***
"Aku yang membuat bordiran namamu di sapu tangannya. Bagus tidak?"
"Hah?!"
Arkhano menaik turunkan alisnya, menggoda Aletta yang terkejut tak percaya dengan ucapan sang kekasih.
Aletta menunduk, melihat tangan Arkhano yang tersampir di atas meja. Beberapa jarinya terlihat mengenakan plester luka. Tangannya merambah, menyentuh jari yang terbungkus plester itu. "Jadi, kamu membuatnya dengan pengorbanan tanganmu?"
Arkhano terkekeh masam. Dia menatap lurus pada sang kekasih. "Kamu bicara seolah tanganku sudah putus saja, Le."
"Arkhano," tegur Aletta sedikit merengek. Dia menatap sang kekasih sembari cemberut dan menggeleng pelan. "Kamu tahu kalau bukan itu maksudku," katanya melanjutkan.