Juragan Sanusi menahan amarahnya, dia tidak bisa berkata apapun, dia hanya diam dan tidak berkata apapun, dia mengepalkan tangannya dengan kencang, dia ingin sekali menghajar mereka semuanya.
Juragan Sanusi masuk ke dalam mobil dan meninggalkan rumah sakit, dia sudah tidak mau bertemu dengan mereka semuanya. Tidak berapa lama, juragan tiba di rumahnya, dia ke luar dan berjalan ke arah dalam dan melihat istrinya yang memandangnya, namun dia cuek saja dan melewati istrinya begitu saja.
"Mana Benny, apa dia di kamar dia?" tanya juragan Sanusi kepada anak buahnya yang berdiri di depan pintu kamar Benny.
"Juragan Benny ada di kamarnya, sedangkan mbah dukun di kamarnya juragan," jawab anak buah juragan Sanusi dengan cepat.
"Panggil dia, ke sini, cepat," pinta juragan Sanusi untuk memanggil mbah dukun untuk ke kamar Benny.