アプリをダウンロード
90% LOVE MY BROTHER / Chapter 9: EPISODE 4

章 9: EPISODE 4

" apa tuan merindukan tuan yoongi?"

.

.

.

.

.

suasana lapangan pagi ini sedikit mendung.Aku berjalan beriringan dengan Jungkook menuju ke kerumunan murid.benar, kami sedang mengikuti pelajaran olahraga seperti jadwal yang seharusnya. dan hari ini guru junghyuk pengajar olahraga menyuruh kami bermain baseball.pemilihan kelompoknya dipilih secara acak dan betapa sialnya aku harus terpilih dalam giliran kelompok pertama bersama dengan han jaera, si laki laki antagonis itu. sedangkan Jungkook berada dalam giliran kelompok berikutnya.ah! kenapa tidak ditukar saja? bagaimana aku bisa bekerja sama dengan seseorang yang selalu menatapku kecut ini?bahkan Aku sama sekali tidak pernah berbicara dengannya lagi semenjak dia mencaci di hari pertamaku masuk sekolah dulu.

"semangat Taehyung.....!!!!"

teriak Jungkook dari kejauhan.

aku hanya melempar senyum lebar ku untuk membalas dukungan Jungkook tanpa berniat menjawab teriakannya atau melambaikan tangan padanya. kini adalah giliranku menjadi batter,si pemukul bola. sudah sangat lama aku tidak bermain baseball dan itu membuat rasa pesimis mulai mempengaruhiku. dan si laki-laki antagonis itu, oh lihatlah, seolah ada tulisan ' AKU BENCI KAU ' yang tertempel di wajahnya yang hanya dia tunjukkan kepadaku.aku bisa merasakan ketegangan yang merata di tubuhku ketika han jaera menatapku tajam saat dia menyodorkan tongkat pemukul nya kepadaku.

"bermainlah seperti pemenang, Taehyung?"

katanya tersenyum remeh.

aku menerima tongkat pemukul tersebut di kedua tanganku tanpa mencoba membalas kalimatnya. entah kenapa pria itu selalu luwes menunjukkan rasa bencinya padaku. mungkin dia sudah ditakdirkan untuk menjadi seseorang yang akan memusuhi ku, kurasa.perlahan dia berjalan mundur, menatapku kesal sebelum akhirnya berbalik menuju ke posisinya sebagai Base Runner.

sang pitcher telah menempatkan diri di posisinya, pertanda permainan akan segera dimulai.kueratkan jari-jariku pada gagang pemukul dengan kuat hingga tampaklah permukaan telapak tanganku yang memutih. fokus Taehyung.

lupakan pria gila itu.

gantilah wajah kecut pria itu dengan wajah periang Jungkook yang selalu bersinar Di kepalamu. kamu pasti bisa.

"STRIKE 1!!!!!"

sial, Aku gagal mengenai bola itu. aku menghirup panjang nafasku kemudian menghembuskannya perlahan lahan sembari meyakinkan diriku kembali. sang pitcher sudah bersiap melempar kan bola, Aku pun tak ketinggalan memasang kuda-kuda untuk menerima bola.

"STRIKE 2!!!! "

Bodoh!

bagaimana aku bisa gagal lagi?

bukankah aku sudah memukulnya secara tepat?

"tidak apa-apa taehyung....!!!!

masih ada satu kesempatan lagiiiii.... kamu pasti bisaaaaa.....!!!! "

teriakan Jungkook memperkokoh kembali semangat yang aku bangun.

aku tersenyum kearahnya, namun aku tak sanggup berlama-lama melakukan itu sementara jauh di seberang sana ada seseorang yang sedang memaki makiku dengan umpatan yang terdengar sampai ke telinga ku.tentu itu han jaera.

"dasar bodoh! apa dia tidak pernah bermain baseball sebelumnya?!! kenapa memukul bola saja tidak bisa?"

aku memejamkan mataku, sekali lagi mencari kepercayaan untuk menyemangati diri sendiri. namun payah! kenapa delusi itu justru kembali menyerang ku?

