***
Semalam adalah malam yang buruk. Gea masih menangis bahkan ketika dia telah menenggelamkan diri dalam tebalnya selimut, hingga dia tertidur, entah pada jam berapa. Namun, gadis itu berkali-kali terbangun dalam tidurnya.
"Gea Agustin!"
Gea terhenyak kaget dan berkedip lambat. 'Ah,' batinnya merasa malu dan bersalah pada Erwin, dosen pembimbing atau yang biasa disebutnya sebagai pak botak tepat waktu. "Ma-maaf, Pak." Dia menunduk, tak berani menatap mata dosen killer itu. Dosa apa dia hingga mendapatkan dosen pembimbing galak seperti ini?
Erwin menggelengkan kepala, lalu menghela napas pelan. "Kamu sadar kan sedang bimbingan dengan saya?"
"Sadar, Pak. Maafkan saya," jawab Gea segera. Tak ingin menambah kesan buruk pada Erwin. Sudah cukup banyak keburukannya yang sengaja maupun tak sengaja ketahuan oleh dosen tersebut.