アプリをダウンロード
60% Laskar Dewa Series Sitija (Sang Yadawa Terakhir) / Chapter 63: Operasi Laskar Dewa Bag V

章 63: Operasi Laskar Dewa Bag V

Anchakagra, Yayahgriwa, Maudara, dan Amisundha memberikan Penghormatan, Setelah Para Perwira dan semuanya Membalas.Mereka Berempat terbang mengambang di Udara.Kemudian Melesat Menuju Angkasa.Puluhan Sirine Mobil Bersuara Meninggalkan Markas. Mereka Berempat akhirnya Menuju kearah Di Tol Kualanamu. Mereka Berempat Melihat dari Angkasa Enam Kontainer melintas beserta Empat Mobil Penumpang.

"Pak...,Kami melihat Enam Kontainer dan Empat mobil Pengawal Dari Atas sini…"kata Anchakagra Menghubungi seseorang.

"Baik Saudara Anchakagra.Tadi Ada laporan dari Saudara Bhoma Jika Disetiap Didalam Kontainer di depan Berisi Sekitar 22 Orang.20 diantaranya Adalah Sandera. Mereka Semuanya adalah Wanita termasuk Lettu Dyah.Kontainer Itu tadi Persis di Depan Anda semua.Didalam Kontainer Dijaga Dua Anak Buah Tersangka Igor yang membawa Senjata berjenis Senapan Mesin Ringan…"Suara Kapten Deni terdengar sangat jauh.

"Apakah Ada yang membutuhkan Bantuanku...!"Kata Suara Dibelakang Mereka. Mereka Menoleh sambil Mengangguk Sosok yang berpakaian sama seperti mereka akhirnya bergabung.

"Akhirnya Lengkap Sudah Walaupun kurang Satu,Ehh …Kenapa Kakang Pancatyana Ikut Kita.Tadi Katanya Kakang Sudah Tidur,kata Letda Aris…,?"Tanya Anchakagra kearah Sosok itu yang ternyata adalah Pancatyana.

Mereka mengobrol sambil Terbang dengan menjaga jarak mengikuti target sasaran.

"Aku Tidur Sebentar, Tapi Aku Tiba-tiba Terjaga.Lalu Aku Berpamitan jalan -jalan sebentar Ke Letda Aris.Tapi Begitu Aku mendapat tempat sepi, Aku Berpikir Bahwa Lebih Baik Aku mencari dan membantu Kalian semua Adi.Apakah Ada Cara Untuk Menghentikan Mereka,Adi Anchakagra.Dua Diantara Kita Terbang Mendekati Kontainer Paling Belakang.Sedangkan tiga Diantara Kita, Menjauhkan Mobil Pengawal Paling Belakang.Setelah itu Kita Bantu Yang Mendekati Kontainer,Apakah bisa Dipahami…?"Kata Pancatyana kepada Keempat Saudaranya.

"Caranya,bagaimana Kakang?"Tanya Amisundha.

Pancatyana Tersenyum Kearah Adik -adiknya.

"Tiga Mobil Pengawal paling Belakang,Kita akan Angkat Dengan Tenaga Triwikrama Kita.Lalu Kita Lemparkan kearah Tengah Laut.Bagaimana,Adi Maudara, Adi Amisundha dan Aku yang Akan Melakukannya.Sedangkan Adi Anchakagra dan Adi Yayahgriwa Kalian Bergiliran Mendekati Kontainer paling belakang. Begitu Kalian bisa Menghancurkan Pintu Belakang Kontainer, Lalu Buang.Dan Segera habisi Dua Pengawal Di dalam situ.Satu Diantara Kalian Kearah Depan.Habisi juga Sopir Lalu Berhentikan Kontainer.Dan Terus Berlanjut kearah Depan secara Bergantian.Karena Aku tadi Bertemu Dengan Kapten Deni dan Letda Nadya. Aku sudah Meminta Rombongan Di belakang Kita untuk Mematikan Sirine.He …He… He … "Kata Pancatyana Sambil Tersenyum licik.

"BwaHa…ha…Hha…"Amisundha tertawa agak keras Lalu Dibungkam Oleh Saudara disebelahnya.

"Sssttt…,Bisa Direm Ketawanya…!"Kata Maudara sambil Berbisik kearah Amisundha. Amisundha pun Mengangguk pelan.