( "apa tuan muda merindukan Tuan yoongi?" )

yoongi sukses mengambil alih konsentrasiku.kini dia tak memberikan ruangan sedikitpun di otakku untuk sekedar memikirkan bola itu. seakan-akan dia sedang berkamuflase menjadi pitcher yang sekarang sedang bersiap memukul bola di depanku.

( " jika ada sesuatu yang terasa mengganjal, sebaiknya Tuan katakan pada saya. selamat malam.... mimpi indah, Tuan. " )

yoongi?apa yang sudah kamu lakukan padaku hingga aku seperti ini, hingga Aku harus bentrok dengan diriku sendiri, racun apa yang sudah kau berikan padaku?

"STRIKE 3!!!! "

Haaahhhh....kau gagal, taehyung. selamat, kamu resmi menjadi pecundang baseball mulai sekarang. si pemegang kendali itu berhasil meluluh lantahkan fokusku. si pemegang kendali itu berhasil menjatuhkan namaku. aku sudah menyebabkan kelompok ini gagal dan aku yakin han jaera tidak akan melepaskan ku.yoongi, Kau sangat luar biasa.

"hei, Taehyung!"

panggilan han jaera ketika berjalan terburuh kearahku.

aku memutar bola mataku, merasa kesal atas sikap han jaera yang selalu perfeksionis.fyuuuhhh! sepertinya akan segera dimulai. sosok marah itu telah berdiri dihadapanku, disertai peluh peluh kecil yang menghiasi pelipis dan keningnya. rambutnya yang di kuncir kuda semakin menegaskan kearoganan yang dia miliki.

"kamu pikir ini permainan apa?!! gara-gara kamu kelompok kita jadi kalah!"

"maafkan Aku."

aku menunduk mengakui kesalahan ku kali ini.

" Hh! memangnya permintaan maafmu bisa membuat kelompok kita menang!! "

sebuah uluran tangan dari arah belakang tiba-tiba mendarat di kedua pundakku, meremas lembut beriringan dengan suara seruan yang sudah Tak asing lagi di telinga ku.

" han jaera"

itu Jungkook, suara rendahnya terdengar pelan namun juga menekan secara bersamaan.

"taehYung sudah meminta maaf, apa itu masih tidak cukup?"

tubuh tinggi Jungkook pun beralih mensejajarkan tubuhku, membuat ku menatapnya dengan raut tak percaya.

"sang kekasih sudah muncul rupanya."

balas Han jaera masih dengan senyuman remeh.

"apa aku terlihat mengganggu kekasihmu ini? baiklah aku akan memaafkannya, tapi sebelum itu....bisakah kau mengajari kekasihmu ini cara memukul bola dengan benar? sekaligus supaya tidak mempermalukan dirimu sebagai kekasihnya juga, benarkan Jungkook? "

"HAHAHAHAA...."

gelak tawa para murid menyerbu kerumunan kami, membuat keadaan semakin panas dan kurasa itu sudah cukup menjadi alasan perhatian guru junghyuk yang kini sedang melihat ke arah kami.

"jadi apakah.... seorang Han jaera menjadi kampungan sekarang?kenapa dia begitu marah hanya karena permainan baseball biasa seperti ini?kenapa dia begitu tidak ada kesibukan yang cukup menarik sehingga melakukan ini? "

lanjut Jungkook mengintimidasi sikap han jaera.

terlihat rahang han jaera yang mulai mengeras, disertai alis kecoklatannya yang mulai bertaut. pria itu selalu berhasil dibuat mati kutu oleh Jungkook.meskipun begitu, Aku sama sekali tidak merasa puas akan hal itu sebab aku sama sekali tidak menginginkan permusuhan diantara siapapun.

