アプリをダウンロード
10.56% Love Story: Finding A True Love / Chapter 13: Dia adalah Bom Waktu

章 13: Dia adalah Bom Waktu

Ditya dan Niar pergi ke basecamp musik karena hari ini adalah bagian mereka untuk membereskan ruangan itu bersama lima anggota yang lain. Ternyata baru mereka berdua yang sampai disana.

Mereka meletakkan tas mereka di dalam loker dan mulai membereskan kertas dan segala benda yang berada di ruangan itu.

Bagaimana mungkin ruangan ini bisa begitu kotor padahal setiap hari selalu ada yang membersihkan tempat ini, pikir Ditya.

Tak lama kemudian, lima mahasiswa yang seangkatan dengan mereka datang.

"Kalian sudah lama berada disini?" tanya Kayla, mahasiswi berbadan tinggi, berbadan kurus dan berkulit kuning langsat.

"Baru beberapa menit yang lalu." jawab Niar ramah.

"Ok, ayo kita bersihkan ruangan ini secepatnya." ajak Ulvia bersemangat, mahasiswi lain yang memiliki badan lebih pendek, berbadan gempal dan agak berjerawat.

Semuanya menanggapi dengan senyuman.

Ketika Ditya mengambil sapu, tiba-tiba dia mendengar suara dari belakangnya.

"Hai para gadis. Apakah kalian memerlukan bantuan?"

Ditya menoleh kebelakang. Ternyata orang itu adalah Putra, bersama Desta disampingnya.

"Kak Putra!" seru Ulvia. "Nggak usah kak, kita bisa melakukannya sendiri, kok." dia tersipu malu. Bukannya melanjutkan pekerjaannya, Ulvia justru terus memandangi Putra.

Putra dan Desta berjalan menghampiri mereka.

"Aku serius. Ada yang perlu aku bantu? Kebetulan kami lagi nggak ada kelas." ulang Putra.

Ulvia lagi-lagi menjawab "Beneran kok, kak. Kakak nggak . . . "

"Kalau memang kakak mau bantu, kakak tinggal lakukan saja. Kerjakan apa yang kakak bisa. Apakah dengan berbicara mampu membersihkan tempat ini?" potong Ditya menatap tajam ke arah Putra

Semua mata tertuju padanya.

"Dit!" Niar berusaha memperingatkan Ditya. Mereka baru saja tingkat pertama. Bagaimana mungkin Ditya berani berkata seperti itu kepada senior mereka? Bahkan senior yang sangat dikagumi oleh para gadis. Ditya sangat tidak masuk akal, pikir sebagian besar mahasiswi yang ada disana. Satu atau dua dari mereka hanya menahan tawa.

"Ditya, kok, kamu ngomong seperti itu. Kak Putra itu kan bermaksud baik, kamu nggak seharusnya bicara seperti itu." Kayla memarahi Ditya.

Alih-alih mendengarkan dan menyesali perbuatannya, Ditya justru mengacuhkan mereka dan melanjutkan pekerjaannya.

'Baru kali ini aku diperlakukan seperti ini oleh seorang wanita, yang bahkan lebih muda dari aku. Mengapa kamu begitu menarik perhatianku, Ditya?" ucap Putra dalam hati. Putra meletakkan tasnya di dalam lemari dan menghampiri Ditya. Semua mata tertuju pada mereka berdua. Mereka menanti-nanti apa yang akan terjadi kemudian.

"Cukup. Ditya benar. Seharusnya aku nggak banyak bicara dan hanya tinggal melakukan sesuatu untuk membantu kalian." Putra berkata. Dia berhenti tepat dihadapan Ditya. Semua mahasiswi menarik nafas dalam-dalam. "Sini, biar aku yang menyapu." lanjut Putra, merebut sapu yang ada di tangan Ditya.

Ditya terkejut seolah-olah baru saja ada pencuri yang berusaha merebut sesuatu darinya. "Kakak apa-apaan sih!" seru Ditya marah. Semua orang terkejut dan Putra adalah orang yang paling terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

"Kenapa kamu jadi marah sama aku?" tanya Putra bingung, berusaha menghilangkan keterkejutannya. 'Apa yang sebetulnya ada di pikirannya? Dia benar-benar seperti bom waktu yang mampu meledak kapan saja dan menghancurkan apapun yang ada di dekatnya." batin Putra.

"Kenapa kakak merebut sapu yang aku pegang. Apa kakak nggak lihat apa yang sedang aku lakukan?" nada bicara Ditya meninggi.

Tanpa yang lain sadari, beberapa diantara mahasiswi yang ada disana menutup mulut mereka saking terkejutnya. 'Apa yang sebetulnya ada di pikiran Ditya hingga dia begitu berani berbicara seperti kepada seseorang seperti Kak Putra.' pikir mereka. Bahkan mereka harus mencari-cari alasan agar bisa berada di dekat Putra. Tapi Ditya malah melakukan hal yang sebaliknya.

"Bukankah kamu tadi bilang seharusnya aku melakukan sesuatu dan bukannya hanya berbicara omong kosong." jawab Putra tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ditya.