"Aku tadi Tertawa Lihat Mukanya Kakang Pancatyana Pas Menyeringai,Seperti Tokoh Ibu -ibu Cantik genit tapi jahat Di Sinetron TiPi Bewarna.Pfff…pfff…Pfff…"jawab Amisundha sambil tertawa tapi menutupi mulutnya dengan tangan kanannya.

"Nanti saja Bahas Sinetronnya,Kita lakukan Sekarang Adi…!"Kata Pancatyana Kearah Maudara. Maudara Pun Mengangguk.

Pancatyana, Maudara dan Amisundha mendarat Seketika Merubah Wujudnya Menjadi Raksasa. Dan Mereka Melakukan Apa yang tadi Mereka Rencanakan. Pancatyana, Maudara dan Amisundha Bergantian mengangkat Keempat Mobil Dengan Tenaga Triwikrama (Merubah Diri Mereka Menjadi Sosok Raksasa)dan Membawa Terbang. Lalu Melemparkan Mobil -Mobil Berisi Anak Buah Igor kearah Laut. Sedangkan Anchakagra dan Yayahgriwa Bergiliran Mendekati Kontainer paling belakang. Yayahgriwa Menghancurkan Pintu Belakang Kontainer,Serta menghabisi Dua Pengawal Di dalam Kontainer.Dengan Pukulan Tangan Kosong Yayahgriwa berhasil Menumbangkan Lawannya Hingga tewas.Sedangkan Anchakagra mendarat Diatas Kontainer dan menuju Kearah Depan. Lalu Menghabisi Anak Buah Igor Yang menjadi Sopir Kontainer dengan Menembak kepalanya Menggunakan Pistol Berperedam.Sampai Akhirnya menghentikan Kontainer.Mereka terus Melakukan hingga kearah Kontainer terdepan.Setelah Menyelesaikan Tugasnya Anchakagra Segera menghubungi Kapten Deni Untuk segera Mendekati Lokasi Untuk Mengevakuasi Mayat Anak Buah Igor Baik Berada Di dalam Kontainer ataupun Yang Bergelimpangan di jalan. Berikut Mengamankan Para Wanita yang berada didalam Kontainer.Sedangkan Mereka Berempat Mencari Lettu Dyah. Sambil Menurunkan Serta menanyai Para Wanita yang Menjadi Sandera Di dalam Kontainer dengan menunjukkan Fotonya. Tiba -tiba Ada Seorang Wanita menghampiri Mereka Berempat.

"Abang-abang Mencari Siapa…?"tanya Wanita itu.

"Permisi, Kak.Apakah Kakak Melihat Wanita di foto Ini?"Tanya Anchakagra kearah si Wanita.

"Ini Kak Ditha...!"kata Wanita Itu.

Anchakagra terheran sambil Mengernyitkan alis Sebentar. Tapi Dia Segera Sadar Kalau Nama Belakang Lettu Dyah adalah Pramuditha.

"Ditha…,Oh Iya...Ditha…Kakak.Dimana Saya Bisa Mencarinya Diantara Kakak -kakak semua...?"tanya Anchakagra.

"Kasihan Dia,Abang.Karena semenjak Dipegang Sama Si Jahanam Mister Igor dan Dicky.Kak Ditha Selalu Disiksa dengan cara Disuntik sama cairan hingga tak sadarkan Diri,Bang.Tadi Kita Turun sendiri Semuanya, Bang.Maksud Saya, Saya ingin mencari pertolongan Buat Kak Ditha.Kak Ditha ada Di Kontainer nomor Tiga dari Sini..."kata Sang Wanita.

"Terimakasih, Kak…" jawab Anchakagra Seraya Menyatukan kedua telapak tangan kearah Si Wanita.

Lalu Mereka Berempat berlari Kecil kearah Kontainer. yang dituju. Amisundha Segera Melompat Melihat Banyak Kerumunan Wanita mengelilingi Sesuatu.

"Permisi, Kakak.Apa yang sedang terjadi...?"tanya Amisundha kearah kerumunan Wanita itu.

"Bang...!,Tolong Kasihan ini Teman Kami…"Kata Salah Seorang Wanita menunjuk kearah Sosok Wanita lain yang tak sadarkan diri.

Anchakagra segera mendekati Sosok itu Dia Mengamati Wajah Wanita cantik yang sedang Tak sadarkan diri dihadapannya. Dengan Sigap Anchakagra segera Menggendong Wanita itu lalu Memangku Tubuhnya.

