***
Aku mengatur napas sebelum masuk ke ruangan HIMA, tempat di mana Cika berada berdasarkan info yang ku dapatkan. Setelah merasa lebih teratur dan santai, aku mengetuk pintunya dan suara para perempuan yang ada di sana menyuruhku untuk masuk. Aku menarik kenop, melongok lebih dahulu dan setelah memastikan Cika benar-benar ada di sana, aku membuka pintu lebar-lebar.
"Eh, Arkhano? Kenapa?" tanyanya yang sedang makan snack rasa jagung dan teman-teman serta kakak tingkat lain sedang makan cokelat bungkus.
"Bisa bicara sebentar?" tanyaku menghampirinya. Aku juga memberikan senyum tipis pada teman-teman dan kakak tingkatnya. Dia menoleh pada orang-orang di sana dan terkekeh kecil.
"Bicara di sini saja," katanya.
Tidak bisa, Cik. Aku mau menyatakan perasaan padamu, loh? Masa menyatakan perasaan di depan orang-orang yang tak ku kenal? Kalau kenal sih tidak apa-apa.