Pancatyana tertawa terbahak-bahak terlihat sangat Mengerikan.Tiba -tiba Ada Sosok lain yang membantu Pancatyana.
"Duarr…!" Terdengar kembali Suara ledakan besar.
Tembok Hancur berantakan persis berada Didepan Pancatyana.Pancatyana tersenyum Pada Akhirnya Bhoma pun segera bergabung dengan Pamannya.
"Aku Tahu pasti Paman akan sedikit kewalahan…?"Tanya Bhoma.
"Cuihh…,Memang Brengsek-brengsek ini Sedikit Merepotkan.Tapi Sekarang Sa'atnya, Kita Bikin Mereka Jadi Makanan para Cacing tanah…! " kata Pancatyana kearah Bhoma.
Bhoma mengangguk kearah Sang Paman.Seraya memberikan Dua Buah Golok Machete kearah Sang Paman.
"LUOOOHH…WADUOOHH…,Pistolku Kok Jadi Senjata Beginian, Acara Apa Lagi Ini…,Kamu Habis Ke Pande Besi Apa ,Ngger.Tadi Perasaan Kok Titip Pistol. Lah…,Kok Disulap Jadi Golok …!"Kata Pancatyana Tepuk Jidat Dan Terperanjat Kaget Sekaligus Heran.Membuatnya Langsung Pening Kepalanya melihat Ulah Sang Keponakan, Sambil Menggaruk -garuk Kepalanya.Seraya Dengan Muka Bingung Menunjuk Kearah Golok Machete Yang Akan Diberikan Padanya.
"Pistolnya Saya Buang, Paman.Mending Pake Golok, Biar Kelihatan Macho…,Kayak Pendekar.Ha…Ha…Ha…"Kata Bhoma Tersenyum Sambil Memainkan Kedua Alisnya, Lalu Bhoma Tertawa Kearah Sang Paman.
"Waduuohh…Oalah…,Ya Sudah…,Ayo…!"Kata Pancatyana Sambil Mengambil Golok Machete Pemberian Bhoma.Mereka berdua Langsung Berlari Kearah Musuh Didepannya.
Seperti Setan haus darah Pancatyana dan Bhoma mengamuk Sambil Terus Memburu dan membunuh Mereka yang mau menyerangnya.
Bunyi tembakan Senapan Serbu,Karabin Dan Pistol bertubi -tubi kearah Mereka Berdua seraya tak dihiraukan.Membuat Suasana Menjadi Ricuh dan terjadi Kegaduhan diluar kendali. Para Tamu Undangan yang semula menikmati Pesta malam itu. Mereka ketakutan berusaha Berlari Mencari Keselamatan menuju keluar dari Rumah Tersangka Dicky Tasman. Hampir puluhan Anak Buah Para Tersangka dibuat tumbang dan Mati dengan cara mengenaskan. Setiap Pukulan, Sabetan Golok dan tendangan yang dilancarkan Pancatyana dan Bhoma terdengar seperti bunyi letupan petasan. Membuat Banyak Tebaran Cahaya seperti kilatan sinar yang menyobek, menyayat dan memenggal apa saja yang ditemuinya.Banyak mayat Anak Buah Dicky Tasman dan Igor Medvedev bergelimpangan Dengan jasad tak utuh. Terlihat semua bagian badan yang tercerai berai berserakan di dalam Dirumah itu.
Bhoma yang mempunyai kecepatan laksana Kilat seperti menghentikan jalannya Waktu.Bhoma Melihat Banyak Puluhan anak buah musuhnya Seperti Mematung Diam tak Bergerak.Bhoma seperti berlari kecil menghampiri Mereka Satu persatu. Memukul keras kepala Begundal-begundal yang berada di depan Pancatyana yang juga mematung. Bhoma tersenyum melihat kepala Begundal anak Buah Dicky Tasman itu menggembung pelan.Seperti Balon yang diisi oleh udara dan pecah secara perlahan -lahan darah dan otaknya pun seakan terjatuh dalam keadaan beku. dan ketika disentuh oleh Bhoma Tetap dalam kondisi cair diantara jempol dan telunjuknya.
"Pukul Mereka sebanyak -banyaknya Ngger,Karena bagimu Mereka tak ubahnya seperti benda tak bergerak dan tak bernyawa..!"Seru Pancatyana.
Bhoma pun memilih satu demi satu musuh yang berhadapan dengannya dan Pancatyana.Bhoma terus memukul Satu, dua, tiga dan terus menerus Bhoma Membantai setiap sepuluh Anak buah Musuh yang bersenjata dan menyerang Mereka berdua hanya dalam Hitungan Menit.