"hei hei Ada apa ini? cepat kembali ke posisi kalian masing-masing!"

pinta guru Jung Hyuk yang sedang berjalan ke arah kami lalu mengayun-ayunkan tangannya ke atas memberi aba-aba.

para murid seketika membubarkan diri mengikuti perintah guru junghyuk terkecuali kami para pemeran utama keributan. Jungkook tak memperlihatkan wajah menyerahnya pada Han jaera,begitupun sebaliknya, seolah sedang terjadi dua kekuatan batin yang sedang bersinggungan hebat di antara keduanya.ohh...seharusnya aku menarik jungkook pergi sebelum guru Jung Hyuk tiba dan mengadili kami.

"apa yang sedang kalian ribut kan?!!"

tanya guru Junghyuk begitu sampai.

tidak ada dari kami yang berinisiatif menjawab untuk beberapa saat. namun tak lama setelah itu Han jaera membuka suaranya.

"tidak ada. kami sudah selesai."

jawab Han jaera menatap jungkook kemudian menatapku.

"dan sepertinya kepalaku terlalu pusing untuk melanjutkan permainan ini, jadi aku harus ke klinik sekarang. permisi."

"ya! han jaera! apa seperti itu sikap seorang murid saat meminta izin pada gurunya?!! dasar anak tidak sopan!! "

sahut guru Jung Hyuk saat han jaera meninggalkan kami dengan hentakan kaki kesal yang terdengar semu di rumput lapangan.

"hai kalian, jangan pernah memancing keributan lagi atau aku akan menghukum kalian. ini peringatan terakhir dan aku tidak mau dengar alasan apapun! "

guru junghyuk yang terkenal killer memang tak pernah pandang bulu untuk memarahi murid muridnya sekalipun murid dari kelas istimewa seperti kami.namun justru karena itulah, dia kerap mendapat perlakuan tidak sopan dari murid kelas istimewa seperti yang dilakukan han jaera.

selanjutnya aku dan Jungkook kembali ke tempat kami masing-masing untuk melanjutkan permainan setelah meminta maaf pada guru Jung Hyuk.aku tak lagi menjadi batter melainkan menjadi base runner mengingat kegagalan yang kuperbuat.sedangkan Jungkook, sangat sulit dipercaya ketika dia berhasil memukul bola dengan lambungan yang cukup jauh hingga berhasil mencetak skor.astaga! dia menjadi idola di lapangan dalam waktu sekejap menggantikan situasi kekalahanku yang tadi sempat membuat ketegangan seisi lapangan. kini aku mulai mengerti mengapa han jaera meminta Jungkook agar mengajariku cara memukul bola dan aku sadar begitu memalukannya diriku sebagai teman Jungkook. dia si pemenang baseball dan aku si pecundang nya.

keadaan lapangan perlahan mereda setelah bel sekolah terdengar nyaring hingga ke tengah-tengah lapangan. kami mengakhiri permainan untuk menuju ruang ganti dilanjutkan istirahat makan siang.seperti biasanya Jungkook memberiku kode untuk menunggunya makan bersama dengan mengangkat jari telunjuknya ke arah atas sambil menunjukkan ekspresi memohon padaku.laki-laki itu selalu terlambat beberapa menit dari ku jika sedang berganti pakaian dan aku harus menunggunya di depan koridor ruang ganti pria dengan wajah tak sabaran ku karena menahan lapar. baiklah, ini sudah hampir 5 menit.kakiku mulai tak bersahabat untuk tetap berdiri dan memilih mencari benda baik hati untuk sekedar menyandarkan tubuhku.

"hai Taehyung,apa Kau sedang menunggu pacarmu Jungkook?"

siapa seseorang yang baru saja keluar dari ruang ganti pria, satu-satunya tempat yang menjadi perhatian ku saat ini.

"eh,Iya.kenapa?"

aku mulai mengingat nama seseorang itu yang ku ingat jelas memiliki marga Shin, Shin Yeon go.

"sepertinya kamu terlambat karena dia.... sudah keluar setelah Han jaera memangilnya.Uuuuuwwww..... apa aku terlihat seperti pengadu?hihihi,sebaiknya kamu cepat cari mereka sebelum asumsi buruk mulai mempengaruhimu. "

shin yeon go lantas berlalu meninggalkan tawa remeh yang jelas ia suara kan di depanku.