"Kakak, Silahkan Kakak-kakak Turun Satu persatu,Biar nanti Dibantu Adik-adik saya…"Kata Yayahgriwa kearah Semua Wanita yang Ada Disitu. Dan Para Sandera Wanita itupun menuruti Kata Yayahgriwa.

"Apa yang terjadi dengan Ibu Dyah,Kakang…?"tanya Maudara.

"Ini Masalah Kecil Buat Makhluk seperti Kita,Tapi Bagi Manusia Bisa -bisa Nona ini kehilangan Nyawa…!"kata Anchakagra tersenyum.

Anchakagra Memeriksa Lengan Lettu Dyah. Disana Banyak sekali Bekas lebam. Lalu Anchakagra Segera Memejamkan Kedua Matanya. Kemudian memegang Lengan Lettu Dyah yang tak sadarkan diri. Tiba -tiba Dibanyak bekas lebam di lengan Lettu Dyah mengeluarkan Banyak Cairan seperti air. Air Itu mengalir melewati lengan mulus Lettu Dyah.

Seketika Lettu Dyah Membuka matanya perlahan.

"Jangan Bergerak banyak dulu, Ibu Dyah. Tubuh Ibu Masih sangat lemah…"kata Anchakagra kearah Lettu Dyah.

"Siapa…,Kalian…?"tanya Lettu Dyah dengan pandangan setengah sadar.

"Kami adalah Anak Buah Ibu Dyah.Sambil menunggu bantuan Sebaiknya Ibu beristirahat dulu…!"jelas Anchakagra. Lettu Dyah mengangguk pelan sambil tersenyum kearah Keempat Anak buahnya.

Tak Berselang lama Dokter Astrid segera menghampiri Mereka. dengan Membawa Selimut untuk Lettu Dyah.Lalu mereka Segera Menuju kearah Mobil Ambulance. Membaringkan Lettu Dyah diatas Ranjang Gelinding. Kemudian Menunggu Petugas membawanya kearah Ambulance.

Bhoma yang Baru datang melihat dari Kejauhan. Keberadaannya segera Diketahui oleh Keempat Pamannya. Mereka Berempat Terbang menghampiri Bhoma.

"Aku kalah Cepat dengan Paman Pancatyana..."Kata Bhoma kearah keempat Pamannya sambil membuka masker seraya Tersenyum.

"Kakang Pancatyana Sudah Kembali kearah Hotel.Tadi Letda Aris Telepon Ingin mengajaknya Begadang sambil menunggu Nona Natasha sampai terjaga,Katanya…!"jelas Yayahgriwa.

"Iya paling Juga Besok Siang kemungkinan Nona Natasha bangun. Pasti Dia mencari Kamu, Ngger…?"kata Maudara.

"Soalnya Pingsannya Sama Kamu,Pas Melek sama Kakang Pancatyana.He…He…He…"kata Amisundha sambil terkekeh.

"Kenapa,Ngiri kamu…,Sewot iya…,Pingin…?!"kata Maudara kearah Amisundha.

"Iya, Tidak Begitu...?" kata Amisundha sambil menggaruk-garuk Rambut di belakang kepalanya.

"Maksudmu,Tidak begitu yang Bagaimana…?"Tanya Anchakagra kearah Amisundha.

"Iya Tidak Begitu Menolak,maksudnya.Terus Kok Umpama Di Ripit (Maksudnya Bahasa Inggris Repeat:Diulang)Wah Adegan Barusan Itu tadi yang pake Acara Mangku Wanita cantik.Itu Juga Bisa Membuat Jiwa Kelaki-lakian Saya Sedikit Mbeldoss.Bahasa Indonesianya Mbeldoss itu Apa iya…?"tanya Amisundha menggaruk -garuk Rambut Di Belakang kepalanya lagi.

Membuat Bhoma Tertawa Terpingkal -pingkal melihat ulah salah satu Pamannya.

"MELEDAAAKKK…!!"Teriak Anchakagra ketelinga Adiknya.

"Iya Maksudnya seperti Itu.Jadi Begini, Loh …Heiii …Saya Belum Selesai Bicara kok Ditinggal …!"Kata Amisundha lalu Menoleh ke kiri dan kekanan Tapi Sudah Tidak Ada Orang di sekelilingnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C63
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン