***
BRAK!
Sebelum terlambat, Aletta menutup pintu dan dia ke luar memasang badan agar Auguste tak masuk ke apartemen. Ini memang terlihat lucu, tetapi jika dia menutup pintu dan masuk, Auguste akan berisik dan mengganggu tetangga lain dengan menggedor-gedor pintu dengan sewenang-wenang.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Auguste tertawa renyah dengan apa yang dilihatnya.
"Kamu berisik, Om." Aletta membalasnya dengan tatapan sinis. "Pulanglah. Aku benar-benar takkan membiarkan Gea bertemu denganmu. Tol--"
Suara dering telepon tiba-tiba berbunyi. Auguste menunduk, menatap saku celananya.
"--tolong menyerah dan pergilah. Dan sekarang kamu juga mendapatkan telepon. Orang sibuk seperti mu tak seharusnya melakukan hal merepotkan dan berisik seperti ini, apalagi di hari kerja," ujar Aletta terdiam dan hanya menatap Auguste dengan berani setelahnya.
"Aku ingin bertemu Gea." Auguste gigih rupanya. Yah, tak heran.
"Untuk apa?" Aletta menaikkan alis. "Memarahinya?"