[Maaf, chapter ini akan direvisi nanti]
"Hah ... dasar serakah," gerutu Aletta melengos ke arah lain, memperhatikan beberapa karyawan yang terlihat punya rasa penasaran tinggi pada mereka.
"Kenapa?" tanya Arkhano menumpu wajah dengan tangan di atas meja. Dia menatap lurus pada Aletta walaupun gadis itu melengos darinya. "Aku memang serakah kalau tentang mu. Toh, tidak ada larangan orang luar dilarang masuk kantin ini, kan?"
"Memang tidak ada, tapi orang-orang mengetahui mu sebagai partner bisnis dengan Sinar Juanda. Kehadiranmu lebih melekat sebagai atasan di sini," jawab Aletta menatapnya serius.
"Sekalipun aku duduk bersamamu? Tak terlewat kah di pikiran mereka kalau aku juga your future hubby?" balas Arkhano menekankan tiga kata terakhir sesuai yang Aletta tulis di sticky notes tadi pagi.
"Mana ku tahu," tanggap Aletta mengembuskan napas gusar.