"Hai Lis." Sapa mereka berempat serentak.
Lisa tersenyum dan kemudian duduk di kursi sebelah Gilang.
"Lagi ngapain sih tadi? Enak bener." Tanya Lisa, ia menatap satu persatu orang yang ada di situ.
"Nggak lagi ngapa-ngapain kok." Jawab Riko, "Iyakan?" Tanya Riko pula kepada teman-teman nya itu meminta untuk mendapatkan dukungan dari jawaban nya tadi.
"Iya, nggak ngapa-ngapain kok kita." Timpal Leon, laki-laki itu Mengambil Bakso pesanan nya tadi Dan memulai untuk meracik bakso tersebut.
Lisa menganggukkan kepalanya, kini Matanya menatap ke arah Aksa yang hanya diam. Laki-laki itu memang seperti itu jika berbuat Salah. Tidak pintar dalam berbohong.
Seenggak nya itu adalah hal yang disukai oleh Lisa sampai detik ini.
"Aksa." Panggil Lisa.
Aksa langsung mengaduk-aduk kan mie ayam nya itu, meracik nya sesuai selera dengan kecap, saos Dan juga cabe.
Ia tak ingin menatap wajah Lisa, karena ia tak bisa untuk berbohong dengan wanita itu.
Tak mendapatkan jawaban dari Aksa, Lisa berdiri dari duduknya itu. Kali ini ia melangkah untuk duduk disamping Aksa.
"Sa." Panggil Lisa.
"Hm."
"Minta dong."
"Minta? Beli dong biar tahu harga." Jawab Aksa, ia masih sibuk dengan racikan nya itu yang kurang pedas.
"CK! Pelit banget sih jadi mantan! Awas aja Lo kalau minta jatah Sama gue!" Jawab Lisa dan kemudian wanita itu berdiri dari duduknya untuk segera pergi dari sana.
Tapi tak segampang itu karena, Aksa lebih cepat untuk menahan lengan Lisa hingga membuat wanita itu berhenti.
"Nih, makan!" Ucap Aksa, ia menggeserkan mangkok mie ayamnya itu ke hadapan Lisa.
Baik Leo, Gilang dan juga Riko hanya bisa berdoa Agar Aksa masih bisa tutup mulut tentang apa yang mereka tonton tadi.
Tak Ada yang tidak tahu bagaimana bucin nya seorang Aksa pada Lisa itu.
Dan untuk kata 'nggak di kasih jatah' tadi itu, hanyalah omongan saja. Mereka adalah sepasang mantan yang masih memegang teguh norma-norma yang berlaku hingga detik ini. Nggak tau juga deh entar kalau udah nggak kuliah lagi. Itu urusan mereka.
"Buat gue?" Tanya Lisa memastikan Sekali lagi. Kadang Aksa ini agak sedikit berbeda dari manusia Normal lainnya, jadi harus banyak Bertanya.
"Kagak, buat si Leo." Jawab Aksa.
Kebetulan laki-laki bernama Leo itu berada disamping Lisa.
Lisa menoleh ke arah Leo yang sudah memesan mie ayam juga. Ia menaikkan alisnya.
"Rakus Banget sih Lo makan nya Le, semuanya pengen Lo embat. Usus Lo apa kabar nya sih huh? Sehat?" Sinis Lisa.
Leo menaikkan alisnya saat mendengar ucapan dari Lisa Itu, dia kata usus nya itu sekecil apa hingga dua mangkuk udah hampir membuat usus nya meledak?
Tidak tahu saja dia kalau di rumah porsi makannya malah sampai tiga piring kalau terasa enak pake banget masakan Sang ibu.
"CK! Sibuk banget sih lo dengan hidup gue hm?"
"Nggak sibuk sih, cuma perhatian."
"Apakah yang kayak gitu bisa dikatakan sebagai perhatian?"
"Emangnya Lo mau perhatian yang jenis kayak gimana hm? Pacar bukan teman juga bukan. Hanya orang yang kebetulan lewat."
Ucapan sinis Lisa itu berhasil membuat Leo bungkam.
Sejak dulu Hingga saat ini, Leo adalah salah satu geng Aksa yang sama sekali tak ia sukai. Ia tak tahu kalau bersama dengan Leo pasti bawaan nya ingin emosian saja dengan Leo.