'Apa yang sebenarnya dia inginkan?' Putra kehabisan akal.


next chapter

章 14: Dia adalah Bom Waktu (2)

"Ada begitu banyak hal yang bisa kakak kerjakan dari mulai mengelap jendela, mengelap lemari, mengepel lantai atau mencabut rumput yang ada di depan. Bahkan kakak bisa membuang sampah yang sudah menggunung di depan sana. Tapi kenapa kakak malah merebut sapuku dan menghentikan apa yang sudah aku kerjakan dari tadi? Kalau kakak memang mau bantu, jangan setengah-setengah dan jangan mengganggu pekerjaan orang lain! Kerjakan sesuatu dari awal!" Ditya berkata dengan begitu cepat seolah-olah dalam satu tarikan nafas. Begitu selesai, nafasnya terdengar terengah-engah. Dia menatap Putra dengan begitu tajamnya, menunjukkan betapa Ditya sangat tidak menyukai laki-laki itu.

Putra disisi lain merasa takjub hingga dia kehilangan kata-kata. Berulang kali dia membuka mulut untuk mengatakan sesuatu tetapi mulutnya langsung tertutup lagi karena Ditya bahkan tidak memberikan dia kesempatan untuk berbicara.

Desta yang melihat pertengkaran ini sontak tertawa terbahak-bahak. Baru kali ini dia melihat pertunjukkan yang menarik dimana ada seorang wanita yang mampu memaki-maki dia seperti ini.

'Kamu memang luar biasa Ditya.' puji Desta dalam hati.

"Udah selesai bicaranya?" tanya Putra setelah dia berhasil mengumpulkan kembali kata-kata yang sempat hilang. Dia masih berusaha terlihat keren dihadapan yang lainnya.

Ditya hanya membuang mukanya ke arah lain.

"Apakah kamu itu adalah boneka yang bisa bicara dengan menggunakan baterai? Apa baterai kamu baru saja diisi ulang sehingga kamu bisa bicara dengan begitu cepat tanpa titik-koma?" tanya Putra lagi seperti memberikan serangan balik terhadap Ditya.

"Apakah kakak tahu betapa menyebalkannya kakak? Apakah tidak ada seorang pun yang mengatakan hal itu?" ejek Ditya, "Minggir, aku mau menyelesaikan pekerjaanku agar aku bisa segera pulang." Ditya mendorong Putra kesamping.

Bukannya marah, Putra justru merasa Ditya sangat menggemaskan.

"Baiklah, kalau begitu aku yang mengepel." kata Putra.

"Jangan kak. Biar kami aja." Kayla berkata.

"Kayla benar kak. Hari ini kami yang bertugas membersihkan ruangan ini, jadi kami akan bertanggung jawab melaksanakan tugas ini." tambah Ulvia. Yang lainnya merasa takut untuk berkomentar lebih. Mereka bahkan memikirkan mungkin Putra akan melakukan sesuatu yang akan menyiksa mereka saat Peresmian Mahasiswa Baru nanti.

"Udah, biarkan saja Putra melakukan apa yang dia inginkan." kata Desta.

"Dimana lap pel dan ember?" tanya Putra.

"Sebentar kak, aku ambil dulu." jawab Kayla sigap.

Niar berpura-pura tidak mendengar apapun dan meneruskan pekerjaannya mengelap barang-barang yang ada di ruangan tersebut.

"Jangan sampai aku terkena masalah karena hal ini." bisik Niar.

Selesai menyapu, Ditya ijin untuk membeli minuman dingin. Beberapa menit kemudian dia membawa 3 botol minuman dingin di dalam plastik.

Dia memberikan satu untuk Niar dan satu lagi untuk Desta.

Putra merasakan adanya ketidakadilan yang terjadi disini. Desta hanya membantu mereka membuang sampah sementara Putra harus mengambil air dan mengepel ruangan ini. Tapi kenapa Ditya hanya memberikan minuman itu untuk Desta?

Putra berjalan ke arah mereka Ditya, Niar dan Desta.

"Mana bagian aku?" tanya Putra.

Niar dan Desta saling menatap satu sama lain. Sementara Ditya hanya melirik sebentar ke arahnya dan meminum kembali minumannya hingga dia menghabiskan setengah botol.

"Terimakasih ya, kak, udah bantu pekerjaan kami." kata Ditya kepada Desta. "Berhubung tugas kami sudah selesai, jadi kami pamit pulang ya. Ayo Niar!" ajak Ditya. Desta menganggukkan kepalanya.

"Hei tunggu dulu. Kalian mau kemana?" tanya Putra.

"Oh ya, terimakasih juga Kak Putra karena sudah meringankan beban kami." ucap Ditya dengan nada sedikit mengejek. Ditya pun pergi bersama Niar meninggalkan Putra dan Desta.

'Ditya, suatu hari ini aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku. Dan aku akan menikmati setiap hal kecil yang kamu lakukan terhadap ku hingga masa itu tiba.' Putra tersenyum menatap kepergian Niar dan Ditya.


Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C13
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • テキストの品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    パワーストーンで投票する
    Rank 200+ パワーランキング
    Stone 0 推薦チケット
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン

    tip 段落コメント

    段落コメント機能がWebに登場!任意の段落の上にマウスを移動し、アイコンをクリックしてコメントを追加します。

    また、[設定]でいつでもオフ/オンにすることができます。

    手に入れました