Hh,laki-laki bermarga Shin itu memang tak berbeda dengan murid-murid lain yang selalu menyindir ku.namun aku tak ingin berlama-lama memikirkan hal picisan semacam itu dan memilih mencari Jungkook yang entah sedang di mana. telepon? sial,aku tidak membawa handphone ketika memutuskan meninggalkan nya didalam loker.sembari berjalan tanpa arah Aku memikirkan apa yang sebenarnya diinginkan pria itu?apa dia masih mempermasalahkan kejadian di lapangan tadi?astaga han jaera ,kenapa kamu kekanak-kanakan sekali? kulangkahkan kakiku lebih cepat menelusuri tiap sudut sekolah, namun tak juga mengantarkanku pada kedua sosok itu.hingga akhirnya kuputuskan untuk kembali menuju pada tempat yang menjadi tujuan awal ku yaitu kantin. selain rasa lelah yang semakin menjadi, rasa dahaga pun Kian menambah keinginanku untuk beralih ke sana.meski aku tidak akan bisa makan dan minum dengan tenang, namun mengisi kembali energiku Yang sudah banyak terkuras apa salahnya?dan kurasa aku akan membutuhkan lebih banyak tenaga setelah ini, entah bayangan apa yang sedang kupikirkan hingga aku memprediksinya seperti itu.

Aku memelankan langkahku sebelum benar-benar menapaki koridor yang menuju arah kantin.perhatianku melesat kepada dua sosok yang sedang berdiri di belakang sebuah bangunan gudang yang terletak sekitar 10 meter dari kantin. tadinya aku tak begitu yakin jika itu adalah han jaera, namun rambut merah gelap nya membuat keyakinanku semakin sempurna.Aku berjalan merambat kearah mereka, bersembunyi di balik sebuah pilar besar dan tanpa pikir pikir lagi menguping pembicaraan mereka dengan tidak sopan nya.

"sudah cukup, han jaera !"

"tidak, tunggu, aku belum selesai bicara! kenapa kamu lebih membela pria itu dibanding aku? bukankah kau sudah paham bagaimana hubungan kita di masa depan?"

"aku tahu, tapi ini sama sekali bukan urusanmu."

"apa? jadi mempermalukanku demi pria itu sama sekali bukan urusanku? Oke, bagaimana kalau aku adukan ini pada kakakmu? apa kau tidak merasa takut?"

"BERHENTI MENGURUSI KU, JAERA!!!!"

pundak Jungkook terlihat naik turun setelah membentak keras, membuat wajah pria itu seketika pucat dan memilu.setali tiga uang dengan ku aku membulatkan mataku sembari membungkam mulutku dengan tangan.

"bisakah kau diam saja demi hubungan kita?"

lanjut Jungkook menatap arah ke wajah pria itu sebelum akhirnya berpaling dan meninggalkannya.

kini tinggallah han jaera dengan kebisuan nya yang cukup membuatku memahami apa yang sedang ia rasakan saat ini. pahit.jelas pria itu akan merasakan pahit, terhina setelah sebuah bentakan yang dilayangkan padanya beberapa detik yang lalu. jadi apa sekarang? apakah mereka diam-diam memiliki hubungan spesial seperti.....pacaran atau mungkin mereka dijodohkan? lalu mengapa selama ini dia selalu diam saat seluruh kelas menjodohkanku dengan Jungkook bahkan dia sendiri memanggilku dengan sebutan kekasih Jungkook?

