"Tidak hanya cantik tapi juga pintar," puji seorang murid laki-laki yang melihat Ara dapat menyelesaikan soal yang ada di papan dengan mudah.
Pujian tersebut pun dapat di dengar oleh Bryan. Bryan yang mendengarnya pun tiba-tiba merasa sedikit kesal.
Ya, Ara sama halnya dengan kakaknya. Sama-sama pintar karena orang tua mereka mendidik dengan benar.
"Apa yang merak katakan!" batin Bryan dengan kesal.
Tiba-tiba Bryan tersadar dengan perkataannya itu.
"Astaga Bryan ada apa denganmu?" lanjut batin Bryan dengan bingung melihat dirinya tiba-tiba merasa kesal.
"Sudah pak," ucap Ara kepada pak Harto setelah menyelesaikan soal yang ada di papan tulis.
"Kamu ternyata pintar lain kali jangan kau ulangi lagi seperti tadi," ucap pak Harto memberi penuturan kepada Ara.
"Iya pak maaf," ucap Ara meminta maaf dengan menggaruk lengan tangannya.
"Bagus, kembali ketempat duduk mu!" perintah pak Harto kepada Ana menyuruhnya kembali untuk duduk.