Hujan merupakan sebuah peristiwa di mana air turun dari atmosfer ke permukaan bumi.
Secara ilmiah, hujan merupakan sebuah proses penguapan yang terjadi di permukaan bumi dari wilayah perairan, tumbuhan, atau daratan. Proses terjadinya hujan itu sendiri berhubungan dengan siklus air atau siklus hidrologi. Jika mengulas apa itu hujan? Pasti akan membuahkan penjelasan yang panjang lebar di sini.
Sebagian besar orang mungkin memiliki banyak kenangan indah yang terjadi di saat hujan. Terutama saat menikmati masa-masa pulang sekolah bersama-sama saat hujan turun dan lebih romantis lagi jika sepasang kekasih yang sedang kasmaran berpayungkan berdua saat hujan itu tiba. Terkadang, ada rasanya nyaman tersendiri untuk dipandang dan ada rasa yang tak tergantikan saat kita menaklukkannya.
Hujan pada sebagian besar orang di dunia ini dianggap sebagai berkah dari sang pencipta.
Tapi, tidak untuk seorang gadis pindahan asal Tokyo, yang kini tinggal di Osaka. Hujan menjadikan ketakutan tersendiri bagi dirinya. Entah ketakutan apa yang menimpa dirinya itu? Dia jarang menceritakannya pada orang lain kecuali pada orang tua dan orang terdekatnya.
Ketakutan yang muncul di dalam dirinya menyebabkan trauma dan setiap kali ada sambaran petir menggelegar, dia akan mencari tempat sembunyi yang gelap dan menutup sebagian besar wajahnya rapat-rapat.
Ataukah gadis itu benar-benar takut akan sambaran petir?
Wajahnya terlihat seperti dia sedang memiliki kenangan buruk yang menyebabkan mentalnya sedikit terganggu.
Sebagian besar orang di seluruh dunia akan tahu kalau Jepang adalah negara yang memiliki empat musim. Intensitas hujan akan sering terjadi di bulan Juni, itu sebabnya bukan Juni bagi masyarakat Jepang sering disebut sebagai Minazuki (Bulan Tanpa Air), musim penghujan akan masuk di bulan ini terkecuali kawasan Hokkaidou, di mana suhunya masih dingin untuk ditaklukkannya hujan. Akan tetapi, bulan ini jumlah airnya masih sedikit dan akan memberikan pengaruh pada tumbuhan pertanian sertam menimbulkan air padasaat musim panas.
Ah~ dan yang lebih mencoloknya lagi, di bulan ini tidak ada libur bagi anak sekolah kecuali Hari Minggu.
*Yang jelas Minggu itu ya, libur sekolah lah!
Tingkat kelembapan udara dan suhu udara yang semakin tinggi di bulan ini tidak menutup kemungkinan bahwa bulan Juni akan menjadi permulaan musim panas terberat bagi sebagian orang yang mungkin belum terbiasa tinggal di Jepang.
*Ya, musim panas di Jepang sangat panas, kecuali Hokkaido yang wilayahnya agak ke utara.
Lanjut! Di novel ini bukan mau membahas hujan padahal, yare-yare!! (-_-;)
****
Keanehan yang dialami gadis pindahan itu di mulai sejak musim panas tahun lalu, seminggu sebelum hujan mengguyur wilayah Tokyo untuk pertama kalinya. Entah apa mungkin ramalan cuaca tidak bisa memprediksi dengan akurat, ya? Beberapa hari sebelum bulan Juni, hujan turun lebih dulu.
Hari itu, seminggu sebelum hujan turun, sang gadis yang mengalami keanehan itu bermimpi. Dia sedang pulang berbelanja di malam hari dari konbini, menyusuri jalan dan berhenti di perempatan.
*Konbini adalah toserba (toko kelontong seperti Indomart, Alfamart, Alfamidi dan biasanya buka selama 24 jam)
Padahal belum tengah malam, langit sudah menjadi gelap, mendung!! Tapi, untungnya dia sudah menyiapkan payung sebelumnya, dan dia segera membukanya begitu tetesan air hujan perlahan jatuh ke alas kaki yang dia gunakan.