"Udah ah, ngapain sih kalian ini berantem aja terus setiap kali bertemu. Nggak capek apa huh?"
"Capek sih, tapi ya mau gimana lagi. Mantan Lo ini suka Banget cari Masalah sama gue. Gue yang babu mah bisa apa kalau udah ibu negara yang bersuara kayak gini?" Sinis Leo. Ia tahu, ia tak akan pernah menang kalau berdebat dengan Lisa. Wanita itu punya penyelamat yang bernama Aksa. Dan Aksa adalah ketua geng mereka, jadi ia bisa apa? Hanya bisa melempar kesinisan saja pada Lisa.
Tapi percayalah, hanya sekedar itu saja. Ia tak memiliki niat lain seperti yang lain. Meskipun ia dan Lisa suka adu mulut tapi ia dan Lisa kadang juga bisa kompak nya.
Baik Gilang, Riko dan juga Aksa menganga saat mendengar Leo mengatakan itu.
Riko yang kebetulan duduk bersebelahan dengan Leo langsung menyenggol lengan Leo. Tapi laki-laki itu tampak acuh tak acuh Saja seolah apa yang ia katakan tadi tidak mengandung unsur yang menyinggung.
Aksa berdehem untuk membuat keadaan kembali seperti semula.
"Lo Ngapain kesini hm?" Tanya Aksa pada Lisa. Itu hanya pertanyaan untuk mencairkan suasana saja.
"Menurut akal pintar Lo yang katanya pintar, Kalau orang ke kantin itu mau ngapain hm? Berak?" Jawab Lisa, ia memang sangat sinis dan pedas kata-kata nya. Jadi hal seperti ini bukanlah hal baru untuk mereka.
Sontak saja mendengar ucapan dari Lisa itu membuat Riko yang baru memasukkan bakso ke dalam mulutnya, terasa ingin memuntahkan kembali isi di perutnya saat ini.
"Jorok banget sih Lo Lis, ngomong kayak gitu. Nggak tau apa orang lagi makan?" Ucap Gilang, ia juga terkena dampaknya karena teh es jeruk nya habis ludes di minum Riko.
"Lah salah gue Dimana? Salahin Aksa lah yang membuat semuanya ini terjadi. Coba aja Aksa nggak nanya kayak gitu, maka jawaban gue juga bukan itu." Jawab Lisa, ia tak terima jika ia disalahkan saat ini.
Sedangkan Leo, ia tampak santai aja sambil memakan mie ayam yang diberikan oleh Aksa tadi.
"Sa, tolong deh bawa si mantan Lo ini pergi jauh. Tolong kasihanilah kami yang sedang lapar ini." Gilang mengatakan dengan nada memohon.
Aksa menoleh ke arah Lisa Sebentar, wanita itu tampak sangat acuh tak acuh saja di tempatnya.
Ditatapnya lagi para sahabatnya itu yang menatapnya dengan ekspresi minta di kasihani. Tidakkah mereka tahu bahwa ia juga sedang diLanda rasa lapar saat ini? Lagian si Lisa ini kenapa juga pakai datang kesini segala dan mencari Masalah dengan sahabat nya itu. Kalau sudah seperti ini ia tak bisa lagi berbuat apa-apa.
"Ya udah, ayo Lis kita pergi."
"Nggak mau."
Mendengar itu Aksa menaikkan alisnya, "kenapa?"
"Gue lapar dan pengen makan."
"Nggak jadi mau berak?" Tanya Aksa yang langsung membuat Lisa menatap ke arah Aksa dengan tajam.
Tapi laki-laki itu bersikap biasa saja, seolah apa yang ia katakan tadi bukanlah kesalahan.
Melihat semua mata teman-teman nya yang menatap penuh permohonan Membuat Aksa mau tak mau langsung berdiri. Jika Lisa tak bisa di ajak dengan cara yang baik, maka cara satu-satunya yaitu menyeretnya.
"Aaaaa, Aksa. Lepasin gue!" Ucap Lisa saat dirinya di tarik oleh Aksa. Tapi laki-laki itu seolah tuli dengan teriakan nya itu.