.
Ada beberapa mobil yang terparkir di bawah saat Bo Yan dan An Ge'er tiba, semuanya adalah mobil mahal.
Di luar kafe terbuka itu juga ada sebuah piano. Seorang pria yang mengenakan tuksedo hitam sedang memainkan "Love Dream" karya Franz Liszt.
Musik itu dimainkan dengan sangat indah. An Ge'er bersandar di pagar pembatas sambil menikmati embusan angin sepoi-sepoi. Dari sudut itu, dia dapat memandang keramaian kota yang ada di bawah, sekaligus melihat langit di atas. Cahaya bulan tampak semarak, lembut, dan sangat cerah.
An Ge'er memejamkan matanya. Saat itu, sepertinya semua hal buruk yang menimpa dirinya telah disingkirkan.