💜💜💜💜💜💜💜💜

"apa? ahahahahaha.... bagaimana mungkin aku merindukannya? bibi suka sekali bercanda ya? Ehmmm.....Aku akan tidur, apa bibi bisa meninggalkan ku sekarang? "

"jika ada sesuatu yang terasa mengganjal, sebaiknya Tuan katakan pada saya. selamat malam.... mimpi indah, tuan. "

satu anggukan kepalaku mengakhiri pembicaraanku dengan bibi choi.wanita paruh baya itu kemudian pergi setelah menutup pintunya perlahan, nyaris tanpa suara.aku lantas merebahkan tubuhku dengan pasrah di atas tempat tidurku, menerawang pandanganku pada langit-langit kamar yang terbias cahaya kuning lampu tidur.aku mengedipkan mata berkali-kali, mengubah posisi miring ke samping kanan lalu ke samping kiri, mencoba menghindari gejolak aneh yang selalu membayangi perasaanku.

hei,Ada apa denganku?

kenapa aku semakin tak memahami diriku sendiri?

rindu?

aku merindukan Yoongi?

rindu dalam hal apa?

apakah itu alasan aku selalu bisa memaafkan semua perbuatannya setelah bertemu kembali dengannya?

apakah itu alasan aku memandangi nama kontaknya dari handphone-ku seharian?

apakah itu alasan hari-hariku yang tak juga membaik?

apakah itu alasan aku bisa bertahan tinggal di rumah ini meskipun aku disiksa?

oh my.....

" tae hyung aahh??"

jungkook menepuk pundakku dari arah belakang.

aku terperanjat dari lamunan ku menyadari kehadiran Jungkook yang kini sudah beralih duduk di kursi hadapanku.rambutnya sedikit basah di bagian dahi mungkin itu akibat semangatnya saat di lapangan baseball.

"kamu kemana saja? aku mencarimu di tempat biasa tapi tidak ada.bukankah aku sudah meminta mu menunggu? "

lanjutnya bersuara kecewa.

aku menatap meja yang masih kosong di antara kami tanpa berniat menanyakan tentang apa yang baru saja aku lihat di belakang bangunan gudang.

" A-aku sudah lapar, jadi aku pikir aku makan dulu sambil menunggu mu.maaf."

" Aiiisshhhh....!"

satu tangan Jungkook tiba-tiba mengacak-ngacak poniku hingga berantakan.

"kenapa minta maaf? kalau lapar aku malah akan merasa bersalah karena membuatmu menunggu ku.jadi..... mana makananmu? "

Bodoh!

kenapa aku berbohong tanpa memikirkannya terlebih dahulu? pesan makanan? bahkan aku sendiri lupa akan rasa laparku.

"ah itu.... aku sudah menghabiskannya. Aku baru saja meletakkan nampan nya ke konter. "

jawab ku sambil merapikan poniku,gugup.

Jungkook menatapku bingung, mengerucutkan bibirnya ke samping.

"aneh. tidak biasanya kamu makan tanpa aku meski kau sangat kelaparan sekalipun. apa ini karena pengaruh di lapangan? sudahlah, jangan pikirkan kata-kata han jaera. kamu tahu dia orang seperti apa kan? kalau begitu.... aku akan pesan makanan. "

suara derit kursi terdengar nyaring ketika jungkook memundurkan kursinya untuk beranjak.

dia pun melenggangkan kakinya ke arah counter makanan dan kembali lagi dengan membawa nampan berisi menu makan siangnya.tanpa perhitungan dia meletakkan nampan tersebut dengan kasar hingga menimbulkan suara, disusul makanan ringan dan 2 botol jus yang ia diletakkan di hadapanku.hahh...dia selalu bertingkah asal-asalan dibalik wajah tampannya, seperti tidak serasi dengan kepribadian yang dia miliki.

"ini untukmu. makanlah selagi menunggu ku makan. "

pintanya sembari duduk.

"terima kasih."

meski begitu, dia adalah seseorang yang menunjukkan kebaikan yang dia miliki dengan apa adanya. tanpa dibuat-buat. seperti yang selalu ia lakukan terhadap ku. setiap hari setiap kali kami bertemu, perhatian Jungkook selalu mengalir di seluruh tubuh ku.

" Aahh?"

kejut Jungkook mengangkat tangannya yang sedang memegang sendok.

"sebentar lagi kamu ulang tahun kan? kenapa kamu tidak bilang padaku kalau akan diadakan pesta besar? justru aku mengetahuinya dari ayahku."

