Ye Fei tanpa sadar mengangkat tangannya dan meraih tangan orang yang datang ke arahnya. Ye Fei mencoba mematahkan tangannya, tetapi aroma saputangan yang samar dengan cepat mengalir ke dalam pernapasannya, dan sebelum Ye Fei bisa berusaha untuk melawan, Ye Fei merasakan pandangan di depannya sedikit demi sedikit menjadi kabur hingga berangsur-angsur Ye Fei mulai hilang kesadaran.
Pada saat ini, para tamu sudah menunggu di dalam gereja. Meskipun ukuran gereja bergaya barat yang megah itu tidak besar, acaranya sangat khidmat. Dengan beberapa dekorasi yang teliti, tempat itu seperti aula kastil impian di negeri dongeng.
Melihat jam dengan angka Romawi yang bergerak dengan tenang, para tamu di kursi kayu di kedua sisi tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke samping. Mereka menantikan kedatangan pengantin.