"Paman, Biar Aku Habisi Sendiri Mereka…Pergilah Paman cari Dicky, Igor dan Jendral Alexei.Mereka hanya tersisa Sedikit...!!"ujar Bhoma seraya menoleh kearah Pancatyana .
"Baiklah, Ngger Sitija…!"Kata Pancatyana. Lalu Pancatyana Berlari Kearah dimana Tempat Dia disekap tadi.
Langkah Pancatyana terhenti Ketika memasuki Sebuah Ruangan. Karena didepannya Ada Lima Orang Asing Bertubuh Tinggi Kekar membawa Palu besar Menghalangi Jalannya. Dengan Setengah Berkacak pinggang Sambil Menggaruk -garuk Rambut Gondrongnya.Pancatyana Tertawa sambil menggeleng -gelengkan kepala.Mereka ikut Tertawa Dengan Nada Mengejek kearah Pancatyana. Pancatyana Menjatuhkan dua Goloknya ke tanah. Sambil memasang Kuda -kuda seraya tersenyum kearah Mereka Berlima.
Tak lama berselang Bhoma menyusul kearah Pancatyana.
"Menghabisi Mereka Memang Menyusahkan…,Eiits…Waduh...Siapa Lagi Mereka,Paman?"Tanya Bhoma kearah Pancatyana. Sambil menunjuk kearah Kelima Orang didepan Mereka kemudian berpura -pura kaget memegangi kedua pipinya.
"Ohh…Adiknya Igor,Teman Mainan Waktu masuk Playgroup…?!"jawab Pancatyana Tersenyum.
"OOoo…,Kalau Begitu Mungkin Si Dicky dan Igor Lagi mengajak jalan -jalan Jendral Alexei Naik Delman Istimewa dan Mereka pasti Duduk Dimuka…?"
"Iya…,Pasti Igor yang Duduk Di Muka.Disamping Pak Kusir yang sedang bekerja, Mengendarai Kuda Supaya Baik jalannya…!"
"Kalau Begitu Aku Susul Mereka,Paman. Jewer Mereka, Kalau Mereka Nakal.Dan Serahkan Rapotnya Pada Kepala Playgroup…!"Kata Bhoma seraya meninggalkan Mereka.Dengan bernyanyi lagu bermain anak -anak Indonesia sedikit bergumam.
Bhoma berlari kecil berjinjit sambil mengayun -ayunkan kedua tangannya kekiri dan kekanan mirip seperti Anak Perempuan kecil. Pancatyana tersenyum kearah Lima Pria asing Kekar berbadan Besar dihadapannya .Tiba -tiba Pancatyana mengurungkan kuda -kudanya. Dia mengangkat Kedua telapak tangannya. Kelima Lelaki Asing itupun tertawa terbahak -bahak melihat Ulah Pancatyana sambil menaruh Palu besar. Salah satu diantara Mereka berhenti tertawa. Pria Botak berwajah sangar itu mendekati Pancatyana. Dan …
"BUK…BUK…BUK…!!"
Pukulan Pria itupun menghujani tubuh Pancatyana. Seluruh Muka dan Tubuh Pancatyana Dihajar habis -habisan Oleh Sang Pria Tanpa Ada perlawanan. Mulut Pancatyana dan Hidungnya mulai mengeluarkan darah. Matanya lebam dan Dia merasa tulang Hidungnya juga mengalami patah. Pancatyana Melihat mereka dengan Menyeringai.
Teman -teman Sang Pria Itu juga Langsung membuat Lingkaran mengurung Pancatyana. Perasaan Mereka Mungkin Puas Melihat Sosok Pria Lemah. Yang Bisa Mereka Hajar Sepuasnya.Sosok Pria Lainnya mencoba Mengangkat Tubuh Pancatyana Tinggi seperti mengangkat Barbell berat dengan kedua tangannya. Lalu dihempaskan Kearah tembok. Pancatyana tertawa lalu Meringis sambil memuntahkan Darah. Salah Satunya mendekati Pancatyana kembali Dia menjambak Rambut panjangnya. Lalu menyeretnya seperti Hewan Pancatyana meringis kesakitan. Tapi Dia berpura -pura lemah dengan berusaha melepas Tangan kekar yang menjambak rambutnya. Tiba -Tiba …!
"PRAKKKK…!"Terdengar Seperti Tulang Kering yang Hancur.