"ayahmu?"

"iya, dia bilang dia mendapat undangan ulang tahunmu dan secara khusus menjadi tamu kehormatan.oiya,kakak kakakku juga akan datang, jadi bersiaplah untuk ku perkenalkan dengan mereka. "

"oh begitu? aku juga tidak tahu jika akan diadakan pesta sebelumnya, malah.... aku sudah lupa dengan ulang tahunku sendiri. "

percakapan kami berjalan tak seperti yang aku harapkan. Jungkook sama sekali tidak membahas mengenai pertemuannya dengan han jaera, ataupun hubungan yang mereka miliki.

apa ini?

jadi mereka benar-benar memiliki hubungan yang di sembunyikan dariku?

memangnya kenapa?

toh, aku dan jungkook hanya berteman meski akhir-akhir ini hubungan kami sedikit menjauh.ya, menjauh lantaran keegoisanku karena dengan sengaja menghindarinya. dan itu karena pengaruh kejadian di mana yoongi hampir mencabuliku di malam paling brengsek tempo hari.

💜💜💜💜💜💜💜

ini sudah hari ke-14, yoongi tidak pernah pulang atau sekedar mampir mengambil sesuatu untuk urusan pekerjaannya. dan aku.... serasa kehilangan sikap untuk mengatasi hari yang terus berjalan lambat tanpanya.

apa ini?

apa ini jawabannya?

benar aku merindukan yoongi,si pria kejam itu.

Lalu apakah aku sudah gila karena itu?

tidak, ini tidak mungkin benar.aku yakin aku hanya terlalu memikirkan kejadian di malam itu sehingga aku terus terbayangi oleh yoongi.

kualihkan pandanganku pada suara gemuruh hentakan kaki yang tengah memasuki ruang latihan. itu adalah sang pelatih dansa yang sedang berjalan di belakang pengawal yang sedang mengantar nya.sekretaris Han yang mengirimnya khusus untuk melatihku cara berdansa untuk acara pesta ulang tahunku nanti. jujur aku sama sekali tak berminat melakukan dansa,Karena aku tahu aku akan bersentuhan dengan laki-laki yang tidak ku kenal dan aku tidak cocok untuk itu.

selain pelatih dansa sekretaris han turut mendatangkan seorang instruktur kepribadian setiap 2 hari sekali untuk melatih cara bertata krama, yang jujur saja sangat membuatku muak. Aku tidak mengerti dengan orang kaya yang terlalu banyak tuntutan.,oh,seandainya saja aku bisa kembali pada kehidupan sederhanaku, dimana makanan tidak akan menjadi serumit pelajaran karena tata letak garpu, pisau dan sendok yang diurutkan.sekretaris Han, sampai kapan aku harus melakukan pelatihan ini, sementara aku hanya ingin tahu tentang yoongi melebihi pelatihan-pelatihan ini.tentang Di manakah keberadaan nya saat ini, kenapa dia tidak pulang, dan kapan dia akan pulang?

"Tuan ingin tambah minumnya lagi?"

pertanyaan bibi choi membuyarkan kebekuanku yang sedang makan malam di meja makan.

aku menggeleng ringan menatapnya.

"tidak bi."

sosok ibu itu tiba-tiba duduk di sampingku setelah menggeser kursinya beberapa centi ke arahku.

"apa ada yang ingin Tuan katakan?"

pandanganku lagi-lagi beralih padanya, berusaha menangkap maksud dari pertanyaan yang dilontarkan dengan lirih.

"tidak bi, aku hanya lelah dengan kegiatanku akhir-akhir ini."

"tuan muda yoongi masih berada di Incheon, mungkin beliau akan kembali saat pesta ulang tahun tuan muda."

kalimat bibi choi menuai rasa kekaguman ku lantaran berhasil meluluh lantahkan penyangkalan ku. entah bagaimana bibi choi mampu membaca pikiran serta perasaan yang sedang kualami. aku meletakkan asal sendok dan garpu ke atas piring, Tak habis pikir dengan bibi choi.