"Hujan, kah?" gumamnya, yang kemudian saat setelah membuka payungnya, dia membuka smartphonenya untuk memastikan ramalan cuaca tadi pagi.
"Hmm tumben sudah hujan," dia hanya membatin seperti itu.
Tak lama setelah dia mengeceknya karena dirasa ramalan cuaca tidak akurat, dia mencoba untuk memasukkan ponselnya kembali. Kemudian, dia menyeberang dengan langkah riang menuju jalan pulang ke rumahnya, bahkan dia sempat bergumam menyanyikan lagu yang dia sukai.
Tak lama kemudian, seorang laki-laki dengan wajah garang berlari kencang dan menabrak dirinya dengan begitu keras sehingga ponsel yang ada di saku kiri celananya terjatuh.
"Kyaaaaah!!" dia sempat berteriak sesaat karena merasa agak kesakitan setelah ditabrak oleh lelaki itu.
Lelaki itu tampak tergesa-gesa dan buru-buru ingin meninggalkannya tapi, dia yang sadar kalau dia melakukan kekerasan secara tidak sengaja itu mencoba untuk bertanggung jawab. Tentu saja gadis yang hampir terjatuh ini tidak mengalami luka serius tapi, ponselnya terpental dan berada di jarak kurang lebih 3 meter dari tempatnya berdiri. Lalu, sang lelaki yang tidak sengaja menabraknya itu berusaha memungutnya. Tapi, di saat sang lelaki itu memegangnya, ponsel miliknya berbunyi karena mendapatkan sebuah panggilan, nada dering itu menggetarkan ponselnya. Namun, karena terlalu jauh, sang gadis ini tidak sepenuhnya mendengarnya, samar-samar.
Ponsel itu kini berada di tangan lelaki itu dengan nada dering yang masih menyala, lalu ketika sang lelaki yang tampak buru-buru itu hendak menyodorkan ponsel yang dia bawa pada sang pemilik, tiba-tiba kilatan cahaya putih nan silau muncul tepat di depan mereka berdua.
Sontak membuat kedua orang yang saling bertemu ini terkejut, rasanya seperti tidak ada jalan untuk menghindarinya.
Dan ....
Hanya dalam durasi beberapa detik saja, bunyi menggelegar pun terdengar keras di sekitar mereka, bahkan menggetarkan jalan yang mereka pijaki.
Saking silaunya, gadis itu hanya bisa menutup matanya sampai kilatan cahaya di depannya itu pergi menghapus jejaknya. Namun, apa yang terjadi setelah itu menyisahkan hal yang memilukan.
"Itu ...!!" dia membelalakkan matanya terkejut saat menatap lurus ke depan.
'Tidak, ini tidak mungkin,' dia hanya bisa berkata-kata di dalam hatinya, dia sulit untuk berucap, sesak rasanya.
Itu bukanlah hal yang memilukan lagi, melainkan hal yang sangat mengerikan baginya ....
Orang yang ada di depannya mendandak gosong seperti usai terpanggang dan jalanan di jarak satu meter yang melingkari orang itu pun menjadi berwarna hitam pekat. Ponsel yang dipegang orang itu pun juga hancur lebur, dan di sekitar tangan seorang lelaki yang menjadi gosong itu ada sisa-sisa semacam kejutan dari aliran listrik.
Siapa pun tidak akan percaya, siapa pun akan takut akan pemandangan horor ini!?
Dia (sang gadis) yang baru pulang dari belanja itu kemudian berlari dengan kencang, sekencang-kencangnya bak kuda yang ada diperlobaan.
Hingga akhirnya dia sampai rumah.
Seakan-akan tidak percaya dengan kejadian aneh yang baru saja dia lihat, 'Apa yang terjadi pada orang itu?'
________
To be Continued