Pancatyana Menjerit Memegangi Pergelangan Kaki kanannya yang Ternyata Telah dipukul menggunakan Palu Besar Oleh Pria Lainnya. Mereka semakin Tertawa terbahak -bahak Melihat Pancatyana yang kesakitan. Mereka tertawa Kemudian Memegangi kedua tangan Pancatyana. Seorang Yang memukul Dan meremukkan Tulang pergelangan Kaki kanannya. Sekarang Mengincar Pergelangan kaki Kirinya.Akhirnya Pancatyana berpura-pura Pingsan Dan Diseret Oleh Mereka Di Suatu Ruangan yang masih didaerah dalam Rumah Dicky Tasman.
Sementara itu Bhoma Melihat dari Angkasa dengan memeriksa keadaan disekitar. Dia kembali Kearah Markas Dengan Kekuatan Terbangnya yang Seperti Roket. Hanya Butuh Waktu Beberapa menit Bhoma Sudah Berada kembali Di Luar Bis Hitam yang Berada di halaman Markasnya.Melihat Dua Pimpinannya Bhoma Memberi Hormat sambil Mendarat secara perlahan. Brigjend Suta, A.K.B.P Wira Tersenyum kearah anak buahnya.
"Agen Bhoma,Ikut ke Kantor Saya…!"Kata Sang Pimpinan Brigjend Suta.
"SIAPP…PAK…!"Jawab Bhoma.
Lalu Mereka Berjalan kearah Kantor Pimpinan Mereka.Setelah Sampai Dan Memasuki Ruangan Kantor. Brigjend Suta segera Mempersilakan Duduk Wakil dan Anak Buahnya. Mereka Memberi Hormat Sebentar Lalu Melaksanakan Instruksi Sang Pimpinan.
"Untuk Sementara Misi ini Sudah Sesuai jalur.Tinggal Satu Misi lagi Yang harus Saudara Bhoma jalankan. Yaitu Menyusul Agen Anchakagra dan Lainnya kearah Sumatra.Tapi Saya yakin Agen Pancatyana Bisa Sendiri Mengatasi Masalahnya.Memang Target Operasi Kita Ini Dua orang yang Terkenal Sangat Licin,Sudah Banyak Jatuh Korban Baik Dari Agen Rahasia dari Kalangan Kita Maupun Dari Luar Negara yang Mau Meringkus Mereka. Saya Berharap Tidak ada Korban Nyawa lagi Untuk Meringkus Bajingan -bajingan Seperti Mereka. Saya Percaya Liga Perwira dan Ksatria Republik Indonesia Bisa Mengatasi Segala Bentuk Ancaman yang Bersifat Internal Maupun Eksternal. Kita Memang Diambang Dua Pilihan, Jika Sampai Salah satu Misi Ini mengalami Kegagalan. Kita tetap Akan dirugikan. Di Satu Sisi Kita Berusaha Menyelamatkan Sosok Orang Penting dari Negara Sahabat tapi Disisi Lainnya Kita Juga Tidak Mau Kehilangan Seorang Teman. Jika Letnan Ivana dan Brigjend Andrey Orlov Bisa Menyelamatkan Jendral Alexei dengan membayar Uang Tebusan. Bisa Dipastikan Jendral Alexei tetap Selamat tapi Lettu Dyah akan Dieksekusi oleh Bajingan -bajingan ini. Seandainya Uang Tebusan Itu Terlambat Hanya Dalam Tempo yang Ditentukan Maka Kita juga akan kehilangan keduanya. Besok Siang, Saya Sudah Menyiapkan Ticket Pesawat Terbang kearah Medan Buat Saudara Bhoma. Disana Akan Ada yang Menjemput Saudara Seseorang yang bernama Asisten Komisaris Perwira Raymond Panggabean. Sebab Menurut Informasi Yang didapat Lettu Dyah Disekap Di Sebuah Gudang Tua Di daerah Medan.Tugas Kalian Nanti Akan Ada Seseorang yang Mau memasukkan Kalian Bekerja Disana. Telusuri Keberadaan Lettu Dyah dan Igor. Kemungkinan Setelah Keluar Dari Rumah Dicky Besok Igor sudah berada disana.Apakah Saudara Paham …! "jelas Brigjend Suta.
"SIAP PAK…!,PAHAM…!"Seru Bhoma.
"Baiklah Hari Mau menjelang Pagi.Silahkan Saudara Bhoma Beristirahat...!"kata Brigjend Suta Mengakhiri Pertemuan sambil Melapangkan telapak tangan kanannya.