"kenapa... kenapa bibi mengatakan itu padaku? "

"saya tahu Tuan muda ingin menanyakan kabar Tuan yoongi.tuan, apakah saya boleh memberikan pendapat? "

senyum bibi choi menggaris sempurna di wajah bulat nya yang ramah.

"Tuan tampak murung belakangan ini dan saya tidak tahu apa penyebabnya. namun setelah melihat gerak-gerik Tuan kini saya begitu paham jika sebenarnya Tuan sedang merindukan Tuan yoongi."

"....A-APA?"

"Tuan muda pernah bilang jika Tuan tidak mengetahui alasan Tuan bertahan tinggal di rumah ini meskipun tidak bahagia, Tuan juga bilang jika Tuan ingin cepat-cepat menghubungi Tuan yoongi dan bisa seharian hanya memandangi kontak nama Tuan yoongi di handphone tuan muda. apakah Tuan muda sadar jika Tuan telah menempatkan tuan yoongi pada salah satu ruang di hati tuan muda? sebab itulah rasa rindu Tuan muncul dan berkembang menjadi rasa khawatir."

sontak aku berdiri hingga menimbulkan suara derit kursi yang bergeser secara kasar.kepalaku pun dipenuhi amarah yang tak terbendung lantaran statement bibi choi yang cukup membidik. Aku tidak mengerti bagaimana seseorang begitu memahamiku sejauh itu.

"hal gila apa yang baru saja bibi bicarakan? apa menurut bibi aku akan merindukan pria yang sudah menyiksaku

?Yang benar saja!!!"

runtuh sudah tata krama Yang Ku pelajari Karena kini aku berani membanting lap kain ke atas meja.

"Aku tidak akan pernah merindukan yoongi atau pun jatuh cinta padanya!!! bagaimana bisa aku jatuh cinta kepada seorang pria.terlebih merindukan seorang pria?dan lagi dia kakakku.bukankah yang bibi katakan adalah hal konyol."

"maaf tuan muda, tapi bukan mulut tuan muda yang bisa menentukan nya melainkan...."

nanar mataku tak henti menusuk wajah bibi choi yang memutus ucapannya.satu tarikan nafas kemudian dia kembali menyambungnya dengan kepercayaan diri yang entah ia dapat dari mana.

"..... melainkan hati tuan muda. hati Tuan lah, Yang menentukannya. "

DEG....DEG.....DEG.....DEG.....

semua dunia di dalam mataku seakan menjauh ketika lontaran kata-kata terakhir dari bibi choi yang tak bertanggung jawab mengintimidasi perasaanku.

perlahan mereka menghianati kehidupanku, menganggapku tak layak mendapat satu pun toleransi.

Demi Tuhan dan demi almarhum ibu ku, aku mau minta maaf atas hati yang tanpa pernah dididik ini karena telah memutar balikkan fakta yang begitu nyata hingga membuat dunia ini mengutukku.

fakta yang bahkan orang lain seperti bibi choi begitu tahu dan merasakannya.

fakta yang tidak pernah kusadari sebelumnya.

fakta yang bahkan tak pernah terpikir akan ku alami.

fakta tentang perasaan rindu dan sesuatu yang masih jijik untukku sebutkan.

yaitu cinta?

Hei dhinda fellicia here

Wait for another chapter, okay?

We will update soon.

Don't forget vote, like and coment juseyoooo.....


クリエイターの想い
Dhinda_Felicia Dhinda_Felicia

wah, udah kelamaan banget ya aku nggak update ʕ´• ᴥ•̥`ʔ maaf deh habis aku lagi ada urusan di reallife.(╥﹏╥) tapi mohon jangan tinggalin ini cerita, tetap vote dan comment kalian yang aku tunggu buat semangatin aku...( ˘ ³˘)♥ dan untuk @ai6955 thank untuk komennya dan sudah menunggu story saya ʕっ•ᴥ•ʔっ

next chapter
Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C9
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン