アプリをダウンロード
97.43% Locked Away [SERIES 3] / Chapter 38: 37

章 38: 37

"Citraa.." panggil Irham di dalam kamar, mau tak mau Ia harus menyusul sang istri yang sedang dalam mode ngambek pada nya. "Aku capek, jangan ngambek dulu ya." Bujuk nya pada sang istri yang kini duduk di depan meja rias.

"Siapa juga yang ngambek." Sahut Citra datar.

Irham berdecak gemas lalu mengusap kepala istrinya lembut, "Jangan gitu, Sayang." Ujar Irham dengan suara lembut, "Bukan nggak mau ngabarin, tapi aku kan kerja."

"Iya Irham!" balas Citra kemudian membalikkan badan nya, "Tapi tolong, sekali aja kalau kamu di luar kota kasih kabar ke aku, kamu baik-baik aja. Cukup. Aku hampir mati disini karena khawatir suami aku nggak ada kabar. Kalau kamu kenapa-napa gimana?!" tanya Citra judes.

Irham menelan ludah nya susah payah, saat Citra berbicara dengan nada ketus dan tidak memanggil nya dengan sebutan 'Kakak' seperti biasa. "Ya kali kamu nggak ada waktu barang 20 detik aja buat WA aku kalau kamu baik-baik aja, chat aja cukup." Tambah Citra lagi.

Mendengar omelan dari sang istri menampar Irham sangat keras, Irham merasa gagal menjadi pria beristri. Seharusnya Ia paham saat sudah berpasangan dan berumahtangga, ada seseorang yang selalu menunggu kehadiran nya, saat mereka berjauhan maka orang itu akan menunggu kabar nya.

"Maaf, nggak akan kayak gitu lagi." ujar Irham penuh sesal.

"Janji itu sama diri kamu sendiri dulu, baru janji sama aku. Berkali-kali loh." Peringat Citra kemudian meninggalkan Irham sendiri di kamar, Citra melangkah ke kamar mandi.

Pertengkaran mereka pertama setelah menikah. Irham membuang nafas kasar lalu berbaring di lantai kamar, meresapi dingin nya lantai ke tubuhnya. Beberapa menit berlalu dengan pikiran nya berlalang buana entah kemana-mana.

Ia jadi ingat pertemuan nya pertama kali dengan si Cantik nya, kali pertama mereka ngopi bareng dan juga pulang bareng dengan motor bit legend nya. Kemudian mereka bertemu di acara pertunanganan Arkan dan banyak lagi bahkan sampai lamaran nya ditolak Citra.

Irham mencari celah, dimana Ia harus memperbaiki diri. Jangan sampai semua pertemuan mereka dan hubungan yang telah dibina ini menjadi hambar hanya karena salah satu dari mereka malas memperbaiki diri. Suatu hubungan adalah kerjasama dari dua pihak bukan? dirinya tahu, selama ini Citra selalu melakukan itu. Saat ada sedikit clash diantara mereka, Citra akan langsung mengutarakan nya.

"Ngapain tidur disitu? wudhu dulu sana, solat magrib." Tegur Citra saat melihat sang suami tergletak mengenaskan di lantai.

"Tapi jangan marah lagi…" sahut Irham dengan suara manja serta Bibirnya yang dimajukan.

"Iyaa," sahut Citra santai. "Maafin juga Citra ngomel-ngomel tadi."

"Sini peluk dulu?!" Irham merentangkan tangan nya ke atas meminta pelukan dari sang istri.

"Citra udah wudhu, udah ah sana." Tolak Citra sambil melototkan matanya. Dasar lelaki manja nya itu.

[***]

"Makan gan !" tawar Irhas pada Irham saat kakak sulung nya bergabung di ruang TV. Irhas dan Irsyad kompak menggelar karpet piknik di depan TV khusus agar bisa makan sambil lesehan.

"Nasi goreng mana dek?" tanya Irham saat melihat isi makanan yang sedang Irhas lahap, nasi berwarna coklat yang sudah dipastikan adalah nasi goreng, aroma gurih pedas nya sudha tercium.

"Kebon sirih, nasi goreng kambing dong." Sahut Irhas semangat lalu meneguk es jeruk nya. "Kak Citra mana?" tanya Irhas kemudian.

"Lagi pakai baju tuh di atas. Bentar lagi juga turun." Irham mulai mengeksekusi nasi goreng kambing yang diberi oleh Irhas, "Jatah gue berapa dah?" tanya Irham sambil membuka bukusnya.

"Satu lah." Jawab Jack yang juga bergabung bersama mereka, ada juga Rio kecil yang sedang disuapi oleh Jack. Bocah kecil itu sudah seperti surat dan perangko dengan Jack, nggak mau lepas kalau sudah bertemu.

Mulut Irham berdecak sebal, satu bungkus mana cukup bos.

"Itu Rio makan nasi goreng juga?" tanya Irham memperhatikan Rio kecil kemudian.

"Dikit aja, ini ada nasi putih nya kok." Tunjuk Jack pada piring disamping nya yang berisi nasi putih dan ayam goreng.

"Telaten lo jadi bapak buat Rio, nggak mau punya anak sendiri Jack?" puji Irham lalu bertanya sengaja mengusik sang sepupu yang selisih umur beberapa bulan saja dari nya itu.

"Et et et," dumel Jack menginterupsi, "Bacot bener lo pengantin baru. Siapa juga yang nggak mau punya anak sendiri, masalah nya gue nggak ada patner buat bikin nya." jelas Jack.

"Hahaha…" suara tawa mereka meledak setelah mendengar ucapan Jack.

"Tapi lo sering bawa cewek ke hotel gue lihat." Celetuk Irsyad kemudian.

"Buka-buka kartu gue lo jomblo, dieeemm.." tegur Jack sewot pada Irsyad. Pasalnya lelaki batu itu berbicara di waktu yang salah. Coba aja kalau diminta ngomong, Chef muda itu memilih untuk kabur saja dari pada buka mulut.

Suara tawa kembali terdengar dari mulut para lelaki dewasa itu. Kalau sudah ngumpul, tidak lengkap rasa nya kalau tidak saling meledek. Jack yang memang terkenal playboy sering jadi bahan bullyan dan kartu rahasianya selalu saja bocor di mulut Irsyad. Kedua lelaki itu bekerja di hotel yang sama, Jack sebagai direktur utama sedangkan Irsyad sebagai Head Chef.

Citra bergabung tak lama kemudian, Ia duduk di samping Irham. "Mau aku suapin?" tanya Irham pada Citra. Kepala sang istri langsung mengangguk sebagai jawaban nya.

"Nggak usah disini juga dong." Tegur Irhas sambil geleng-geleng. Pengantin baru di depan nya ini benar-benar sedang menguji iman dan ketahanan Irhas nih. Mau mesra-mesraan di depan jomblo sejak lahir seperti nya.

"Iri bilang bos !" balas Irham lalu menyuapi Citra. mengabaikan Irhas yang kini emnatap horror pada pasangan mabuk asmara itu.

"Bukan nya tadi kalian marahan ya?" tanya Cindy yang datang entah dari sudut mana. Bisa aja itu emak-emak. "Kok cepat banget baikan nya?" heran nya saat melihat anak dan mantu nya kini makan bersama, malah pakai acara disuapin pula.

"Ibu mah gituuu.." keluh Irham. Ibu nya selalu lunak pada istrinya, sejak entah kapan Irham selalu diperlakukan sebagai anak tiri oleh Cindy saat dirinya bersama dengan Citra.

"Ibu nanya kok." Bela Cindy.

"Nggak ada Bu, kami baik-baik aja kok." Sahut Citra kalem, "Kak Irham udah insaf, Insya Allah."

"Bagus deh," sahut nya lega. Ia mengusap kepala Citra dan Irham lembut, "Baik-baik ya nak dalam berumah tangga. Jadi suami-istri itu nggak mudah, tapi kalian harus selalu mencoba bertahan dan mencari solusi dari setiap masalah. Semua bisa diomongin." Nasihat nya.

"Ibu mau makan juga?" tanya Irsyad pada Cindy saat sang Ibu selesai dengan sesi nasihatnya.

"Nggak usah, ibu mau nge-date sama Abi. Mau ke restoran Gio."

"Huuuuuuuu…" sorak anak lelaki nya usil. "Ingat umur Buu.." ledek Irhas.

Ada perasaan senang yang berbeda saat mendengar mertuanya akan pergi nge-date sebentar lagi. like, mereka itu sudah berumur tapi masih saja makan bersama diluar pada malam-malam tertentu. Kemesraan yang selalu mereka jaga seperti anak muda yang masih berpacaran. Belum lagi kalau kemana-mana, tangan mertuanya selalu bertautan.

Citra ingin jenis pernikahan yang seperti itu juga, berpacaran hingga masa tua.

"Abi sam Ibu mesra banget." Bisik Citra pada suaminya saat mertuanya pamit keluar rumah.

Irham tersenyum simpul, "Wajarlah, mereka nggak sempat pacaran lama. Katanya mau balas dendam nya seumur hidup. Pacaran hingga akhir hayat dengan pasangan halal nya."

"Oooww…so sweet."

"Kita juga bisa kok Cit, mungkin dengan cara yang berbeda dan hal yang berbeda pula." Sahut Irham sambil menyelam dalam kedua kedua mata istrinya.

"Contoh nya?" tanya Citra.

"Keliling kota naik motor."

Citra mengangguk setuju, "Menarik."

[***]


next chapter
Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C38
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン